Darurat Narkoba
Wantimpres Dalami Persoalan Narkoba di Kaltim dan Kaltara
Rombongan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menyambangi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Kaltim.
Penulis: Doan E Pardede |
Dan bukan hanya menyasar orang dewasa, generasi muda juga sudah mulai terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.
Dengan melihat fakta-fakta serta kendala yang ada di lapangan, diharapkan ada muncul solusi dan langkah-langkah penanganan yang cukup efektif.
Baca: 2 Hari Sebelum Overdosis, Ini yang Terjadi di Konser Demi Lovato
"Perlu ada upaya pencegahan dan penanggulangan yang serius. Korbannya kan sudah cukup banyak. Bayangkan saja, yang meninggal setiap hari itu 40 orang sampai 50 orang," ujarnya.
Yusuf juga sepakat bahwa penanganan masalah peredaran narkoba di Kaltim dan Kaltara memiliki tantangan tersendiri.
Dengan garis pantai serta adanya perbatasan antar negara, pengawasan menjadi tidak mudah.
Kondisi seperti ini juga tentunya berkontribusi terhadap mudahnya narkoba masuk melalui Kaltim. Dengan adanya kajian, peluang masuknya narkoba juga diharapkan bisa semakin tertutup.
Satu hal yang juga perlu menjadi catatan bagi Kemenkumham, kata Yusuf, perbedaan penanganan antara narapidana (napi) pengguna dan bandar narkoba juga harus jelas.
Untuk napi memang harus dihukum sesuai ketentuan yang berlaku. N
amun untuk pengguna, sebaiknya direhabilitasi untuk bisa meninggalkan narkoba.
Salah satu fakta yang cukup menggelitik, tidak adanya perbedaan penanganan justru membuat membuat masalah narkoba kian meresahkan.
Bukan berubah menjadi lebih baik, napi yang dulunya biasa-biasa, atau hanya pengguna, malah menjadi lebih lihai atau mahir ketika sudah selesai menjalani masa hukum dan keluar dari penjara.
Untuk itulah, kata dia, perlu satu upaya pencegahan dan penanggulangan yang efektif, agar kasus-kasus narkoba ini bisa menurun.
Dan terpenting, ada upaya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba.
"Kalau kita terus menambah Rutan atau Lapas juga nggak mungkin. Itu pasti bicara masalah anggaran lagi," ujarnya. (*)