Di Hadapan Enggartiasto Lukita & Ridwan Kamil, Rizal Effendi Sebut Dirinya Nomor Satu

Dengan santainya, Rizal Effendi mengungkapkan bahwa dirinya juga nomor satu di Balikpapan.

Penulis: Aris Joni |
TRIBUNKALTIM/ARIS JONI
Di Hadapan Enggartiasto Lukita & Ridwan Kamil, Rizal Effendi Sebut Dirinya Nomor Satu 

"Tanggal inilah yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai hari jadi Kota Balikpapan," kata Rizal.

Baca juga: Inilah Foto-foto Wali Kota Balikpapan Sejak 1960 Sampai Sekarang

Adapun terkait nama Balikpapan, sejarah mencatat tiga versi asal usul nama Balikpapan.

Pertama diceritakan bahwa pada tahun 1739, Sultan Muhammad Idris dari kerajaan Kutai memerintahkan kepada para pemukim di sepanjang Teluk Balikpapan untuk menyumbang bahan bangunan.

Tujuannya untuk pembangunan istana baru di Kutai Lama.

Sumbangan tersebut berupa penyerahan sebanyak 1000 lembar papan yang diikat menjadi sebuah rakit, yang dibawa ke Kutai Lama melalui sepanjang pantai.

Dalam perjalanannya, terdapat 10 keping papan yang terlepas dan hanyut sampai ke suatu tempat yang sekarang bernama Jenebora.

Dalam peristiwa ini orang Kutai menyebutnya dengan istilah "Balikpapan tu" atau "Baliklah – Papan itu", yang pada kemudian hari lebih dikenal dengan sebutan Balikpapan.

Baca juga: Ini Dia Ketua DPRD Balikpapan dari Masa ke Masa, Sejak 1966 Sampai Sekarang

Adapun versi kedua diceritakan dari orang-orang suku Pasir Balik atau lazim disebut suku Pasir Kuleng, pada tahun 1527 secara turun menurun telah dihikayatkan tentang asal mula nama "negeri Balikpapan".

Orang-orang suku Pasir Balik yang bermukim di sepanjang pantai Teluk Balikpapan adalah berasal dari keturunan kakek dan nenek yang bernama "Kayun Kuleng dan Papan Ayun".

Oleh keturunan kampung nelayan yang terletak di Teluk Balikpapan, wilayah tersebut diberi nama "Kuleng – papan" atau artinya "Balik – papan”.

Baca juga: Inilah 15 Warga Berprestasi yang Meraih Penghargaan di HUT ke-122 Kota Balikpapan

Dalam versi ketiga disebutkan asal usul Kota Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ke tangan musuh.

Sang putri yang masih balita diikat di atas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved