Suhu di Makkah Capai 53 Derajat Celsius, Jamaah Lansia Rentan Alami Problem Psikis

Sementara itu, bila kita menemukan pasien yang stres, Huda menganjurkan agar segera menolongnya dengan memberikan kenyamanan

Tribun Kaltim/Fachmi Rachman
Petugas avsec bandara sams sepinggan Balikpapan melakukan periksaan barang bawaan jemaah yang tidak sesuai dengan regulasi penerbangan internasional di gedung jabal Noor asrama haji batakan Balikpapan, Jumat (27/7/2018). 

TRIBUNKALTIM.CO - Orang tua rentan terhadap perubahan situasi baik perubahan eksternal seperti perubahan lingkungan maupun perubahan internal seperti perubahan situasi dalam tubuh misalkan kekurangan cairan.

Kerentanan akan semakin tinggi bagi jamaah yang memiliki penyakit yang menyertainya. Ini akan meningkatkan stress bagi jemaah tersebut.

Demikian disampaikan dr Miftakhul Huda Sp KJ yang menangani pasien psikiatri di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah.

Jenis kelamin yang paling banyak dirawat adalah laki laki. Jamaah yang masih dirawat pada hari ini sebanyak 6 pasien.

Kasus psikiatri umumnya dipicu oleh kondisi sosial dan lingkungan yang sangat berbeda antara Saudi dan Indonesia.

Banyak jamaah haji harus beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi sosial yang baru.

Selain itu dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan jamaah haji mengalami perubahan tingkah laku.

 

Baca juga:
 
 

Jika sudah mengalami gangguan psikiatri yang berat maka dapat dipastikan jamaah haji akan digantikan dan tidak bisa menjalankan ibadahnya dengan baik.

Huda menyatakan bahwa pasien psikiatri sebagian besar berumur di atas 60 tahun.

Menurutnya, para Lansia ini tidak mudah untuk beradaptasi dan belajar hal-hal baru.

“Kita tidak dapat mengatakan pasien itu dimensia sebelum diperiksa. Bisa saja dia ke sini karena gangguan adaptasi atau culture shock syndrom. Perbedaan antara kondisi di Indonesia dengan kondisi di sini. Mereka ke sini bertemu dengan kebiasaan dan budaya yang berbeda,” kata Huda.

Kita saja yang usia dewasa sering kesulitan untuk menerima modernisasi alat komunikasi seperti handphone yang lebih canggih, tambah Huda.

Huda mencontohkan beberapa kondisi yang memerlukan adaptasi dalam waktu cepat, misalnya penggunaan toilet, bentuk hotel dan kamar hotel yang sama.

“Mereka sulit mengenali. Susah mengingat pintu-pintu yang sama. Apalagi mengingat pintu keluar di masjid nomor berapa. Mereka seringkali lupa dan bingung,” jelas Huda.

Huda mengimbau, ketika sampai di Tanah Suci jamaah harus tenang. Semua yang ada di sini sudah disiapkan.

“Tidak usah khawatir, yang penting jangan terpisah dari rombongan. Kalau ada masalah kesehatan di sini bisa tanya petugas karena kita ada di sekitar Nabawi,” ujar Huda.

Suhu di Makkah pada saat di Armina akan mencapai kurang lebih 53 derajat Celcius.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved