Kivlan Zen Marah-marah tak Mau Debat dengan Jenderal Ini, Hanya Ingin Hadapi Wiranto
Mantan Kepala Staf Kostrad ABRI Mayjen (Purn) Kivlan Zen marah-marah saat menjadi narasumber di program Talkshow tvOne.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Kepala Staf Kostrad ABRI Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen marah-marah saat menjadi narasumber di program Talkshow tvOne.
Kivlan Zen menolak debat dengan lawan bicaranya yang juga seorang purnawirawan jenderal, yaitu Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi.
Kivlan Zen bahkan menyuruh Saurip Kadi pulang, karena dianggap tidak selevel dengannya.
Kivlan Zen menegaskan hanya ingin debat langsung dengan Jenderal TNI (Purn) Wiranto terkait tragedi Mei 1998.
"Saya maunya ketemu dengan Wiranto bukan Saurip. Saurip bukan level saya. Saya gak ada urusan dengan Saurip, suruh pulang aja!" kata Kivlan Zen yang dihubungi tvOne lewat sambungan telepon.
Awalnya, host tvOne meminta tanggapan Kivlan Zen terkait tantangan sumpah pocong yang dikemukakan Wiranto.
Wiranto melontarkan tantangan itu lantaran Kivlan Zen telah menuduhnya sebagai dalang kerusuhan tragedi Mei 1998.
Kivlan Zen pun buka suara di tvOne.
"Sumpah pocong itu setan. Masa suruh saya sumpah pocong. Sekarang sumpahnya demi Allah. Sumpah prajurit itu demi Allah, masa pakai pocong. Yang benar aja Wiranto itu," kata Kivlan Zen.
Kivlan Zen bahkan menantang balik Wiranto untuk debat terbuka di televisi.
"Kalau mau kita debat di tvOne bertiga. Saya, Wiranto, dan Prabowo. Kalau Prabowo gak bisa karena Pilpres, ya saya saja dengan Wiranto," kata Kivlan Zen.
Lulusan Akmil tahun 1971 itu mengaku punya data lengkap terkait tragedi Mei 1998.
Kivlan Zen bahkan mengklaim dokumen terkait rencana operasi 1998 semua ditandatangani oleh Wiranto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI.
"Waktu itu ada dua even, Mei 1998 dan 10 November 1998. Wiranto terlibat semuanya tapi dia tidak mau ksatria. Kalau berani kita buktikan di pengadilan militer atau di pengadilan HAM," tegas Kivlan Zen.
Sementara itu, Staf Khusu Menko Polhukam Mayjen (Purn) Saurip Kadi yang hadir di studio tvOne menyesalkan sikap Kivlan Zen.
"Saya jadi tentara yang mendidik beliau (Kivlan Zen). Tentang etika, moral, juga beliau yang mendidik. Saya sungguh sangat menyayangkan kalau Pak Kivlan lagi-lagi langganan kalau mau Pemilu seperti itu. Apakah karena kepentingan, karena usil supaya bikin gaduh, atau mau bicara kebenaran? Kalau bicara kebenaran saya ladeni," ungkap Saurip Kadi.
Namun, sepanjang Saurip bicara, Kivlan Zen tak mau diam.
"Ini arogan ini. Ngatur waktu aja gak bisa kemudian mau bicara tentang negara, bagaimana?" keluh Saurip Kadi.
Host tvOne berulang kali mengingatkan agar Kivlan Zen menahan komentarnya sebentar.
Tapi tetap saja Kivlan Zen mengomel.
"Saurip itu stafnya Wiranto. Saya gak mau bicara dengan dia," kata Kivlan Zen.
"Kalau kapasitas, orang tidak peduli umur, tidak peduli pangkat. Tidak berarti sampeyan yang lebih senior dari saya lebih hebat dari saya. Jangan begitu caranya," jawab Saurip Kadi.
Selengkapnya simak videonya:
Wiranto: Jangan Asal Menuduh
Sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menantang mantan Kepala Staf Kostard Kivlan Zein dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk melakukan sumpah pocong.
Tantangan tersebut ia lontarkan terkait tuduhan Kivlan Zein terhadap dirinya yang dianggap menjadi dalang tragedi Mei 1998.

Dikutip dari Youtube Kompas TV, Wiranto menampik segala tuduhan yang disangkakan kepadanya.
Untuk membuktikan segala ucapannya, Wiranto berani menantang Kivlan Zein dan Prabowo untuk sumpah pocong.
Wiranto ingin membuktikan siapakah yang menjadi otak utama kerusuhan saat itu.
Ia juga berharap hal tersebut dapat memperjelas masalah yang selama ini banyak menyerangnya.
Wiranto juga meminta kepada Kivlan Zein untuk tidak asal menuduh dirinya.
"Saya berani sumpah pocong saja, 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu saya, Prabowo, Kivlan Zein? Sumpah pocong kita. Siapa yang sebenarnya dalang kerusuhan itu, biar jelas masalahnya, jangan asal menuduh saja," kata Wiranto.
Dirinya mengatakan telah melakukan berbagai upaya untuk menghadapi kasus tersebut.
Wiranto yang saat 1998 itu menjadi Panglima ABRI, mengaku dirinya melakukan berbagai langkah edukatif, persuasif, dan dialogis dengan teman-teman reformis pada 1998.
Saat itu, Wiranto menyebut dirinya mencegah kerusuhan terjadi, bukan malah sebaliknya.
Hal ini dilakukannya untuk menjaga keutuhan negara Indonesia.
Bahkan Wiranto mengungkap selama tiga hari dirinya berhasil menangani kerusuhan tersebut.
Sebelum itu, Kivlan Zein menuduh WIranto sebagai dalang kerusuhan 1998 dalam acara "Tokoh Bicara 98" di Add Premiere Ballroom, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin(25/2/2019).
Mantan Kepala Staf Kostrad tersebut menyebut Wiranto memainkan peranan ganda dan isu propagandis.
Kivlan mempertanyakan alasan Wiranto yang meninggalkan Jakarta saat keadaan tengah kacau.
Ia juga mempertanyakan mengapa saat itu pasukan tidak boleh dikerahkan untuk melakukan pengamanan.
Selanjutnya, Kivlan Zein menuduh Wiranto menjadi orang yang meminta Soeharto mundur dengan cara mahasiwa menduduki gedung MPR/DPR pada 21 Mei 1998.
Wiranto juga disebut menemui Soeharto secara langsung untuk meminta Soeharto mundur dari jabatannya karena keadaan yang kacau dan tak bisa diatasi.
(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)
Follow Instagram tribunkaltim:
Subscribe YouTube newsvideo tribunkaltim: