Pilpres 2019
Deddy Mizwar: Prabowo Diisukan Dukung Khilafah Sudah Marah, Jokowi Malah 4,5 Tahun Disebut PKI
Secara tidak langsung, debat itu menunjukkan kualitas Jokowi yang lebih tenang dalam menghadapi fitnah dibanding Prabowo.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Deddy Mizwar, mengatakan, debat keempat menjadi momentum bagi calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo untuk melawan fitnah terhadapnya.
Saat itu, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto justru menjadi pihak yang lebih dulu mengeluhkan fitnah yang menerpa dirinya.
"Debat terakhir itulah cara Allah memberi ruang bagi orang baik untuk klarifikasi. Kenapa? Pak Prabowo disebut diboncengi khilafah saja sudah marah dia. Ini kesempatan Pak Jokowi untuk bilang dia malah sudah 4,5 tahun difitnah," ujar Deddy dalam konferensi pers Gerakan Tangkal Fitnah di Posko Cemara, Kamis (4/2/2019).
Hal ini disampaikan Deddy untuk menanggapi Jokowi dan Prabowo yang sama-sama merasa difitnah. Menurut Deddy, Jokowi menerima fitnah yang jauh lebih banyak selama ini.

Secara tidak langsung, debat itu menunjukkan kualitas Jokowi yang lebih tenang dalam menghadapi fitnah dibanding Prabowo.
Deddy mengatakan, cara-cara fitnah dengan strategi firehose of falsehood sebenarnya tidak bisa digunakan untuk memenangi pemilu di Indonesia. Ia menyebutkan, Indonesia bukan Rusia dan Amerika yang menjadi negara tempat strategi ini berhasil dilakukan.
"Karena apa? Karena ini negara muslim terbesar. Insya Allah yang beriman jauh lebih besar dari kaum fasik," ujar Deddy.
• Bakar Semangat Rakyat Tegal, Jokowi & Iriana Basah Kuyup Ikut Hujan-hujanan
• TNI AU Sampaikan Penjelasan soal Isu Pesawat yang Ditumpangi Prabowo Batal Terbang
Dalam debat keempat, Prabowo menjawab tuduhan dirinya yang dianggap membela kelompok khilafah dan akan mengubah Pancasila jika terpilih dalam Pilpres 2019.
Prabowo awalnya meyakini bahwa Jokowi adalah seorang yang berpegang pada Pancasila, patriot, dan nasionalis.
Namun, kata Prabowo, ada pendukung Jokowi yang melontarkan tuduhan bahwa dirinya membela khilafah hingga bakal melarang tahlilan.
"Ini sesuatu yang sangat tidak masuk akal," kata Prabowo. Ia menyebutkan, dirinya lahir dari seorang ibu yang beragama Nasrani. Sejak muda, ia mengaku sudah mempertaruhkan diri untuk membela Pancasila dan negara.
"Bagaimana saya dituduh akan mengubah Pancasila. Sungguh kejam itu. Tapi saya percaya Pak Jokowi tidak merestui itu," kata Prabowo.
Menanggapi hal itu, Jokowi mengatakan dirinya juga meyakini bahwa rivalnya, capres Prabowo Subianto adalah seorang yang Pancasilais, nasionalis, dan patriot.
"Saya juga percaya kok Pak Prabowo itu Pancasilais. Saya juga percaya Pak Prabowo itu nasionalis, saya percaya. Saya juga percaya Pak Prabowo tuh patriot," kata Jokowi.
Namun, kata Jokowi, dirinya juga banyak menerima tuduhan selama 4,5 tahun terakhir. "Saya kan juga banyak dituduh, Pak," kata Jokowi.
Ia memberi contoh tuduhan dirinya terkait Partai Komunis Indonesia (PKI). "Ada menuduh seperti itu. Saya juga biasa-biasa saja, enggak pernah saya jawab," kata Jokowi.
Selisih Tipis
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Deddy Mizwar mengklaim elektabilitas Joko Widodo - Ma'ruf Amin di Jawa Barat unggul tipis dari Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Meski berselisih tipis, Deddy Mizwar optimisis Jokowi - Ma'ruf Amin akan menang di Jawa Barat dalam Pilpres 2019.
"Saya kira relatif tipis tapi sudah unggul. Dibandingkan dulu 60 persen dan 40 persen (selisih) 20 persen itu merupakan hal yang tinggi sekali ya. Kalau saat ini unggul tipis, sudah menang," ujar Deddy, di Posko Cemara, Kamis (4/2/2019) dilansir Kompas.com.
• Viral Video Keluarga Prabowo Subianto di Langowan Dukung Jokowi-Maruf, Ini Fakta Sebenarnya
• Mampukah Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Menyalip Jokowi-Maruf, Begini Hasil 7 Lembaga Survei
Oleh karena itu, Deddy Mizwar menganggap penting untuk menarik dukungan dari masyarakat Jawa Barat.
Deddy Mizwar tak memungkiri bahwa kemungkinan masih ada kota atau kabupaten di Jawa Barat yang belum berhasil dimenangkan Jokowi - Ma'ruf Amin.
Namun, menurutnya, hal yang paling penting adalah hasil secara keseluruhan di Jawa Barat.
"Unggul 1 persen juga boleh lah," ujarnya.
Survei elektabilitas capres-cawapres oleh lembaga Rectoverso Institute yang bekerja sama dengan Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP) Jawa Barat menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul tipis.
Dalam rilis yang mereka terbitkan, elektabilitas pasangan Jokow i- Ma’ruf berada di angka 48 persen, unggul tipis dari pasangan Prabowo-Sandiaga yang memiliki tingkat elektabitas 47 persen. Sementara yang belum memilih hanya 4 persen.
"Kecenderungannya memang imbang tapi di sini pasangan 01 lebih unggul sedikit," kata Peneliti Rectoverso Institute, Romdin Azhar, Senin (1/4/2019) kepada Kompas.com.
Lebih lanjut Romdin menjelaskan, tren elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dapat dikatakan naik sejak satu tahun ke belakang, tepatnya pada bulan Mei dan Juni 2018.
Pada saat itu, Jawa Barat masih menjadi lumbung suara untuk Prabowo Subianto.
"Kita selalu mengikuti dan memantau perkembangan survei presiden ini sejak setahun lalu mulai Mei Juni 2018. Kondisi ini (kenaikan) terjadi karena kinerja petahana dinilai sangat bagus, 72 persen. Jadi, 72 persen masyarakat Jawa Barat menganggap petahana ini baik dalam kinerjanya," ujarnya.
Selain itu, kenaikan elektabilitas pasangan capres cawapres nomor urut 01 di Jawa Barat juga dipengaruhi oleh dukungan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sudah terang-terangan memberikan dukungan kepada Jokowi - Ma’ruf Amin.
"Faktor endorsment tokoh yang sekarang sangat kelihatan adalah Gubernur Ridwan Kamil. Setelah kita cek, ternyata tingkat endorsement hampir 25 persen dari pemilih, ini sangat signifikan,” tuturnya.
Romdin menjelaskan, pemilih yang digaet oleh Ridwan Kamil disebut melengkapi pemilih dari pasangan Jokowi - Ma’ruf Amin.
"Kecenderungan pemilih Pak Jokowi dan pemilih pak Ridwan Kamil di pilgub kemarin ada perbedaan pemilih.
Pak Jokowi cenderungnya pemilihnya pendapatannya di bawah, pendidikan di bawah dan rendah.
Kalau pemilih Pak Ridwan Kamil cenderungnya menengah atas, milenial, tingkat pendidikannya tinggi. Jadi ketika Pak Ridwan Kamil mendukung Pak Jokowi, pemilih itu melengkapi,” katanya.
Survei Rectoverso Institute dilakukan dengan metode multi stage random sampling pada populasi pemilih yang tercantum dalam DPT di 15 Dapil DPRD Jawa Barat.
Survei dilakukan di periode 15 hingga 25 Maret 2019.
Sample yang digunakan dalam survei sebanyak 7.500 responden se-Jawa Barat dengan rincian 500 responden untuk setiap Dapil dengan margin of eror 4,47 persen.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani/Jessi Carina)
Baca juga:
Quick Count Pilpres 2019: KPU-Bawaslu Dorong MK Percepat Uji Materiil Aturan Tayangan Hitung Cepat
Bantah Dugaan Keberpihakan Politik Pemilu 2019, Twitter Indonesia: Trending Topic Dikelola Obyektif
Dukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019, Mantan Wagub Jateng Rustriningsih Diminta Mundur dari PDIP
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Deddy Mizwar Klaim Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat Unggul Tipis dari Prabowo-Sandi dan tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Deddy Mizwar, Debat Keempat Jadi Momentum Jokowi Lawan Fitnah "