Viral di Medsos
Goenawan Mohamad Akhirnya Minta Maaf Gegara Unggahan Pesawat Tempur
Gara-gara unggahan di Twitter, sastrawan Goenawan Mohamad menyampaikan permohonan maaaf
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Gara-gara unggahan di Twitter, sastrawan Goenawan Mohamad akhirnya minta maaf.
Permintaan maaf ini buntut keteledoran Goenawan Mohamad yang mengunggah gambar manufer pesawat tempur yang melukis lafaz Allah di langit.
Pada unggahan tersebut Goenawan Mohamad menulis:
"Di negeri yang dianggap kafir ini, New Zealand, penghormatan diberikan kpd minoritas yg jadi korban, muslimin dan muslimat. Angkatan Udaranya menulis “Allah” di langit," tulis @gm_gm.

Namun rupanya unggahan tersebut menjadi polemik. Bahkan mendapat respons dari akun resmi TNI AU @_TNIAU.
"Terima kasih informasinya.
Janganlah kita mudah menyebarkan sesuatu yang tidak diketahui kebenarannya atau hoaks.
Foto ini bukan pesawat RNZAF tapi Tim Aerobatik Jupiter #TNIAU." kicau akun @_TNIAU.
Seketika, unggahan Goenawan Mohamad pun jadi bulan-bulanan warganet.
Beberapa warganet menuding Goenawan Mohamad telah menyebarkan hoaks.
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia – New Zealand yang juga Dosen Senior Monash Lawa School Australian, Nadirsyah Hosen, juga memberi respons.
"Tetap perlu #SaringSebelumSharing
Ternyata hoax ini, Mas @gm_gm," tulis Nadirsyah Hosen.
Setelah berita itu ramai jadi perbincangan warganet, Goenawan Mohamad pun akhirnya minta maaf.
Goenawan Mohamad menyampaikan permintaan maaf itu melalui kicauan di Twitter dengan menautkan berita online TribunLampung.co.id (Tribunnews Network) berjudul "Akun Resmi TNI AU Respons Postingan Goenawan Mohamad yang Dituding Hoaks".
"Saya salah. Mohon maaf. Tidak teliti mengecek berita yg masuk," kicaunya.
Meski sudah minta maaf, warganet tetap mengkritik sikap Goenawan Mohamad.
Berikut komentarnya:
@anjarisme: Terima kasih sudah berbesar hati mengakui kesalahan dan meminta maaf, pak GM.
@NurulhZabid99: Minta maaf adalah sikap kesatria bung, sayangnya terlambat... terlalu banyak jejak hoax yg anda tinggalkan di rezim ini...dulu saya pengagum “catatan pinggir” dan sikap kritis anda terhadap rezim yang berkuasa... tapi sekarang mengapa kecerdasan itu menjadi tumpul ?
@uyarsahaja: andai bukan akun tni AU yg mengklarifikasi anda tidak akan minta maaf ?
Dukung Jokowi
Beberapa waktu lalu Goenawan Mohamad pernah terang-terangan menyatakan dukungannya kepada Jokowi di Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan oleh Goenawan Mohamad di akun Twitternya, @gm_gm, Rabu (10/10/2018).
Dilansir TribunnewsBogor.com, pada cuitannya itu, ia menuliskan bahwa kritik yang ditujukan kepada Presiden tidak selalu disamakan dengan sebuah penghinaan.
Pun dengan penghargaan kepada seorang presiden, tidak selalu diabadikan dalam wujud patung.
Namun, sebagai bentuk pernghormatannya kepada Jokowi, ia menyatakan dukungan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Kritik kpd presiden tak harus sama dgn penghinaan.
Penghargaan kepada presiden tak harus berarti mengabadikannya dalam patung.
Hormat saya kepada @jokowi saya nyatakan dgn mendukungnya untuk 2019-2024," tulisnya.

Sebelum menyatakan dukungannya itu lewat Twitter, Goenawan Mohamad memposting foto Jokowi bersama tokoh NU, KH Maimoen Zubair atau dikenal Mbah Moen.
Tampak di foto itu, keduanya sedang duduk bersama di sebuah acara.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih, celana bahan hitam dan peci hitam itu tampak sedang mendengarkan Mbah Moen yang berbicara di sampingnya.
Tidak dituliskan foto itu diambil kapan dan di mana.
"Dan Presiden pun mendengarkan," tulisnya.
Jokowi vs SBY
Goenawan Mohamad, sastrawan sekaligus pendiri majalah Tempo menyebutkan, bahwa melihat timeline cuitan di Twitter saat ini adalah buang-buang waktu.
Menurut Goenawan Mohamad, ajang Pemilihan Presiden 2019 ini bukanlah ajang pertarungan antara Jokowi vs Prabowo Subianto.
Akan tetapi, Pilpres 2019 mendatang ini justru pertarungan antara Jokowi vs SBY, menurut Goenawan Mohamad.
Seperi diketahui, Jokowi merupakan presiden RI ke-7 dan menjadi petahana dalam Pilpres 2019.
Sementara itu, SBY merupakan presiden RI ke-6 yang memimpin Indonesia selama dua periode, yakni dari tahun 2004-2014.
Lantas, mengapa Goenawan Mohamad justru menyebutkan Pilpres 2019 ini adalah pertarungan antara Jokowi vs SBY?
Ditulis dalam cuitannya di akun Twitter @gm_gm, Goenawan Mohamad selama ini menyimak beberapa postingan di media sosial ini.
Akan tetapi, ternyata dari postingan-postingan tersebut, menurut Goenawan justru banyak yang membandingkan antara Jokowi vs SBY.
"Kalau mengikuti beberapa posting di Twitter, orang bisa dapat kesan pilpres 2019 adalah persaingan Jokowi vs SBY, bukan Jokowi vs Prabowo.
Keliru, lucu, dan buang waktu," tulis Goenawan Mohamad, Senin (8/10/2018), dilansir TribunnewsBogor.com.

Hal tersebut dicuitkan Goenawan Mohamad ketika melihat cuitan terkait soal IMF.
Hal tersebut bermula dari cuitan beberapa kader Partai Demokrat, partai yang didirikan oleh SBY terkait Indonesia yang menjadi tuan rumah IMF.
Menurut Goenawan, setalah kader tersebut membongkar bahwa sebenarnya IMF itu adalah hasil ide dari era SBY, namun ketika penyelenggaraannya ditanggapi negatif, justru mengelak.
"Indonesia memutuskan jadi tuan rumah pertemuan IMF tahun 2018 di masa Pemerintahan SBY.
Seorang kader SBY coba mengelak dgn bertanya: itu keputusan Pemerintah atau Menteri Keuangan?" tulis Goenawan Mohamad.
(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)
Like Fanpage Facebook:
Follow Instagram:
Subscribe YouTube: