Nurhadi-Aldo Soroti Hari Valentine, Singgung Soal KKN, Hoax hingga Prostitusi Online

Pasangan Capres fiktif Nurhadi-Aldo kembali membuat heboh dunia maya. Kali ini, pasangan Nurhadi-Aldo menyoroti soal Hari Valentine.

Penulis: Doan Pardede | Editor: Januar Alamijaya
capture twitter @nurhadi_aldo
Postingan pasangan capres fiktif Nurhadi-Aldo di media sosial ramai dikomentari netizen, Kamis (14/2/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO -  Unggahan Nurhadi–Aldo (disingkat Dildo) di akun media sosialnya kembali membuat heboh dunia maya.

Dilansir oleh wikipedia, Nurhadi-Aldo adalah pasangan calon pemilihan presiden fiktif dengan nomor urutan 10 yang dibuat oleh sejumlah anak muda, tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Nurhadi sendiri merupakan seorang tokoh yang berprofesi sebagai tukang pijat, sedangkan Aldo adalah tokoh fiktif yang cukup viral di media sosial karena unggahannya.

Kali ini, pasangan Nurhadi-Aldo yang didukung oleh koalisi "Tronjal-Tronjol Maha Asik" ini menyoroti seputar Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari 2019.

"Valentine bukan budaya kita, Budaya kita itu menjatuhkan orang yang berbeda pilihan," kata akun twitter @nurhadi_aldo

Pantauan Tribunkaltim.co, Kamis (14/2/2019), sejak diunggah oleh Nurhadi-Aldo pada, Rabu (13/2/2019) sekitar pukul 09.00, unggahan ini sudah disukai sebanyak lebih dari 4.000 kali.

Unggahan pasangan Nurhadi-Aldo soal Hari Valentine yang ramai dikomentari netizen, Kamis (14/2/2019). (capture twitter @nurhadi_aldo)

Unggahan ini juga banjir komentar netizen.

Ada yang sesuai tema "Hari Valentine" adapula yang menyerempet ke berbagai hal, termasuk soal situasi bangsa Indonesia saat ini.

Akun @wulannfy menulis," Valentine bukan budaya kita, budaya kita itu langsung damai klo ada kasus

"Valentine bukan budaya kita. Budaya kita adalah bilang otw padahal masih glesotan di kasur," kata akun @RosaTaliawo

"Valentin itu bukan budaya kita, budaya kita itu melakukan kesalahan yang sama dan berulang kali," kata akun
@delvyyyyyy

"Budaya kita adalah beli motor baru,terus kalo ditilang motornya kita rusak," kata akun @Muhammaddaiiii_

"Valentine bukan budaya kita. Budaya kita korupsi, kolusi, nepotisme," kata akun @suuryooo

"Kurang 1, prostitusi online ahahaha," kata akun @SaharaniPW

Di akun Instagramnya, Nurhadi-Aldo juga menyoroti hal serupa, soal Hari Valentine.

Kalimatnya juga sama.

Sama seperti di akun twitter Nurhadi-Aldo, unggahan seputar Hari Valentine di Instagram ini juga banjir komentar netizen.

10 Inspirasi Nama untuk Kucing Peliharaan di Hari Valentine 14 Februari 2019, Penuh Makna & Berkesan

Valentine 2019, Kisah Cinta Legenda dan Romantis dari Berbagai Negara, Indonesia Diwakili Mak Lampir

Sebelumnya, dunia maya juga dihebohkan dengan beberapa unggahan pasangan Nurhadi-Aldo di akun media sosialnya.

 Film Calon Bini Tayang Perdana di Hari Valentine, Ini Jadwal Tayang di Balikpapan dan Samarinda

Valentine 2019, Berikut 10 Ucapan Hari Kasih Sayang untuk Pasangan, Bisa Dibagikan di Medsos

 

LINK LIVE STREAMING Rosi Kompas TV, Politik Trojal-Trojol Bersama Nurhadi-Aldo Pukul 19:30 WIB
LINK LIVE STREAMING Rosi Kompas TV, Politik Trojal-Trojol Bersama Nurhadi-Aldo Pukul 19:30 WIB (Kompas tv)

Siapa sebenarnya Nurhadi-Aldo?

Dilansir oleh Kompas.com, baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan poster pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Nurhadi dan Aldo (Dildo) yang muncul di media sosial.

Capres dan cawapres yang mengaku dari nomor urut 10 dengan diusung dari koalisi "Tronjal-Tronjol Maha Asik" tersebut mendadak viral di jagat maya.

Pasangan capres dan cawapres Dildo tersebut tentunya cuma sekadar guyonan belaka. Tidak ada maksud buruk atau bahkan harapan untuk memperkeruh suasana.

Capres dan cawapres fiktif ini hanyalah "intermezzo" sebagai langkah kecil untuk meredam suasana menjelang Pilpes 2019 yang terus saja memanas di media sosial.

Siapakah sebenarnya capres fiktif, Nurhadi yang belakangan tenar di Facebook, Instagram hingga Twitter itu ?

Ya, Nurhadi memang benar ada di kehidupan nyata. Tak seperti tampilan fisiknya di medsos yang begitu berwibawa ala orang berkelas, Nurhadi ternyata berprofesi sebagai tukang pijat refleksi yang mendiami salah satu kios di Pasar Brayung, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Bapak empat anak asal Desa Golantepus RT 6 RW 4, Kecamatan Mejobo, Kudus itu telah 15 tahun berprofesi sebagai tukang pijat.

Nurhadi saat ditemui di kios pijatnya di Pasar Brayung, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu (6/1/2018).
Nurhadi saat ditemui di kios pijatnya di Pasar Brayung, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu (6/1/2018). ((KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO))

"Saya malah tidak tahu dan tidak kenal siapa cawapres pasangan saya itu," tutur Nurhadi, Pria kelahiran Kudus, 10 Agustus 1969 kepada Kompas.com, Minggu (6/1/2019).

Menurut Nurhadi, pasangan capres dan cawapres Dildo adalah hasil imajinatif seorang warga yang mengaku berasal dari Yogyakarta. Pada Desember 2018 lalu, seseorang yang mengaku bernama Edwin asal Sleman DIY, menghubunginya via aplikasi messenger.

Dalam obrolan itu, Edwin mengaku sangat mengagumi Nurhadi. Awalnya, beberapa tahun lalu, melalui akun Facebook pribadi, Nurhadi membentuk "Komunitas Angka 10".

Di komunitas yang disebutnya sebagai para pecinta Tuhan dengan anggotanya yang telah mencapai ribuan itu, Nurhadi sering mengunggah kalimat bijak dan kalimat motivasi.

"Nah, kemudian ada orang yang mengaku dari Yogyakarta bernama Edwin. Dia yang mengikuti akun saya itu mengaku ngefans dengan saya. Apalagi pengikut saya di komunitas angka 10 mencapai puluhan ribu. Kata dia, unggahan-unggahan saya itu lucu dan menginsiprasi," kata Nurhadi.

Dari situlah kemudian capres dan cawapres bayangan, Nurhadi dan Aldo (Dildo) mulai tercipta. Edwin terus intens berkomunikasi dengan Nurhadi.

Saat itu, Edwin meminta izin kepada Nurhadi apakah berkenan jika nama dan wajahnya diviralkan melalui medsos sebagai capres fiktif. Nurhadi pun mengamini penawaran itu asalkan tidak melanggar hukum dan agama.

Apalagi, mereka sama-sama jengah atas situasi menjelang Pilpres 2019 yang menurut mereka sudah tidak sehat. Maka, terbentuklah capres dan cawapres fiktif tersebut di medsos hasil karya Edwin yang disebutnya sebagai tim suksesnya.

Capres-cawapres fiktif itu hanya sebatas "dagelan politik" yang berisi sindiran-sindiran dengan politik saling sikut saat ini.

"Saya jawab, kenapa harus saya kok tidak orang lain saja. Kata Edwin sih saya lebih berpotensi tenar karena dikenal banyak pengikutnya. Ya sudah saya setuju dengan syarat dimanfaatkan sebaik mungkin. Sebagai humor politik saja untuk meredam ketegangan suasana Pilpres 2019. Saya enggak mau terjadi keributan hanya karena beda pilihan presiden," ungkap Nurhadi.

Mengapa koalisi yang mengusung capres dan cawapres boneka itu dinamai Tronjal-Tronjol Maha Asyik, Nurhadi mengaku itu bukan asal-asalan. Ada makna mendalam di baliknya.

Begitu juga dengan angka 10 yang menandai nomor urut pasangan Dildo.

Tronjal-Tronjol, katanya, lebih tepat disematkan untuk orang bodoh. Bukannya akhir-akhir ini banyak ditemui warganet yang seenaknya sendiri tronjal-tronjol saat mengunggah status di akun media sosialnya tanpa didasari fakta dan etika.

"Tronjal-tronjol Itu seperti kondisi sekarang. Banyak orang asal ngomong dan timbul berita hoaks di sana-sini. Kata itu untuk orang bodoh. Ya sindiran saja biar orang lebih berhati-hati kalu ngomong di publik. Untuk angka 10 diambil dari komunitas angka 10 akun saya. Artinya keikhlasan kepada Tuhan atau para pecinta Tuhan," ungkapnya.

Tak disangka-sangka jika apa yang diharapkan oleh Edwin menjadi kenyataan. Sampai saat ini, unggahan dari akun media sosial capres dan cawapres Nurhadi dan Aldo (Dildo) selalu ramai.

Akun Instagram @nurhadi_aldo yang sebagian besar mengunggah meme kocak bergambar Nurhadi Aldo itu sampai Minggu (6/1/2018) malam telah diikuti oleh 209 K pengguna Instagram.

"Alhamdulilah mendadak viral beberapa hari ini. Saya pun kaget. Saya juga tidak pernah ketemu dengan yang mengaku bernama Edwin itu. Belakangan banyak yang menghubungi dan menemui saya sekadar ngobrol dan mengaku ngefans. Bahkan order pijat ramai. Saya pun manfaatkan untuk jualan kaos bergambar saya itu di medsos. Laku keras juga. Banjir orderan pijat dan jualan kaus pokoknya. Hehe," terang Nurhadi.

Karena ketenarannya di medsos itu sampai-sampai ada tim sukses pasangan capres 2019 yang mendatangi Nurhadi. Nurhadi ditawari untuk menjadi juru kampanye pasangan capres 2019.

"Timses capres 2019 datang dan menawari saya untuk kampanye calon presidennya. Saya tidak mau. Untuk apa ? Lha wong saya itu cuma tukang pijat. Semula di komunitas angka 10, saya hanya mengajak warga untuk baca salawat, mencintai Allah," jelasnya

Bahkan, Nurhadi menyebut juga dilirik Youtuber asal China. Hal itu diketahuinya setelah ada orang yang mengaku bernama Tabita menghubunginya.

"Jadi ada Youtuber asal China yang siap merekam saya lewat video dan memviralkan saya. Tabita adalah orang yang menjadi perantaranya. Saya kaget. Tapi tak masalah asal dimanfaatkan dengan baik," ujar dia.

Meski sudah banyak dibicarakan oleh warganet, Nurhadi tetaplah Nurhadi yang bersahaja. Dia setiap hari masih memijat siapa saja yang membutuhkan jasanya dengan upah seikhlasnya.

Sebagai penduduk Indonesia, dia tidak berharap lebih kepada siapa nanti yang bakal terpilih sebagai presiden pada Pemilu 2019. Yang jelas, Presiden yang terpilih harus bekerja sebagai pelayan masyarakat secara sungguh-sungguh, jujur, amanah, adil, dan bijaksana.

"Siapapun presidennya harus kita dukung karena itu pilihan mayoritas. Presidennya harus baik, begitu juga warganya harus baik," tutur pria berkumis itu.

Nurhadi membuka tempat pijat di Pasar Brayung Mejobo, sekaligus melayani jual jus jamu mulai dari pukul 08.00-13.00 WIB.

Tapi, dia siaga 24 jam bila dipanggil untuk memijat. Nurhadi juga aktif dengan radio amatirnya. Bahkan melalui hobi mengudara ini, dia mendapatkan banyak banyak kenalan. "Kebanyakan pasien saya capek dan pegal-pegal," katanya.

Jangan lupa follow Instagram Tribun Kaltim di sini

Subscribe official YouTube Channel Tribun Kaltim, klik di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved