Gletser Mencair, Mayat Para Pendaki Gunung Everest Bermunculan, Begini Kondisinya & Kendala Evakuasi

Mencairnya gletser kini membuat mayat para pendaki yang telah terkubur salju selama bertahun-tahun terekspos ke permukaan.

Editor: Doan Pardede
BBC
Mayat para pendaki di Gunung Everest dilaporkan muncul di Camp 4. 

TRIBUNKALTIM.CO - Setidaknya hampir 300 pendaki gunung yang tewas di jalur pendakian Gunung Everest semenjak upaya pendakian pertama gunung tertinggi di dunia itu.

Diperkirakan, masih ada dua per tiga mayat para pendaki yang masih terkubur di salju dan es yang ada di Gunung Everest.

Mengutip BBC (21/3/2019), mencairnya gletser di Gunung Everest tersebut kini membuat mayat para pendaki yang telah terkubur salju selama bertahun-tahun terekspos ke permukaan.

"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser meleleh dengan cepat dan mayat-mayat yang tetap terkubur selama bertahun-tahun kini menjadi terlihat," kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal kepada BBC.

Baca juga :

Viral Video Turis Paksa Masuk Kawasan Gunung Bromo hingga Banting Petugas, Begini Kronologinya

Tomi Juric Dirumorkan Merapat ke Persib Bandung, Lihat Video Gol-gol Indah Pemain Asal Australia Ini

Aktor Hollywood Leonardo DiCaprio Soroti Kondisi Sampah yang Menggunung di Bantar Gebang

Viral Korban Banjir Sentani Temukan Ikan Mirip Hiu Hanyut dari Arah Gunung, Lihat Foto-fotonya

"Kami telah menurunkan beberapa mayat pendaki beberapa tahun terakhir, tetapi mayat yang telah lama terkubur sekarang terlihat," tambahnya.

Salah seorang petugas pengubung pemerintah di Everst menambahkan, ia juga telah menurunkan sekitar 10 mayat dalam beberapa tahun ini di berbagai lokasi di jalur pendakian Gunung Everest.

Namun sekarang semakin banyak dari mayat-mayat lain di Gunung Everest tersebut yang muncul ke permukaan.

Pejabat Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal (EOAN) mengatakan mereka telah menurunkan semua tali dari kamp yang lebih tinggi di pegunungan Everest dan Lhotse pada musim pendakian ini, tetapi berurusan dengan mayat tidak mudah.

Mereka juga harus berurusan dengan hukum di Nepal yang mengharuskan keterlibatan lembaga pemerintah ketika berhadapan dengan mayat-mayat dan mengatakan itu adalah tantangan.

Belum lagi menurunkan mayat dari camp-camp yang lebih tinggi membutuhkan biaya mahal dan sulit.

Para ahli mengatakan biayanya $ 40.000 hingga $ 80.000 untuk menurunkan mayat.

"Salah satu proses evakuasi yang paling menantang adalah dari ketinggian 8.700m, di dekat puncak," kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden NMA.

"Tubuh itu benar-benar beku dan beratnya 150 kg dan harus dievakuasi dari tempat yang sulit di ketinggian itu."

Para ahli mengatakan setiap keputusan tentang apa yang harus dilakukan dengan mayat di gunung juga merupakan masalah yang sangat pribadi.

"Kebanyakan pendaki suka dibiarkan di gunung jika mereka mati," kata Alan Arnette, seorang pendaki gunung terkemuka yang juga menulis tentang pendakian gunung.

"Jadi akan dianggap tidak sopan hanya memindahkan mereka kecuali mereka perlu dipindahkan dari jalur pendakian atau keluarga mereka menginginkannya."

Baca juga :

Hari Pertama Kampanye Terbuka Pilpres 2019, Jokowi-Maruf Bersama, Prabowo-Sandiaga Terpisah

Indomie yang Asli Indonesia Ternyata Lebih Disukai Warga Turki Ketimbang Mi Instan Lokal

Bubah Alfian Unggah Foto Luna Maya & Ariel Noah Ngobrol Bareng di Ultah BCL, Sinyal Balikan Lagi?

BREAKING NEWS - Gempa Hari Ini Guncang Poso Sulawesi Tengah Magnitudo 5.7, Tak Berpotensi Tsunami

Gletser yang menipis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gletser di wilayah Gunung Everest, seperti di sebagian besar Himalaya, mencair dan menipis dengan cepat beberapa tahun terakhir.

Sebuah studi pada tahun 2015 menunjukkan kolam di Gletser Khumbu - yang harus diseberangi pendaki untuk mencapai puncak - sedang meluas karena percepatan pencairan.

Tentara Nepal mengeringkan Danau Imja di dekat Gunung Everest pada tahun 2016 lalu setelah pencairan gletser yang cepat telah mencapai tingkat yang berbahaya.

Tim peneliti lain, termasuk anggota dari universitas Leeds dan Aberystwyth di Inggris, tahun lalu mengebor Gletser Khumbu dan menemukan es lebih hangat dari yang diperkirakan.

(Tribunkaltim.co/Doan Pardede

Follow Instagram Tribunkaltim.co di bawah ini:

 

Subscribe Youtube Channel Tribunkaltim.co di bawah ini:

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved