Kisah Tim Medis Puskesmas Apung di Mahulu, Speedboat Terendam Air Kala Berlayar ke Pelosok

menjalani profesi tim medis Puskesmas Apung di Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, tidak hanya cukup bermodalkan penguasaan

Penulis: Budi Susilo | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Budi Susilo
Para tim medis tumpangi speedboat yang dijadikan sebagai armada Puskemas Apung yang berlayar ke hilir perkampungan pelosok di Mahakam Ulu. 

“Celana basah semua. Speedboat sudah tenggelam yang belakang,” ujarnya.

Hokinya, saat bagian belakang terendam, ternyata mesin speedboat masih bisa berdaya guna. Kondisi ini dimanfaatkan sang motoris untuk dilajukan ke arah pinggiran sungai mencari daratan.

“Saya tidak tahu secara persis kenapa speedboat tenggelam. Perasaan sebelumnya tidak ada benturan benda keras di sungai. Laju speedboat terasa mulus-mulus saja. Kok ini bisa tibat-tiba tenggelam,” katanya.

Laurens masuk dalam tim medis Puskesmas Apung sedari awal sudah merasa memiliki nyali besar, tidak ada rasa takut sekali pun. Laurens yang kelahiran Kampung Long Hubung sudah terbiasa menghadapi kondisi alam air sungai.

“Sejak kecil sudah terbiasa berhadapan dengan sungai. Takut tidak juga. Kalau speedboat tenggelam, saya masih bisa berenang. Yang kasihan ini teman-teman lain yang tidak berenang dan barang-barang pentingnya,” tuturnya.

Akibat kecelakaan tersebut, tidak ada korban jiwa. Hanya saja, ada beberapa penumpang yang mengalami kerusakan alat komunikasi gawai. Banyak yang terkena air saat ditaruk di kantung saku celana.

“Kami sempat menjangkau daratan. Mesin speedboat masih bisa dijalankan walau sudah terendam di dalam air sungai. Kami mampu menepi, selamatkan diri supaya jangan sampai speedboat tenggelam keseluruhan,” ungkap perempuan beranak satu ini.

Sempat ada beberapa perahu ketinting milik warga yang pas kebetulan sedang melintas sempat ikut membantu untuk evakuasi beberapa penumpang supaya tidak banyak beban angkut. Perahu ketinting menempel ke speedboat yang hampir seluruhnya akan tenggelam musnah.

“Yang wanitanya waktu itu diprioritaskan, disuruh turun telebih dahulu, dievakuasi paling awal,” ujar Lauren, yang pendidikan terakhirnya menempuh di SMA Awang Long, Kampung Long Hubung ini.

Kondisi yang darurat tersebut membuat misi perjalanan Puskemas Apung akhirnya dibatalkan. Tim medis kembali ke asal menuju Ujoh Bilang, mengguankan satu speedboat yang dalam kondisi baik.

“Speedboat tenggelam langsung kami pulang kembali. Tidak lakukan pelayanan Puskesmas Apung,” ujar Lauren, yang merupakan wanita Dayak Bahau ini.

Misi Terhenti Selama Lima Bulan

Sejak peristiwa na’as itu, sempat diliburkan, tidak ada pelayanan Puskesmas Apung ke bagian hilir Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Program dalam mengemban tugas sebagai Puskemas Apung, Laurensia Tipung (24) dan rekan satu tim hanya bisa menunggu sampai lima bulan kemudian baru bisa jalankan misi lagi.

Saat menemui Magdalena Long, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan dari Dinas Kesehatan Mahakam Ulu, ungkapkan, semenjak ada persitiwa tenggelamnya speedboat Puskemas Apung yang ke arah hilir maka diliburkan beberapa bulan untuk mencari armada yang layak.

Sebenarnya, Pemkab Mahakam Ulu memiliki lima armada Puskesmas Apung. Tiga unit diperuntukan untuk ke kawasan hulu dan dua unit untuk ke wilayah hilir Mahakam.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved