KRI Rencong 622 Terbakar dan Tenggelam di Perairan Sorong, 32 Awak Selamat
Semua awak selamat ketika KRI Rencong-622 terbakar di perairan Sorong, Papua Barat, Selasa (11/9/2018) pagi.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA-- Semua awak selamat ketika KRI Rencong-622 terbakar di perairan Sorong, Papua Barat, sekitar 20 mil laut dari dermaga Komando Armada III TNI AL di Sorong, Selasa (11/9/2018) pagi.
Menurut Kepala Subdinas Penerangan Umum Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Khusus Heddy Sakti, seperti dikutip Kantor Berita Antara, Selasa, kapal terbakar dan tidak dapat dipertahankan lagi. Seluruh personel KRI Rencong-622 diperintahkan meninggalkan kapal.
Dalam tradisi angkatan laut, kata dia, perintah itu dinamakan "peran peninggalan", yaitu perintah tindakan aksi dari komandan kapal yang paling akhir dikeluarkan jika suatu kapal perang ada dalam keadaan sangat kritis dan tidak bisa dipertahankan lagi keberadaannya.
Semua awak kapal dapat meninggalkan kapal dalam kondisi selamat.
Saat ini mereka dievakuasi ke Markas Komando Armada III TNI AL Sorong. Penyebab kebakaran masih belum diketahui. TNI AL akan membentuk tim penyelidik guna mencari tahu sebab musibah ini.

"Apabila ada perkembangan dari berita ini akan disampaikan lebih lanjut dalam keterangan pers Dinas Penerangan TNI AL," kata Heddy.
Kapal cepat berpeluru kendali KRI Rencong-622 ada di kelas kapal cepat berpeluru kendali. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal Tacoma SY, Masan, Korea Selatan, pada tahun 1979.
Kapal lain dalam kelas yang sama adalah KRI Mandau-621, KRI Badik-623, dan KRI Keris-624. Cikal bakal kapal perang ini berasal dari rancang-bangun kapal patroli kelas Dagger/Ashville, buatan Amerika Serikat.
Kapal dengan bodi dari alumunium itu--bobotnya ringan dan lincah--digerakkan mesin gas turbin General Electric LM 1.500 selain dua mesin diesel untuk kecepatan rendah. Jika semua sistem propulsi ini dioperasikan, kapal itu bisa mencapai kecepatan 40 knot (setara 74,08 kilometer per jam untuk wahana darat).
Yang menarik dari kapal perang yang dirancang-bangun dan dioperasikan pada masa Perang Dingin ini adalah kehadiran empat peluru kendali permukaan-ke-permukaan atau permukaan-ke-udara MM-38 Exocet buatan Aeropastiale, Prancis, yang legendaris.
Perang Falkland menjadi kampanye efektif bagi MM-38 Exocet.

Sejak ada kerja sama alih teknologi dengan Cina, kehadiran peluru kendali yang sudah terbukti itu digantikan peluru kendali C-802 buatan SACCADE, Cina.
Kapal perang ini juga dilengkapi sistem pertahanan titik meriam Bofors 40/70 dan 57/70 mm buatan Bofors/Saab, Swedia, pemandu tembakan Signaal WM28, kanon penangkis serangan udara Rheinmetall 20 mm, dan kapal ini mampu membawa satu helikopter.
Di ruang sistem manajemen tempurnya, terdapat sistem radar MR-302/Strut Curve untuk memandu tembakan sistem pertahan
TNI Angkatan Laut akan membentuk tim investigasi untuk mencari penyebab kebakaran KRI Rencong-622 di sekitar perairan Sorong kurang lebih 20 mil dari Dermaga Komando Armada III, Selasa (11/9/2018) pagi.
"Kapal itu sedang melaksanakan Operasi BKO Gugus Keamanan Laut (Guskamla) III," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta, dalam siaran persnya, di Jakarta,
Hasil investigasi diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi guna mengantisipasi serta menghindari kejadian serupa pada masa yang akan datang.
VIDEO- KRI Rencong Mengalami Kebakaran di Perairan Sorong
Kadispenal menyampaikan, peristiwa itu terjadi pada saat KRI bergerak dari laut menuju dermaga umum Sorong untuk melaksanakan bekal ulang air tawar di Pelabuhan Sorong.
Asal api Sekitar pukul 07.00 WIT, kapal melaksanakan pemanasan Gas Turbin (GT), mulai start APU GT sempat GT hidup, kemudian mati. Pada saat diperiksa pada Control GT indikator tidak ada kelainan.
Akan tetapi, pada saat dicek ke Ruang GT, tiba-tiba muncul api. Merespons kondisi tersebut, kata Gig, prajurit KRI Rencong langsung melaksanakan peran kebakaran.
Setelah ditangani oleh Tim PEK KRI Rencong-622, api tetap membesar.
Sambil tetap berupaya mengatasi kebakaran yang terjadi, Komandan KRI mengarahkan kapal mendekat ke daratan terdekat dan Lego jangkar dekat Pulau Yefdoif di Perairan Sorong. Namun, kobaran api makin membesar dan kapal black out (listrik mati total) serta api sudah merambat mendekati gudang amunisi kapal.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "TNI AL Bentuk Tim Investigasi Selidiki Terbakarnya KRI Rencong-622", https://regional.kompas.com/read/2018/09/11/22551031/tni-al-bentuk-tim-investigasi-selidiki-terbakarnya-kri-rencong-622.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KRI Rencong-622 Terbakar dan Tenggelam, Semua Awak Selamat", https://regional.kompas.com/read/2018/09/11/22364991/kri-rencong-622-terbakar-dan-tenggelam-semua-awak-selamat.
Editor : Heru Margianto