Edisi Cetak Tribun Kaltim
4.500 Rumah di Sambutan dan Sungai Kapih Tak Kunjung Dialiri Jargas
Samarinda diagendakan jadi kawasan percontohan, dengan mengambil daerah Sambutan dan Sungai Kapih sebagai percontohan pertama program jargas.
Ada pipa yang teronggok begitu saja. Ada pula yang disangkutkan di pohon kecil agar tidak mengganggu jalan. Ada pula yang dibiarkan tergeletak di depan‑depan gang warga.
UPDATE - Hingga Senin Pukul 24.00 WIB, Indonesia Raih 5 Medali Emas, Kokoh di Peringkat 6!
"Itu sudah satu tahun kondisinya seperti itu. Jadi, memang ada pipa besar yang ditanam di depan rumah warga. Pipa besar itu yang nantinya mengalirkan gas ke rumah‑rumah dengan pipa kecil yang juga sudah dipasang di rumah‑rumah warga," ucap Muhammad.
Lanjut ke kondisi pipa kedua, berukuran kecil seperti jempol orang dewasa. Berbeda dengan jargas yang ditanam di depan rumah warga, untuk jargas ukuran jempol orang dewasa tersebut, dipasang tepat di sisi kiri atau kanan dinding rumah warga.
Jargas ini, terbuat dari besi dan alirannya diteruskan hingga ke dapur‑dapur milik warga. Sebuah kran, seperti kran air minum, menjadi ujung jargas tersebut. Letaknya berada di dapur‑dapur warga.
"Kalau jargas yang kecil itu sudah dipasang sejak Oktober lalu. Saya setuju‑setuju saja dipasang, karena tidak dimintai biaya. Petugas memasang hanya dalam waktu satu hari. Tetapi, setelah dipasang, bagaimana kelanjutannya, kami tidak tahu. Jadi, pipa dibiarkan saja di rumah‑rumah warga," kata Yusuf, warga Sambutan yang juga Tribun temui.
Ia pun ikut menunjukkan pipa besi kecil tersebut, dari mulai terpasang di dinding luar rumah, hingga masuk ke dapur tempat ia dan keluarga nantinya akan memasak gunakan gas tersebut.
Ditanya Kabar Rencana Pernikahan Maia Estianty, Begini Reaksi Ahmad Dhani
Kembali dipantau Tribun, jaringan gas dari besi tersebut pun letaknya tak teratur. Terkadang lurus, dan terkadang juga miring. Pipa besi ini pun terpasang hampir sama di tiap‑tiap rumah warga yang berada di Sungai Kapih maupun Sambutan.
"Semua petugas yang memasang. Warga tidak ikut‑ikut. Kalau nanti jadi, pipa besi yang kecil ini yang katanya dihubungkan dengan jaringan gas pipa besar yang telah ditanam di depan rumah warga," kata Yusuf.
Hampir seluruh warga yang Tribun temui baik di Sungai Kapih maupun Sambutan tak tahu menahu akan proses kelanjutan jargas yang nantinya akan jadi percontohan tersebut.
"Di RT saya, ada 156 Kepala Keluarga, jumlah jiwanya sekitar 542 orang. Dari jumlah 156 KK tersebut, 148 KK sudah selesai dipasang jargas pipa ukuran jempol orang dewasa. Sisanya belum, karena kondisi rumah tak ada penghuninya," tutur Muhammad.
Klaim akan lebih murah menjadi alasan warga mau menuggu jargas tersebut.
"Katanya akan lebih murah dari LPG. Pembayarannya pun disebut sama seperti bayar air ataupun listrik melalui loket‑loket yang disiapkan pemerintah. Tetapi kalau begini kan tidak jelas. Pipa‑pipa yang dibiarkan itu pun menganggu pemandangan," kata Yanti, warga Sungai Kapih.
Konsistensi AC Milan, Tak Terkalahkan di Liga Italia dan Europa!
Tak Tahu Data
Keluhan atas kondisi pipa ini pun sudah diketahui oleh pihak Kelurahan Sungai Kapih Samarinda.
"Keluhan masyarakat lubang tak tertutupi. Kan rentan jika ada anak‑anak bermain. Ada pula pembongkaran semen untuk tanam pia, kemudian tak dikembalikan. Harapannya ke depan tak terjadi lagi," kata Lurah Sungai Kapih, Ahmad Rizani.
Bagaimana proses berjenjang dari RT, Kelurahan, Kecamatan hingga ke Pemkot Samarinda dalam pengurusan jarga ikut Tribun konfirmasi.