Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia ke Luar Jawa, Ini Pertimbangan dan Kelebihan Provinsi Kaltim
Daerah Penajam, Kaltim kembali dilirik Pemerintah Pusat sebagai satu dari tiga calon lokasi pemindahan ibu kota Indonesia ke luar Jawa
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Hanya saja daerah mana yang ditetapkan sebagai kandidat ibu kota baru, hal itu ada di tangan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Dilihat kan lokasi di mana yang cocok dari sisi pemilikan lahan dan mana yang cocok untuk sebuah kota. Tapi perjalanan lebih teknis itu dilakukan Menteri Bappenas," kata Sofyan.
Sofyan menegaskan, tidak semua daerah yang di wilayah luar Jawa dapat menjadi ibu kota.
"Kami cari di luar Jawa, jadi enggak semua tanah cocok, misalnya kalo hujan banjir, jangan lagi ibu kota baru seperti itu," pungkasnya.
Pengamat Kaltim Buka Suara
Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman, Aji Sofyan Effendi, menilai ada persoalan mendasar yang harus diselesaikan jika daerah di Kalimantan Timur ditunjuk menjadi ibu kota Indonesia.
Gubernur Kaltim periode sebelumnya Awang Faroek Ishak memang mengusulkan Balikpapan dan PPU menjadi calon lokasi pengganti Jakarta sebagai ibu kota Indonesia.

Salah satu persoalan mendasar, kata Aji, yang perlu diperhatikan adalah infrastruktur listrik dan air bersih.
"Siapkah Balikpapan dengan energi listriknya, siapkah air minumnya? Itu harus kita sadari bahwa sekarang belum optimal.
Balikpapan masih sering byar pet, untuk masalah defisit air bersih juga lebih parah dari Samarinda.
Waduknya sering kering.
Ini harus dibenahi dahulu.
Harus. Anda mau pindah rumah, masa tak ada air dan listriknya, atau air dan listriknya tak cukup? Tak ada beda antara pindah ibukota dan pindah rumah," katanya dalam News Analysis yang dimuat di halaman pertama Harian Tribun Kaltim beberapa waktu lalu.
Jika memang diakui tak cukup, maka hal ini tentu saja butuh intervensi dari pusat, seandainya Balikpapan benar-benar dipilih sebagai pengganti ibukota Jakarta.
Sementara, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Balikpapan, Ir Wahyullah Bandung, menilai calon ibu kota tidak mesti jatuh di kota Balikpapan saja.