Tsunami Banten dan Lampung
Ibu Hamil Selamat dari Terjangan Gelombang, Jatuh Bangun Berjalan ke Kaki Gunung
Ibu Hamil Selamat dari Terjangan Gelombang, Jatuh Bangun Berjalan ke Kaki Gunung

BANDAR LAMPUNG, TRIBUNKALTIM.CO - Nyonya Sulis (34 tahun) terlihat berdiri tertegun di antara puing-puing, sisa bangunan yang menumpuk tepat di depan rumahnya di Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Ia menatap nanar bagian depan rumahnya yang telah luluhlantak diterjang gelombang tinggi air laut atau tsunami, pada Sabtu (22/12) malam.
Tidak hanya bagian depan rumahnya yang luluhlantah. Warung tempatnya berjualan soto ayam pun hancur. Meski sedih rumah dan warungnya rusak berat, wanita yang sedang hamil 6 bulan itu tetap bersyurkur, tidak ada anggota keluarganya yang menjadi korban keganasan gelombang tinggi yang menggulung sebagian desa Way Muli Timur.
Sulis mengatakan dia terpaksa harus berjalan kaki ke kaki gunung Rajabasa untuk menyelamatkan diri dari terjangan gelombang tinggi. Saat itu, suasana sangat mencekam. Warga desa Way Muli Timur berhamburan menyelamatkan diri ke kaki gunung Rajabasa.
Baca: Mendengar Seventeen Band Jadi Korban Tsunami, Walikota Balikpapan Sedih
Menurut ibu dua anak itu, saat terjangan gelombang tinggi terjadi, ia dan suami segera menyelamatkan anak-anak. Sang suami membawa kedua anaknya. Sulis sendiri sempat terjatuh saat hendak menyelamatkan diri.
Ia pun sempat terendam luapan gelombang laut yang menghantam rumahnya dan nyaris terseret arus. Beruntung ada tetangganya yang menarik tubuhnya dan menyelamatkannya dari amukan gelombang tinggi.
"Saya sempat jatuh dan terendam dalam air. Ada tentangga yang menyelamatkan. Lalu saya dan keluarga berjalan kaki ke gunung," kata Sulis kepada Tribun Lampung, Minggu (23/12).
Menurutnya, malam itu cukup mencekam. Karena aliran listrik PLN mati. Sehingga warga pun kalang-kabut untuk menyelamatkan diri ditengah gelapnya malam.
Baca: Turut Berduka cita, Sudjiwo Tejo Minta Bencana Tsunami Banten Tak Dikaitkan dengan Azab
Cerita pilu disampaikan Nadia (15) warga Desa Way Muli lainnya. Saat gelombang tinggi meluluhlantahkan rumahnya, ia dan kedua orang tuanya serta sang adik belum lagi tidur. Tiba- tiba gelombang menggulung rumahnya. Ia sempat terombang-ambing oleh air didalam rumahnya. Nadia sempat tertimpa lemari serta tembok rumahnya yang roboh. Beruntung sang ayah dapat menyelamatkan dirinya bersama sang adik dan bundanya.
"Saya waktu itu sempat terbawa air didalam rumah. Dan sempat juga tertimpa lemari dan tembok," ujar siswa kelas I SMA itu yang dirawat di RSUD Bob Bazar karena mengalami luka- luka.
Selain diya, sang bunda Fatmawati juga, turut dirawat di RSUD Bob Bazar Kalianda karena menderita luka-luka. Sedangkan rumah mereka luluhlantah diterjang gelombang tinggi. Gelombang tsunami yang menerjang pesisir pantai Lampung Selatan pada sabtu malam kemarin menyisakan banyak cerita sedih dan tragis. Dari data terakhir jumlah korban yang meninggal dunia di Lampung tercatat 49 orang.
"Sampai sore ini ada 5 korban meninggal yang belum teridentifikasi. Kita meminta pihak keluarga yang merasa kelihangan anggota keluarganya bisa datang ke posko DVI Polda di RSUD Bob Bazar Kalianda untuk mengecek," terang Kabid Dokkes Polda Lampung Kombes Pol dr. Andre Bandarsyah.
Sebanyak 250 korban luka-luka dirawat di RSUD Bob Bazar Kalianda. Para korban luka-luka ini dirawat diruang UGD, Poli umum, dan ruang rawat bedah serta ruang rawat lainnya.
Baca: Sebelum Kecelakaan, Krisna Adi Sempat Curhat soal Larangan Bermain Seumur Hidup pada Kakaknya
Seluruh pembiayaan untuk para korban luka-luka yang dirawat di RSUD Bob Bazar ini akan ditanggung oleh pemerintah kabupaten Lampung Selatan. "Untuk pembiayaan perawatan di rumah sakit akan kita tanggung dari pemerintah," kata Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Lampung Selatan, Supriyanto di RSUD Bob Bazar. (tribun lampung/ded)
BNPB Umumkan Masa Tanggap Darurat di Lampung Selatan Diperpanjang hingga 19 Januari |
![]() |
---|
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Masih Berlangsung, Zona Waspada Tsunami Ditetapkan 500 Meter |
![]() |
---|
Bersama Rizal Armada dan Ariel Noah Nyanyi Lagu Kemarin Seventeen, Faank Wali Menangis |
![]() |
---|
Rindu pada Sahabatnya, Ifan Seventeen Berziarah ke Makam Andi dan Bani |
![]() |
---|
Pasha Ungu Minta Maaf kepada Ifan Seventeen Bawakan Lagu Kemarin di Singapura |
![]() |
---|