40 Pelajar Ikut Khitanan Massal di Masjid Al-Ikhlas, Yang Belum Terlayani Diprioritaskan Tahun Depan
“Para pendaftar yang belum dilayani tahun ini akan diprioritaskan tahun depan,” imbuh Shiddiq.
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Cahyo Wicaksono Putro
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kegiatan khitanan massal yang difasilitasi pengurus Masjid Al-Ikhlas, Taman Bukit Sari, diikuti oleh 40 anak.
Jumlah itu tak pernah diperkirakan para panitia.
“Tahun ini kami hanya menyediakan kuota 35 anak. Ternyata jumlah pendaftarnya lebih dari 50 orang,” kata Shiddiq Nur Alam, panitia penyelenggara, Minggu (6/1/2019).
Karena antusiasnya peserta, panitia hanya sanggup menambah kuota menjadi 40 anak saja.
“Para pendaftar yang belum dilayani tahun ini akan diprioritaskan tahun depan,” imbuh Shiddiq.
Dia mengatakan, pembatasan kuota didasarkan pada kegiatan tahun sebelumnya yang sepi peminat.
“Ketika pertama kali kami laksanakan tahun lalu, peserta hanya 22 anak, padahal kami siapkan kuota untuk 25 orang,” paparnya.
Shiddiq mengatakan kegiatan ini memanfaatkan libur tengah semester para pelajar di Balikpapan.
Berbeda dengan sekolah di Jawa, para pelajar di Balikpapan baru akan memulai kegiatan belajar mengajar pada Senin, 7 Januari 2019 besok.
Yang menarik, dalam khitanan massal tahun ini adalah adanya dua warga nonmuslim yang turut mengikuti rangkaian acara.
Baca juga:
Dirut Persija Gede Widiade Ungkap Kekurangan Teco Selama Mengasuh Skuat Macan Kemayoran
Nikmati Kopi Ijo Seharga Rp4 Ribu di Tulungagung, Jokowi: Sangat Kompetitif, Sangat Murah
Real Madrid Bersiap Tampung Talenta Muda Berbakat Asal Amerika Selatan
Revolusi Lini Tengah Juventus: Bidik 2 Pemain Anyar, 2 Andalan Bakal Dilepas
Bukan Persija dan Persib, Inilah Klub yang Sumbang Pemain Terbanyak ke TC Timnas U-22 Indonesia
“Tadi tercatat ada dua warga nonmuslim yang ikut kegiatan ini. Mereka berasal dari Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur,” kata Rustamadji, pengurus Masjid Al-Ikhlas.
Keduanya dilayani karena selain rumahnya sangat jauh dari lokasi khitanan massal, juga karena telah mendaftar sejak awal.
Salah satu peserta khitanan massal, Ari Susanto atau akrab disapa Ari mengaku senang kendati sempat menangis saat menjalani proses Khitan oleh mantri.
“Bapak yang mendaftarkan. Saya ikut saja karena pas libur sekolah,” kata pelajar kelas 6 sekolah dasar ini.
Apalagi setelah dikhitan ia juga mendapat suvenir dan uang saku.
Ari dengan bangganya mengatakan tak malu lagi dengan teman-teman sekolahnya yang lebih dulu menjalani prosesi ini. (*)