Edisi Cetak Tribun Kaltim

Mantan Pejabat Kaltim Ramai-ramai Jadi Caleg, Modal Rp 2 Miliar Menuju Senayan

nama‑nama yang pernah maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur, seperti Rusmadi, Safaruddin, dan Andi Sofyan Hasdam

Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim

Berapa modal yang disiapkan untuk bisa maju dalam sosialisasi hingga kampanye, disampaikan tidaklah terlalu besar.

"Dahri ini kan bukan pengusaha. Jadi ya, modal standar. Artinya, modal itu mutlak, dalam artian pasti ada banyak kegiatan untuk sosialisasi. Tetapi, yang paling diharap adalah aspek pertemanan, pengkaderan di partai," ucapnya.

Meski tak menyebut angka detail berapa yang disiapkan, Dahri memperkirakan, biaya standar maju caleg DPR RI rata‑rata berkisar hingga lebih Rp 2 miliar.

"Kalau untuk DPR RI standar minimalnya Rp 2 miliar. Itu mungkin hanya modal baliho dan lain‑lain. Baliho itu sekitar Rp 500 juta ‑Rp 700 juta.. Belum alat peraga, konsumsi, transportasi ketika sosialisasi. Memang sulit untuk bisa dikenal kalau tidak datang. Kalau dikenal hanya dari gambar saja itu susah juga," kata Dahri.

Baca: Lihat Jonatan Christie Buka Baju saat Selebrasi, Syahrini : Aku Tangkap, Hap

Persoalan dana, tak melulu diyakini menjadi satu‑satunya modal dalam laga menuju DPR RI.

Rusmadi, mantan Sekda Kaltim yang juga Cagub Kaltim 2018 yang ikut maju caleg DPR RI dari PDI Perjuangan menyatakan, aspek silaturahmi justru lebih ditekankan.

"Kalau saya tidak berubah. Pasti menggunakan pendekatan emosi untuk bagaimana membangun Kaltim. Pendekatan silaturahmi, caranya mau tak mau memperbanyak silaturahmi ke masyarakat. Pendekatan santun, bermartabat. Juga harus disampaikan bahwa demokrasi ini barang mahal yang tidak harus dinodai dengan hal‑hal yang salah," ucap Rusmadi.

Andalkan Pembaharuan

Banyaknya nama‑nama caleg mantan pejabat dalam kontestasi DPR RI ikut dikomentari sejumlah caleg dari partai baru, maupun caleg muda baru memulai langkah politik mereka.

Arafat Zulkarnaen, Sekjen Partai Berkarya Kaltim menuturkan dalam daftar caleg DPR RI mereka sebagian besar memanglah bukan orang mantan pemerintahan yang telah memiliki nama.

"Ada delapan caleg yang kami ajukan. Itu sesuai kuota. Kalau di Berkarya, semuanya nama baru dalam hal pemerintahan. Kebanyakan adalah swasta. Kalau bicara nama besar, memang kami tidak ada. Kami menjual nama "Berkarya" dan juga tokoh‑tokohnya," ucap Arafat, Selasa (28/8).

Baca: Foto Diduga Anak Fadli Zon Beredar, Fadli Zon Menyebut Itu Hoaks

Sistem perhitungan kursi yang mengharuskan suara partai dibagi 1, 3, 5, 7 untuk bisa duduk di Senayan, diakuinya menuntut partai untuk bisa dapatkan suara sebanyak‑banyaknya. Tanpa nama besar caleg, Arafat tetap percaya diri bisa dilakukan, dengan menggunakan segmentasi pemilih.

"Kami gunakan segmentasi pemerintahan. Misalnya pak Awang itu segmentasi pemerintahan. Kalau di aspek itu memang beliau terkenal. Nah, kami gunakan segmen yang lain. Ada caleg kami yang segmentasinya swasta, suku, pendidikan, dan yang lain," kata Arafat.

Di caleg baru, nama baru yang juga sudah mulai menghiasi beberapa baliho di Balikpapan dan Samarinda, seperti Rudi Mas'ud ikut Tribun konfirmasi. Ia maju sebagai caleg partai Golkar.

"Jadi, saya maju pertama karena yang muda yang berkarya. Apalagi, saya juga orang Kaltim. Kami tidak cari sensasi, tetapi memang cari solusi. Saya sampaikan, yang muda itu memiliki masa depan. Saya tidak bilang yang tua itu masa lalu, tetapi yang muda biasanya ada hal baru yang ditawarkan," ucap Rudi Mas'ud, Selasa (28/8).

Baca: Gempa Jogja, Warga Rasakan Dua Kali Guncangan, BMKG: tidak Berpotensi Tsunami

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved