Wisata Kuliner

Istana Domba Almoechtar Balikpapan Menyajikan Menu Domba tanpa MSG

Istana Domba Almoechtar Balikpapan menyajikan menu domba tanpa MSG, mulai dari nasi kebuli, nasi samin roti maryam dan lain sebagainya.

TRIBUN KALTIM / RACHMAD SUJONO
Istana Domba Almoechtar Menyajikan Menu Domba tanpa MSG 

Istana Domba Almoechtar Balikpapan Menyajikan Menu Domba tanpa MSG

Kuliner Timur Tengah saat ini cukup mudah ditemukan di Balikpapan. Mulai dari nasi kebuli, nasi samin roti Maryam dan lain sebagainya. Namun terdapat satu lagi satu menu khas Timur Tengah yang mulai muncul di kota berjuluk Banua Patra ini. Namanya yaitu Daging Domba. Saudara sepupu dari kambing ini memang menjadi bahan kuliner masyarakat Timur Tengah.

BIASANYA disajikan dengan beberapa sajian lain seperti nasi kebuli dan roti Maryam. Namun di tempat Moechtar, pemilik Istana Domba AlMoechtar ini menyajikan domba dalam bentuk steak. Ya, steak memang menjadi kuliner bergaya Eropa. Namun di tangah Moechtar steak tersebut disajikan menggunakan daging domba.

"Kebanyak pakai daging sapi sama ayam kalau buat steak. Nah saya punya ide kenapa tidak coba membuat steak dengan daging domba. Padahal domba itu banyak sekali khasiatnya dan enak pastinya," ucapnya pada Tribun Kaltim.

Sebelum bercerita tentang aneka macam kuliner domba di tempatnya, alangkah baiknya menceritakan sejarah singkat dari Istana Domba ini. Pada awalnya bapak dua anak ini memang memiliki kegemaran dalam soal kuliner. Diapun hapal betul kuliner apa saja yang menurutnya enak atau tidak di kota Balikpapan. Namun dia melihat jika kuliner yang ada menggunakan bahan penyedap seperti MSG. Dari situlah idenya muncul untuk menciptakan sebuah kuliner bebas penyedap rasa buatan.

Lantas dia mulai berpikir untuk membuka usaha kuliner. Karena dia punya pengalaman waktu menunaikan ibadah haji dan dari beberapa referensi agama Islam dia akhirnya membuka kuliner daging domba. "Dari beberapa buku yang saya baca, daging domba ini rendah kolesterol dan kaya manfaat bagi tubuh. Selain itu saat saya di Arab sana melihat tidak ada orang sana menjual daging kambing. Kebanyakan mereka menjual olahan domba," ucapnya.

Lantas dia membuka warung yang berlokasi di Jl MT Haryono yang tak jauh dari rumah sakit Siloam ini. Berbagai macam menu olahan daging domba tersaji di warungnya ini. Mulai dari steak sampai gula domba tersedia di warung miliknya ini. Harganya cukup terjangkau untuk menikmati sajian daging domba miliknya. "Buat steak domba harganya Rp 60 ribuan," ucap Moechtar.

Untuk suasananya sendiri cukup nyaman. Desir angin di pinggir jalan cukup kerasa di tubuh. Sehingga tidak terasa panas ketika nongkrong disana di siang hari. Untuk jam operasional mulai dari pukul 1 siang sampai 10 malam. "Untuk hari Jumat kita tutup," ujarnya.

Daun Pepaya Untuk Mengempukkan Daging

MENIKMATI gulai maupun tongseng biasanya menggunakan bahan daging kambing. Namun di Istana Domba seratus persen menggunakan daging domba. Meskipun masih satu famili dengan kambing ternyata domba memiliki ciri khas tersendiri. Yaitu tekstur dagingnya lebih lembut ketimbang kambing. Selain itu bau prengus khas hewan bertanduk itu tidak menyengat ketimbang kambing.

Ini bisa dilihat di steak domba hasil buatan Moechtar. Tekstur daging yang lembut serta bumbu steak nya yang pas di lidah menjadi satu paduan kenikmatan tersendiri saat mencicipi daging domba. Namun perlu diingat domba sama dengan jenis daging lainnya. Jika tidak diolah dengan benar maka tekstur dagingnya bisa alot. Belum lagi hewan satu ini bisa juga mengeluarkan bau prengus jika salah dalam proses pembuatannya.

Untuk itu dia memberikan tips agar daging kambing maupun domba empuk tanpa menghilangkan struktur dagingnya. Anda cukup menyiapkan daun pepaya untuk membungkus daging tersebut. "Ungkep daging dengan daun pepaya tujuannya agar lebih lembut. Sebenarnya pakai nanas juga bisa tampil kelemahan nanas bisa menghilangkan tekstur dagingnya," ucapnya.

Faktor usia pemotongan juga menjadi syarat agar daging domba lebih lembut. Dia menyarankan usia ideal memotong seekor domba dibawah satu tahun setengah. "Usia tersebut bisa dibilang cukup dewasa dan tidak terlalu tua. Kalau ketuaan juga semakin keras dagingnya," katanya.

Setelah diungkep kemudian panggang di atas bara api secukupnya dengan tingkat kematangan yang diinginkan. Berikan bumbu ke dalam daging domba agar memberikan citarasa yang nikmat.

Setelah dirasa cukup matang taruh di atas hotplate bersama sayuran dan kentang. Moechtar tak lupa menyajikan saus steak di samping hotplate tersebut. Untuk bisa menikmati seporsi steak domba cukup membayar Rp 60 ribu saja.

Susu Kedelai Tanpa Bahan Pengawet

SUSU kedelai merupakan susu hasil ekstraksi dari biji kedelai. Biji kedelai diekstraksi dan mengeluarkan sari berwarna putih seperti susu. Biasanya susu kedelai dijual di beberapa pedagang kaki lima di pinggir jalan. Dengan menggunakan plastik es ditambah dengan es batu menjadi sajian umum jika meminum susu kedelai di pinggir jalan. Namun yang menjadi faktor adalah minimnya kesadaran tentang higienitas dari para penjual.

Belum lagi beberapa pedagang nakal menggunakan bahan pengawet dan pemanis tambahan agar menekan biaya produksi semakin murah. Melihat hal itu Moechtar pemilik susu kedelai AlMoechtar ini menyajikan susu kedelai dengan cara yang cukup modern maupun kekinian. Dengan menggunakan botol plastik yang tebal dan kedap udara dia menciptakan kreasi minuman susu kedelai yang benar-benar higienis.

"Yang menjadi prihatin bagi saya itu adalah susu kedelai yang dijual di luar rata-rata menggunakan bahan pengawet. Maka dari itu saya mencoba membuat susu sari kedelai yang benar-benar alami," katanya. Meskipun berada di dalam kondisi kedap udara dan berada di dalam freezer ternyata susu kedelai ini tak cukup memiliki umur yang panjang. "Paling lama dua Minggu," ucap Moechtar.

Setelah dibuat sedemikian rupa Moechtar mengklaim perasa yang dipakai benar-benar alami sehingga tidak berbahaya di tubuh.

Beberapa rasa seperti coklat, tawar dan green Tea menjadi rasa yang tersaji di tempatnya yang berada di Jl MT Haryono dalam masuk menuju daerah bejebeje ini. "Paling favorit green Tea," ucapnya. Satu gelas ukuran 330ml dibanderol Rp 8 ribu. Tribun pun mencoba untuk mencicipi susu kedelai rasa greentea. Rasa manis dan tekstur kedelai yang terasa di lidah. Apalagi Moechtar menyajikan susu kedelai dalam kemasan dingin. Sehingga segar ketika masuk ke dalam mulut. Tentunya lebih mantap diminum di saat siang harinya.

Untuk varian green teanya diberi harga Rp 12 ribu saja. Bagi yang penasaran seperti apa rasanya langsung saja datang ke Istana Domba AlMoechtar Jl. M.T.Haryono Dalam RT.30 no. 47 ini.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved