Tribun Wiki

Mengenal Ikan Belida yang Sering Menjadi Bahan Baku Pembuatan Amplang

Amplang adalah kerupuk khas Kalimantan Timur yang berbahan dasar ikan. Oleh-oleh khas Kota Samarinda. Kerupuk Amplang yang enak.

Editor: Budi Susilo
HO/Dictio
Ikan Belida 

Secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan beberapa jenis ikan belida yang ada di berbagai daerah tersebut.

Terancam Punah
Ikan belida sudah termasuk ikan yang terancam punah karena pemanfaatannya melebihi batas kemampuan reproduksinya yang menyebabkan populasinya menurun secara drastis.

Ikan belida termasuk ikan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Meski dilindungi, ikan ini masih diburu karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Selain itu, kini ikan belida sudah cenderung sulit ditangkap karena rusaknya mutu sungai dan penangkapan.

Berbeda dengan ikan gabus yang kemampuan reproduksinya masih mampu mengimbangi masifnya laju penangkapannya.

Untuk bertelur, Induk ikan belida yang sudah matang akan berenang dari sungai menuju daerah rawa banjiran. 

Terutama hutan rawa yang banyak ditumbuhi tanaman dengan substrat keras, seperti pohon-pohon yang sudah mati. Pohon-pohon tersebut dijadikan tempat menempelkan telur pada kedalaman sekitar 1-2 meter.

Budidaya
Karena berpotensi ekonomi dan terancam punah, ada lembaga penelitian yang berusaha menyusun teknologi budidaya ikan belida.

Seperti di Kalimantan Selatan, misalnya, Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin telah mencoba membudidayakan, menangkarkan serta memperbanyak benih ikan belida sejak tahun 2005

Ikan air tawar, pemangsa ikan kecil dan krustasea, dewasa berukuran 1,5–7 kg, dengan ciri khas ikan berpunggung pisau: punggungnya meninggi sehingga bagian perut tampak lebar dan pipih.

Lopis dicirikan melalui sirip duburnya yang menyambung dengan sirip ekor berawal tepat di belakang sirip perut yang dihubungkan dengan sisik-sisik kecil.

Bentuk kepala dekat punggung cekung dan rahangnya semakin panjang sesuai dengan meningkatnya umur sampai jauh melampaui batas bagian belakang mata pada ikan yang sudah besar.

Diringkus Usai Konsumsi Sabu, Sandy Tumiwa: Saya Lagi Galau

Jelang Pemilu, NU Paser Imbau Masyarakat Wujudkan Pemilu Damai

Bawa Pil Merah Muda Bentuk Instagram, Remaja di Samarinda Ini Harus Berurusan dengan Kepolisian

Dalam proses pembudidayaan, telur biasanya diletakkan di batang terendam pada kedalaman hingga 1m.

Dalam rekayasa penangkaran, batang bambu atau papan dipakai sebagai tempat penempelan telur. Pemijahan dilakukan pada musim penghujan (di BBAT Agustus hingga Maret).

Dalam sekali pemijahan, seekor betina rata-rata menghasilkan 288 butir telur, meskipun dapat menghasilkan hampir dua kali lipat dari jumlah itu.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved