Sejarah Hari Ini
Hari Ini, 86 Tahun Lalu Persib Bandung Resmi Berdiri, 7 Fakta dari Koalisi Klub hingga Fans Fanatik!
Sejarah Hari Ini, 14 Maret 1933 atau tepatnya 86 tahun lalu berdirilah klub sepak bola di Indonesia yang kini bernama Persib Bandung.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Sejarah Hari Ini, 14 Maret 1933 atau tepatnya 86 tahun lalu berdirilah klub sepak bola di Indonesia yang kini bernama Persib Bandung.
Di usia yang hampir seabad, Persib Bandung telah meninggalkan rekam jejak yang teramat panjang.
Pasang surut prestasi mewarnai lakon Persib Bandung di pentas sepak bola nasional.
Tapi, tahukah Anda bahwa terbentuknya Persib Bandung merupakan koalisi dari beberapa klub?
Berikut fakta-fakta tentang Persib Bandung yang TribunKaltim.co rangkum dari sejumlah sumber.
1. Bukan Nama Pertama

Persib Bandung sebenarnya bukanlah nama pertama yang disematkan kepada klub ini.
Dilansir dari laman resmi Persib Bandung, pada tahun 1923 di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB).
BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu.
Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakn i R. Atot.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain bernama Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB).
Pada 14 Maret 1933 kedua klub itu sepakat melebur dan lahirlah perkumpulan baru yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai ketua umum.
Klub- klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
2. Era Perserikatan
Setelah tampil tiga kali sebagai runner-up pada kompetisi Perserikatan 1933 (Surabaya), 1934 (Bandung), dan 1936 (Solo), Persib Bandung mengawali juara pada kompetisi 1937 di Bandung.
Setelah Indonesia merdeka, pada 1950 digelar Kongres PSSI di Semarang dan kompetisi Perserikatan.
Persib yang pada saat itu dihuni oleh Aang Witarsa, Amung, Andaratna, Ganda, Freddy Timisela, Sundawa, Toha, Leepel, Smith, Jahja, dan Wagiman hanya mampu menjadi runner-up setelah kalah bersaing dengan Persebaya Surabaya.
Pada tahun 50-an Aang Witarsa dan Anas menjadi pemain asal Persib pertama yang ditarik bergabung dengan Timnas Indonesia untuk bermain di pentas Asian Games 1950.
Prestasi Persib Bandung kembali meningkat pada 1955-1957.
Munculnya nama-nama seperti Aang Witarsa dan Ade Dana yang menjadi wakil dari Persib di Timnas Indonesia untuk berlaga di Olimpiade Melbourne 1956.
Pada ajang itu, Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Uni Sovyet sehingga memaksa diadakan pertandingan ulang yang berujung kekalahan telak untuk Indonesia dengan skor 0-4.
Persib Bandung makin disegani.
Pada Kompetisi 1961 tim kebanggaan "Kota Kembang" itu meraih juara untuk kedua kalinya setelah mengalahkan PSM Ujungpandang.
Materi pemain Persib saat itu adalah Simon Hehanusa, Hermanus, Juju (kiper), Ishak Udin, Iljas Hadade, Rukma, Fatah Hidayat, Sunarto, Thio Him Tjhaiang, Ade Dana, Hengki Timisela, Wowo Sunaryo, Nazar, Omo Suratmo, Pietje Timisela, Suhendar, dll.
Karena prestasinya itu, Persib Bandung ditunjuk mewakili PSSI di ajang kejuaraan sepakbola "Piala Aga Khan" di Pakistan pada 1962.
Bintang Persib saat itu juga telah lahir Emen "Guru" Suwarman.
Setelah itu, prestasi Persib Bandung mengalami pasang surut.
Persib Bandung baru lagi meraih juara Perserikatan tahun 1986, 1990, dan terakhir tahun 1994 yang merupakan kompetisi Perserikatan terakhir.

3. Bergulirnya Liga Indonesia
Sebuah catatan sejarah dibuat PSSI pada pertengahan dekade 90-an.
Setelah bertahun-tahun terjadi dualisme kompetisi yaitu Perserikatan (amatir) dan Galatama (semiprofesional), mulai musim 1994-1995, PSSI memutuskan menggabungkan kedua kompetisi sepak bola di tanah air tersebut dan membuka keran bagi pemain asing.
Sebanyak 34 tim, terdiri dari 16 eks Galatama dan 18 eks Perserikatan, tampil dalam kompetisi bernama resmi Liga Indonesia (LI).
Ke-34 peserta dibagi ke dalam dua wilayah, Barat dan Timur.
Persib Bandung masuk dalam Wilayah Barat.
Pada tahun 2008 nama kompetisi diubah menjadi Indonesia Super League (ISL).
Lalu, sejak 2017 memakai nama Liga 1.
Di kompetisi Liga 1, klub-klub tidak lagi terbagi dalam dua wilayah.
Pembagian wilayah hanya berlaku di kasta kedua Liga Indonesia, Liga 2.
Selama Liga Indonesia bergulir, Persib Bandung tercatat tampil sebagai juara dua kali, yaitu pada tahun 1995 dan 2014.
4. Daftar Gelar Persib Bandung
Selama berdiri, Persib Bandung sudah meraih banyak gelar. Baik gelar domestik maupun kiprahnya di pentas internasional. Berikut daftarntya:
Liga Indonesia:
Tahun 1933: Runner-up Perserikatan
Tahun 1934: Runner-up Perserikatan
Tahun 1936: Runner-up Perserikatan
Tahun 1937: Juara Perserikatan
Tahun 1950: Runner-up Perserikatan
Tahun 1959: Runner-up Perserikatan
Tahun 1960: Runner-up Perserikatan
Tahun 1961: Juara Perserikatan
Tahun 1982-83: Runner-up Perserikatan
Tahun 1984-86: Runner-up Perserikatan
Tahun 1986: Juara Perserikatan
Tahun 1990: Juara Perserikatan
Tahun 1994: Juara Perserikatan
Tahun 1995: Juara Liga Indonesia
Tahun 2014: Juara Liga Indonesia (ISL)
Piala Presiden:
Juara 1 kali: 2015
Siliwangi Cup:
Juara 4 kali: 1981, 1989, 1994, 2000
Jusuf Cup:
Juara 1 kali: 1957
Marah Halim Cup:
Juara 1 kali: 1988
Surya Cup:
Juara 1 kali: 1978
Soeratin Cup:
Juara 2 kali: 2003, 2006
Piala Pers:
Juara 1 kali: 1993
Piala Johnny Pardede International Hotel:
Juara 1 kali: 1992
Piala Persija:
Juara 1 kali: 1991
Piala Jawa Pos:
Juara 1 kali: 1990
Piala Wali Kota Bogor:
Juara 1 kali: 1978
Piala General Rehearsal Asian Games:
Juara 1 kali: 1962
Kang Dada Cup:
Juara 1 kali: 2008
Celebes Cup:
Juara 1 kali: 2012
Piala Wali Kota Padang:
Juara 1 kali: 2015
Liga Champions AFC:
Perempat Final: 1995
Liga Champion Asia:
Perempat Final: 1996-1997
Pesta Sukan (Sultan Brunei Cup):
Juara 1 kali: 1986
Queen's Cup (Bangkok Thailand):
Babak Penyisihan: 1978
Aga Khan Gold Cup (Pakistan Timur):
Perempat Final: 1962
King's Cup (Bangkok Thailand):
Babak Penyisihan: 1978
5. Pelatih dari Masa ke Masa
Perjalanan Persib Bandung hingga berusia 86 tahun juga diwarnai gonta-ganti pelatih. Tidak hanya pelatih berbendera Indonesia, sederet pelatih asing juga sudah pernah menahkodai Maung Bandung.
- Omo Suratmo, 1982-1983
- Ade Dana, 1984-1985
- Nandar Iskandar, 1985-1986
- Ade Dana, 1989-1990
- Indra Thohir, 1993-1995
- Risnandar Soendoro, 1995-1996
- M. Suryamin, 1998-2000
- Indra Thohir, 2000-2000
- Deny Syamsudin, 2001-2002
- Marek Andrzej Sledzianowski, 2003-2003
- Juan Antonio Paez, 2003-2005
- Indra Thohir, 2005-2006
- Risnandar Soendoro, 2006
- Arcan Iurie, 2006-2007
- Jaya Hartono, 2008-2010
- Darko Janacković, 2010
- Jovo Cuckovic, 2010
- Daniel Roekito, 2010
- Drago Mamić, 2011-2012
- Djajang Nurdjaman, 2012-2016
- Dejan Antonić, 2016
- Djajang Nurdjaman, 2016-2017
- Roberto Carlos Mario Gómez, 2017-2018
- Miljan Radovic 2018 - sekarang
6. Suporter Fanatik
Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Fans Persib Bandung tersebar di berbagai wilayah khususnya Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Depok, Bekasi, Subang bahkan hingga di luar Jawa Barat seperti Surabaya, Mojokerto, Blitar, Jombang, Bojonegoro, Madura, Jember, dan wilayah lainnya di Nusantara.
Persib Bandung sekaligus memiliki jumlah fans terbanyak di Indonesia mengalahkan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya.
Penggemar Persib Bandung menamakan diri sebagai Bobotoh.

Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking Persib Club, Bomber (Bobotoh Maung Bersatu), Flowers City Casuals, Ultras Persib.
Suporter Persib Bandung memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania.
Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Bobotoh dan The Jak untuk berdamai. Namun, sama sekali tak ada titik terang untuk mendamaikan mereka.
7. Markas Persib Bandung
Juni 2016, Persib Bandung telah menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api untuk memainkan laga kandangnya. Setelah sebelumnya memakai Stadion Si Jalak Harupat.
Pada Liga Super Indonesia 2008, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua.
Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, Kepolisian Kota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib.
Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai "home base" hingga akhir musim kompetisi.

Berdasarkan permasalahan itulah Pemerintah Kota Bandung berencana membangun sarana olahraga baru, termasuk stadion, di kawasan Gedebage.
Stadion itu sendiri, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk menjadi home base Persib serta untuk menyelenggarakan SEA Games tahun 2011.
Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010.
Kontrak stadion yang diberi nama Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ini diperoleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai Rp 495,945 miliar.

Sayangnya, hingga detik ini Stadion GBLA masih belum bisa menjadi home base resmi Persib, lantaran akses masuk stadion yang belum siap. Manajemen pun tetap mempertahankan Stadion Si Jalak Harupat sebagai home base dalam melakoni laga-laga resmi.
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jalan Ahmad Yani.
Selain Stadion Persib, Persib pun memakai sport Jabar, Arcamanik.
Tim Persib sendiri mengaku cocok berlatih di stadion tersebut, karena selain memiliki lapangan yang cukup baik termasuk kondisi rumputnya. Selain itu tempat tersebut lokasinya dekat dengan mess Persib di Stadion Sidolig.
(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)
Jangan lupa follow Instagram tribunkaltim:
Subscribe channel YouTube newsvideo tribunkaltim: