41 Ekor Komodo dari Pulau Rinca Flores Hendak Dijual ke Luar Negeri; Gubernur NTT Berang
Gubernur NTT Viktor Laiskodat marah dan sangat kecewa ketika mendapat kabar 41 ekor Komodo hendak diselundupkan ke luar negeri.
Tak hanya itu, begitu mendapat kabar penangkapan teresebut, Wayan pun berkomunikasi dengan pimpinan BKSDA Kupang yang diketahui akan menerjunkan staf lapangan untuk menginvestigasi kasus ini.
Untuk mengetahui kasus ini lanjut Wayan yang saat ini masih berada di Bali, esok (hari ini, red) akan menugaskan Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata NTT berangkat ke Surabaya untuk berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur.
Berasal dari Pulau Rinca
Polda Jatim menangkap beberapa orang yang terlibat dalam perdagangan satwa dilindungi. Salah satu satwa yang mereka jual adalah Komodo. Diduga, Komodo itu diperoleh tersangka dari Pulau Rinca yang ada di kawasan taman nasional Komodo.
Tersangka VS alias Veki Subun (32) warga Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur diduga merupakan otak perdagangan Komodo.
Tersangka melakoni bisnis perdagangan satwa ilegal lebih dari tiga tahun mulai 2016 hingga 2019.
Selama itulah tersangka sudah memperdagangan 41 ekor Komodo di Surabaya, Jakarta, hingga ke pasar gelap (Black Market) luar negeri Thailand dan Vietnam.
Dirreskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Ahmad Yusep Gunawan mengatakan, tersangka memperoleh 41 ekor Komodo dari ED (DPO) dan EB (DPO) senilai Rp 6 juta hingga Rp 8 juta.
(surabaya.tribunnews.com/ahmad zaimul haq)
Tersangka diduga mendapatkan Komodo itu dari hasil berburu secara ilegal di Pulau Rinca Flores yang berada di kawasan Taman Nasional Pulau Komodo Nusa Tenggara.
"Tersangka menjual Komodo ke beberapa pembeli (User) berharga Rp 15 juta hingga Rp 20 juta," ungkapnya.
Seperti yang diberitakan, tim gabungan Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Jatim menangkap lima tersangka komplotan jaringan perdagangan satwa dilindungi.
Kelima tersangka itu satwa dilindungi yaitu tersangka Tersangka Veki Subun (32) warga Nusa Tenggara Timur, M Rizalla Satria (24) dan Afandi (32) keduanya merupakan warga Kota Surabaya. Andika Wibisiono (35) warga Kecamatan Ambarawa Jawa Tengah dan Rizky (32) mahasiswa asal Kota Surabaya.