Pemkot Samarinda Akhirnya Bersedia Pindahkan Pusat Pemerintahan, Ini Lokasinya

Sekretaris Daerah (Sekda) Samarinda, Sugeng Chairuddin menuturkan kajian pemindahan pusat kota ini sudah tersedia.

Penulis: Rafan Dwinanto |
TRIBUN KALTIM/DOAN PARDEDE
Sekkot Samarinda Sugeng Chairuddin. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemkot Samarinda akhirnya bersedia memindahkan pusat pemerintahan dari Jalan Kusuma Bangsa.

Namun, pemindahan bukan ke Kecamatan Palaran seperti yang selama ini disarankan Pemprov Kaltim, kala dijabat Gubernur Awang Faroek Ishak.

Ada dua lokasi pemindahan yang direncanakan, yakni kawasan Makroman, Kecamatan Sambutan dan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara.

Sekretaris Daerah (Sekda) Samarinda, Sugeng Chairuddin menuturkan kajian pemindahan pusat kota ini sudah tersedia.

Tampaknya, kecenderungan lokasi pemindahan berada di Sungai Siring.

"Karena aksesnya dekat dengan bandara (Aji Pangeran Tumenggung Pranoto)," kata Sugeng.

Baca juga:
 

Untuk pemindahan pusat pemerintahan ini, kata Sugeng, diperlukan lahan seluas 200 hektare.

"Dan kita sudah punya lahan itu (200 hektare). Jadi tidak perlu lagi beli," katanya lagi.

Beberapa pihak, kata Sugeng, sempat meragukan lokasi pemindahan. Terutama di Sungai Siring. Lantaran di kawasan tersebut banyak terdapat lubang eks tambang.

"Putra Jaya di Malaysia, itu kan bekas lubang-lubang eks tambang juga. Bisa kok," tegasnya.

Meski memerlukan dana yang tak sedikit, Sugeng yakin, pemindahan balaikota plus organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkupnya, bisa terwujud.

Sugeng berkaca pada keberhasilan Kutai Timur membangun pusat pemerintahan di Bukit Pelangi.

"Pak Awang (Awang Faroek Ishak) dulu juga dikritik saat membangun Bukit Pelangi. Kita lihat sekarang Bukit Pelangi, kan sangat bagus. Kan biayanya ratusan miliar saja," kata Sugeng.

Kemajuan kota, menurut Sugeng, menjadi alasan utama pemindahan pusat pemerintahan pada Ibu Kota Kaltim ini.

Samarinda Kota, lokasi pusat pemerintahan saat ini, diakui Sugeng, sudah sangat padat. Sehingga sangat sulit untuk melakukan pengembangan pusat kota.

"Jumlah penduduk kita semakin bertambah. Beban kota juga sudah sangat berat. Justru sulit mengembangkan jika tak pindah. Kita harus melebarkan jalan dan lainnya malah banyak biaya lagi," kata Sugeng.

Menurut Sugeng, pengembangan kota mutlak dilakukan. Salah satu caranya dengan memindahkan pusat pemerintahan.

Beberapa daerah di Indonesia pun, kata Sugeng, sudah memindahkan pusat pemerintahannya.

"Palaran akan menjadi pusat industri. Sudah ada investor yang akan membangun di lahan seluas 2.000 hektare di Palaran. Jadi, biarlah kota yang ada ini jadi sejarah, dan kita buka pusat kota baru. Seperti Badung, kan mereka pindah," urai Sugeng.

Tahapan pemindahan balaikota, lanjut Sugeng, akan dimulai 2019 nanti, secara bertahap.

Tahapannya berupa penyusunan detail engineering design (DED), hingga masterplan.

"DED-nya dulu kita bikin tahun depan. Kemudian masterplan. Nanti kita kunci di masterplan. Karena kita rencananya mau menjadikan Sungai Siring ini sebagai Aero City," tutur Sugeng. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved