Bayi Tewas di Kost Samarinda, Aroma Hubungan Gelap Oknum Polisi dan Mahasiswi Menyeruak
Diduga, sang ibu lalai saat melakukan proses persalinan. Kejadian itu terungkap saat seorang ustaz mendatangani rumah kost mahasiswi tersebut.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Doan Pardede
Bayi Tewas di Kost Samarinda, Aroma Hubungan Gelap Oknum Polisi dan Mahasiswi Menyeruak
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kamis (10/1/2019) pagi tadi, warga di sekitar di jalan Pramuka, Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dibuat terkejut dengan adanya bayi perempuan di salah satu rumah kost, dengan kondisi telah meninggal dunia.
Diduga, sang ibu lalai saat melakukan proses persalinan.
Kejadian itu terungkap saat seorang ustaz mendatangani rumah kost putri Mawar.
Ustaz tersebut datang ke kost itu, setelah mendapatkan informasi di media sosial tentang seorang warga yang membutuhkan bantuan untuk menguburkan bayinya itu.
Cinta tak Direstui, Pasangan Mahasiswa di Samarinda Kumpul Kebo hingga Tega Buang Bayi
VIDEO - Berstatus Mahasiswa, Polisi Tangkap Pelaku Pembuang Bayi di Tenggarong
Namun, ustaz tersebut melaporkan ke RT setempat, dan terungkaplah ada bayi yang telah meninggal dunia di kost tersebut.
"Ada ustaz baca di media sosial, ada yang minta tolong untuk penguburan. Lalu dia menghubungi saya sebagai ketua RT, sekitar pukul 08,00 Wita pagi tadi, saya datangi ke kost yang dimaksud.
Karena ada indikasi hal yang tidak benar, saya laporkan ke kepolisian," ucap Ketua RT 30, Hamsyi Djamhari (70), Kamis (10/1/2019).
Dia pun masuk ke kamar kost yang terdapat di lantai dua.
Kemudian, dia melihat bayi dengan kondisi telah dibalut selimut, topi bayi dan berada di kasur, seperti bayi pada umumnya setelah lahir.
Namun demikian, dirinya sempat dilarang oleh ibu bayi tersebut, yang belakangan diketahui berinisial Fd (22), seorang mahasisiwi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di salah satu perguruan tinggi (PT) di Samarinda, agar tidak melaporkan ke kepolisian.
"Bayinya ada di kamar, di kasur, dipakaikan perlengkapan bayi, dibedong, pakai topi bayi, sepertinya dia sudah mempersiapkan perlengkapan bayi sebelumnya. Saya lihat seolah tidak meninggal bayi itu," jelasnya.
Dia menjelaskan, sesuai dengan pengakuan ibu bayi tersebut, bayi berjenis kelamin perempuan itu lahir pada Rabu (9/1/2019) kemarin sekitar pukul 15.00 Wita, di kamar kostnya.
Diduga si ibu bayi mencoba melahirkan bayinya tanpa dibantu oleh petugas yang ahli dalam persalinan.
Bahkan, masih dari pengakuan si ibu, bayinya lahir dengan keadaan sungsang (kaki terlebih dahulu keluar), yang diduga jadi penyebab kematian si bayi.
Bakal Dipertahankan Persiba Balikpapan di Musim 2019, Pemain Muda Ini Tak Pasang Target Muluk-muluk
Skuat Sementara Borneo FC Bakal Gelar Latihan Perdana Lebih Awal, Ini Penyebabnya
"Saya minta identitasnya, dia (si ibu bayi) seperti kebingungan. Setelah polisi datang, dia dan bayinya dibawa ke RSUD AW Syahranie," ungkapnya.
Sebagai Ketua RT, Hamsyi pun masih mencoba untuk menghubungi orangtua Fd, termasuk menghubungi ayah dari bayi tersebut.
Si ibu bayi itu pun memberikan nomor telepon yang dikatakannya sebagai suaminya.
Dalam percakapan di telepon, Hamsyi meminta kepada suaminya itu mengirimkan foto buku nikah melalui WhatsApp, namun tidak diberikan dengan dalih buku nikah tersebut ada di kampungnya.
Setiap pertanyaan yang dilontarkan Hamsyi kepada pria berinisial S, selalu dijawab dengan jeda, tanpa dapat dijawab langsung oleh pria yang juga mengaku sebagai anggota Kepolisian di daerah Malinau (Kalimantan Utara).
"Jawabnya tidak spontan, ada jeda setiap dia menjawab. Dia mengaku anggota Polisi di Polres Malinau, tapi kata yang cewek (ibu bayi) tugasnya di Polres Nunukan dengan pangkat Bripda.
Saat saya minta nomor telepon orangtuanya Fd, sampai sekarang tidak dikirimkan nomor teleponnya," urainya.
Sementara itu, Wono (74) yang tinggal tepat di samping kost putri Mawar mengaku sejak kemarin (9/1/2019) tidak mendengar ada tangisan bayi, maupun petugas kesehatan yang datang ke kost tersebut untuk melakukan persalinan.
Bahkan, dirinya baru mengetahui ada bayi meninggal sejak pagi tadi, setelah kepolisian bersama ketua RT mendatangi kost.
"Tidak ada kedengaran suara bayi nangis, yang saya ketahui bayinya lahir di kost dan telah meninggal. Kalau saya memang jarang ngobrol dengan penghuni kost ini, tapi yang saya ketahui ada sekitar tujuh penghuni kost itu," ucapnya.
Terpisah, Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Arifin Renel menjelaskan, sejumlah saksi telah dimintai keterangan terkait dengan kejadian itu.
Namun hingga saat ini pihaknya belum dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada si ibu bayi tersebut, karena masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Terkait dengan penyebab kematian bayi itu, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Saat ini si ibu bayi masih dirawat di rumah sakit, tunggu sehat baru kita akan lakukan pemeriksaan. Ini bukan kasus aborsi, tapi akibat hubungan diluar pernikahan," jelasnya.
"Dari sisi hukum, kita jerat dengan UU Perlindungan anak karena telah menelantarkan anaknya," tutupnya. (*)
Follow Instagram tribun Kaltim
Subscribe official YouTube Channel Tribun Kaltim, klik di sini
Sang Ibu Minta Tolong Menguburkan di Medsos
Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) salah satu Perguruan Tinggi (PT) di Samarinda berinisial Fd (22) diduga menelantarkan bayi yang baru dilahirkannya hingga sang bayi meninggal dunia.
Bahkan, tersebar screenshot percakapan yang diduga Fd dengan seorang netizen melalui facebook massengger yang diduga berisi percakapan mengenai penguburan bayinya itu.
BKN Beberkan Cara Percepat Pemberkasan CPNS 2018, Tak Ada Kesempatan Kedua untuk yang Gagal
Profil, Karir dan Foto-foto Naomi Zaskia, Model 22 Tahun yang Dikabarkan Dekat dengan Sule
Amelia (27), salah satu warga yang bekerja di sekitar jalan Pramuka, Kota Samarinda mengaku mendapatkan screenshot percakapan di Facebook Massenger itu, Kamis (10/1/2019) pagi tadi.
"Di screenshot percakapan itu berisi tentang proses pemandian mayat hingga pemakaman, sepertinya si pemilik akun ini minta tolong agar dibantu," jelasnya, Kamis (10/1/2019).

Kendati demikian, dirinya mengaku tidak mengenal, apalagi mengetahui permasalahan yang telah terjadi.
Dirinya baru tahu setelah pagi tadi ada ramai-ramai warga dengan polisi di kost putri Mawar tempat tinggal Fd, karena adanya bayi yang meninggal di kamar kost.
"Terkait masalah yang ada saya tidak tahu jelas," ucapnya singkat.
Sementara itu, Ketua RT 30, Hamsyi Djamhari (70) mengaku baru tahu ada bayi yang meninggal di kamar kost dari seorang ustaz dari Gunung Lingai.


Ustaz itu sendiri mengetahui ada bayi yang meninggal dari informasi yang tersebar di media sosial.
"Ada ustaz baca di media sosial, ada yang minta tolong untuk penguburan. Lalu dia menghubungi saya sebagai ketua RT, sekitar pukul 08,00 Wita pagi tadi, saya datangi ke kost yang dimaksud. Karena ada indikasi hal yang tidak benar, saya laporkan ke kepolisian," ucapnya.
Hingga saat ini Fd masih menjalani perawatan di RSUD AW Syahranie, sementara mayat bayinya telah berada di ruang jenazah.
Kepolisian dari Polsek Samarinda Ulu sendiri masih menunggu Fd selesai menjalni perawatan guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sejauh ini kepolisian menerapkan UU Perlindungan Anak, karena Fd telah melakukan penelantaran anak hingga mengakibatkan meninggal dunia.
Sinopsis dan Link Live Streaming Drama Korea Encounter Episode 4 Tayang di Trans TV, Nonton dari HP
Mucikari Vanessa Angel Akui Terima Fee 10 Persen, Sebut Tak Adil Karena Tak Hukum Pelaku
Terkait dengan penyebab kematian bayi itu, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Saat ini si ibu bayi masih dirawat di rumah sakit, tunggu sehat baru kita akan lakukan pemeriksaan. Ini bukan kasus aborsi, tapi akibat hubungan diluar pernikahan," ucap Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Arifin Renel.
"Dari sisi hukum, kita jerat dengan UU Perlindungan anak karena telah menelantarkan anaknya," tutupnya.