Idul Adha 2018

Pemkot Balikpapan Wacanakan Penggantian Kantong Plastik untuk Pembungkus Daging Kurban

Menyambut Idul Adha 2018, diperkirakan ada ribuan hewan kurban yang disembelih di berbagai tempat di Balikpapan.

TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Panitia memotong daging kurban saat menyambut Hari Raya Idul Adha di Masjid Agung, Medan, Sumatera Utara, Jumat (1/9/2017). 

Laporan wartawan Tribunkaltim.co, Nalendro Priambodo

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Menyambut Idul Adha 2018, diperkirakan ada ribuan hewan kurban yang disembelih di berbagai tempat di Balikpapan.

Setelah dipotong-potong, daging inipun dibagikan merata ke sejumlah warga sekitar. Biasanya menggunakan kantong plastik. Berpotensi menjadi sampah dikemudian hari. Sampah jenis ini yang kini mulai diperangi warga Kota Balikpapan.

Sebenarnya menurut Suryanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, di momentum ini, pihaknya hendak mengeluarkan semacam surat edaran menggantikan kantong plastik bungkus daging kurban dengan bungkus lain yang bisa dipakai beberapa kali, semisal besek -wadah dari bambu-bambu, sehingga lebih ramah lingkungan, dan mengurangi potensi sampah kantong plastik.

Namun, karena masih terbentur berbagai kesibukan, pihaknya urung mengusulkan surat edaran ke masyarakat. Apalagi, pemerintah kota Balikpapan, telah mengeluarkan Peraturan Walikota No 8 Tahun 2018 Tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.

Baca: Diduga karena Hiperteroid, Yeslin Wang Ajukan Gugatan Cerai kepada Delon Thamrin

"Saya cek di panitia sudah pada beli plastik kita ingin kedepan menggunakan besek bukan plastik," kata Suryanto, Selasa (21/8/2018).

Bisa saja kedepannya, biaya pembelian besek itu diambil dari orang yang berkurban, atau urunan warga, asalkan tak memberatkan. Atau, bisa inisiatif warga dengan membawa wadah sendiri yang bisa dicuci ulang. Selain mengurangi sampah plastik, penggunaan besek atau media lain, dirasa Suryanto bisa lebih praktis dan rapi dalam pengemasan.

"Lebih rapi kalau pakai besek, dan masyarakat miskin (yang menerima daging kurban) merasa lebih terhormat, (bungkusan daging) tidak di lempar-lempar dan bisa dicuci kembali," ujarnya.

Karena surat edaran urung dibuat karena banyaknya kesibukan, untuk tahun ini, dia menganjurkan, kalaupun tetap menggunakan kantonh plastik, sebisa mungkin yang berwarna putih. Sebab, kantung plastik berwarna hitam, diyakini lebih berbahaya dan mengandung racun, karena berbagai zat pewarna yang ditambahkan.

"Mungkin akan disiapkan edaran walikota tahun depan," katanya.

Baca: Sri Mulyani Batal Masuk Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Begini Respon Relawan Jokowi

Sementara itu, Tian, warga RT 25, Kelurahan Gunung Sari Ilir, Balikpapan Tengah yang mendapatkan kupon pembagian daging kurban dari masjid di sekitar rumahnya, berniat membawa baskom atau wadah lain sejenis Tupperware untuk membawa jatah daging kurban miliknya.

Dia merasa tak malu dan canggung, karena 'berbeda' ketimbang warga kebanyakan yang masih menggunakan kantong plastik. Selain mendukung gerakan pengurangan sampah plastik, dengan membawa wadah sendiri, ia tak terlalu direpotkan tumpukan sampah plastik kotor di rumahnya.

Baca: Sembilan Fakta tentang Ibrahim Hongkong Anggota Dewan Pemilik Sabu 150 Kg

"Kantong plastik bekas darah kan ga bisa dipakai lagi. Lagian, nanti kan, sampai rumah dipindahin ke baskom deh," kata dia.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved