Hari Kartini

Kiprah 'Kartini' Kaltim: Farah Flamboyang Tinggalkan Dunia Kontraktor demi Anak Autis

RADEN Ajeng (RA) Kartini dikenal sebagai pahlawan pejuang emansipasi wanita. Saat ini kedudukan wanita dan pria mulai ada kesetaraan.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Farah Flamboyan 

"Alhamdulillah, kalau berjalanannya yayasan sangat dimudahkan oleh Allah SWT. Namun, di sisi lain yayasan ini memang saya bentuk bukan untuk mencari profit. Saat pembentukan saya menggunakan dana keluarga, dan saya diminta untuk mengembalikan. Namun, setelah diberikan penjelasan akhirnya keluarga memaklumi dan bersabar dengan kondisi saya," paparnya.

Merayakan hari Kartini, Minggu (21/4/2019) Platinum Hotel Balikpapan and Convention Hall memberikan 100 buah mantau gratis. Mantau yang diberikan memiliki bentuk seperti bunga berwarna merah dan putih.
Merayakan hari Kartini, Minggu (21/4/2019) Platinum Hotel Balikpapan and Convention Hall memberikan 100 buah mantau gratis. Mantau yang diberikan memiliki bentuk seperti bunga berwarna merah dan putih. (Dok Tribunkaltim.co/ist)

Sampai saat ini, ada orangtua anak autis yang didiknya memiliki tanggungan pada yayasannya sebesar Rp 30 juta.

Namun, bukan malah meminta sang anak untuk tidak kembali ke sekolah, Farah malah meminta, agar orangtua tersebut terus mengantar anaknya meski belum membayar tanggungan tersebut.

Sempat dihalangi oleh orangtua, menjadi cerita tersendiri bagi Farah. Bisa mencetak uang sebanyak-banyaknya dan dapat menyejahterakan keluarga, merupakan keinginan orangtua Farah.

Video Momen TNI-Polri dan KPPS Ditembaki KKB saat Kawal Hasil Pemilu; Merayap di Kolong Bangunan

Jarang Diekspos, Ini 5 Fakta tentang Kakak Kandung Luna Maya, Ismael Dully yang Juga Atlet Surfing

Mengetahui Farah fokus mengelola yayasan, orangtua Farah sempat menentang, dan meminta Farah kembali pada pekerjaan awal.

"Ayah saya pegawai BUMN. Ibu saya pegawai salah satu bank milik negara. Keduanya merupakan pekerja keras. Saat saya kecil, saya sedikit kurang bersentuhan dengan orangtua saya. Saya tidak ingin anak-anak saya dan anak-anak lainnya mendapatkan kondisi yang sama. Dengan kegiatan seperti ini, saya dapat lebih fokus dengan anak-anak saya dan juga bisa mendidiknya," ujarnya.

Jiwa pendidik Farah, bukan datang begitu saja. Setelah ia menelaah lebih jauh, kakek dan nenek Farah merupakan pengajar di salah satu sekolah di pulau Jawa. Kemudian, 4 saudara perempuannya juga berprofesi tidak jauh dari dunia pendidikan.

Pada 2011, Farah membantuk PAUD Inklusi Pelita Bunda, khusus untuk anak-anak autis dan difable. Kemudian, 2004 mendirikan Sekolah Khusus Pelita Bunda.

Peringati Kartini Day, Belasan Perempuan Balikpapan Ikuti City Tour, Begini Rasanya

Ini Daftar Promo Hari Kartini Hotel Berbintang di Kota Balikpapan yang Bisa Kamu Dapatkan

Libatkan Anak
Aktifnya Farah sebagai pegiat sosial di Samarinda menjadi contoh bagi ketiga anaknya. Tidak jarang, setiap momentum dan kegiatan, Farah mengajak anak-anaknya terlibat.

Bahkan, sudah beberapa tahun belakangan ini sang suami secara aktif terlibat di yayasan. Suami dapat dikatakan telah meninggalkan dunia kontraktor dan ikut fokus membantu Farah mengelola yayasan.

"Anak laki-laki saya yang paling tua, sekarang mengambil jurusan Pendidikan Khusus di Universitas Negeri Jakarta. Padahal, saya orang pertama yang menentang dia masuk jurusan tersebut. Tapi, penentangan saya itu bertujuan melihat sejauh mana tekad anak saya untuk menempuh jalur yang saya jalani sekarang," paparnya.

Selalu membawa anak-anak menurut Farah agar menggugah hati putra pertamanya ingin mengikuti jejak ibunya.

Farah bersyukur, satu dari tiga anaknya berniat meneruskan perjuangan yang telah dimulainya kurang lebih 10 tahun lalu.

SLB Tenggarong Peringati Hari Autis, Penampilan Siswa Ini Bikan Pengunjung Terkesima

Dengan memiliki yayasan tersebut jualah, Farah menegaskan, saat ini ia telah memiliki ratusan keluarga yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kan banyak juga siswa kami ini anak dari luar, yang orangtuanya bertugas sementara di Samarinda. Dan kekeluargaan kita ini sangat kental satu dengan lainnya. Jadi, saat mereka pulang ke daerahnya atau bertugas di tempat lainnya akan menjadi keluarga kita di daerah itu," tuturnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved