Badai Matahari Ramai Diperbincangkan Bagaimana Dampak Bagi Kaltim, Begini Penjelasannya

Badai matahari jadi topik hangat, Kepala BMKG Balikpapan Ibnu Sulistyono melalui Kasi data Mulyono Leo menjelaskan hal ini.

Tribunkaltim.co/ilo
ILUSTRASI - Bundaran matahari. Belakangan ini masyarakat membahas soal badai matahari, bagaimana dampaknya bagi daerah Kalimantan Timur, ada yang menjelaskan secara ilmiah dari pihak BMKG Balikpapan. 

Melaui akun twiter LAPAN memberikan informasi tentang badai matahari yang terjadi tahun ini.

Dalam cuitannya LAPAN menjelaskan posisi lubang korona di sekitara ekuator matahari memang bisa melepasakan angin matahari lebih cepat.

Diperkirakan dalam waktu 2 hari angin matahari yang dilepaskan tersebut akan mencapai bumi.

Namun LAPAN mengatakan dampak yang dirasakan tak akan seesktrim yang diberitakan.

Diberitakan sebelumnya badai matahari ini dapat mempengaruhi teknologi berbasis satelit.

Satelit yang berada di orbit bakal terpengaruh oleh badai matahari ini.

LAPAN kemudian dalam tweetnya juga mengakui badai matahari akan berpengaruh kepada satelit.

Satelit yang ada di orbit akan mengalami kelebihan paparan energi sehingga harus dibuang dengan cara menyalakan beberapa sub sistem.

Namun di tweet selanjutnya LAPAN menjelaskan jika badai matahari yang terjadi di tahun 2019 ini paparannya tidak terlalu signifikan atau punya intensitas cukup rendah.

Dampak Terparah Terjadi 2700 Tahun Silam

Sebelumnya melansir dari Tribun Jambi Fenomena badai matahari atau ledakan besar sinar kosmik dari matahari menuju bumi diprediksi bakal terjadi.

Peringatan mengenai fenomena badai matahari ini pernah diumumkan oleh para ilmuwan.

Berdasarkan keterangan dari laman express.co.uk, yang dikutip TribunJabar.id, Kamis (14/3/2019), fenomena badai matahari itu, diprediksi oleh peneliti di laman Space Weather, akan terjadi pada 15 Maret 2019.

Masih menurut laporan badai matahari tersebut partikel bermuatan dari suar itu sekarang dalam perjalanan ke planet Bumi.

Sesuai laporan, kedatangan badai matahari itu bertepatan dengan pembentukan 'celah equinox' di medan magnet Bumi, yang diyakini para ahli terbentuk di sekitar titik balik pada 20 Maret dan 23 September setiap tahun.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved