Berita Video

VIDEO - Kronologi 4 Orang Tersambar Petir, Baru Tiba dari Sulbar Hendak Jenguk Keluarga di Samarinda

Suasana duka menyelimuti keluarga 4 korban yang tersambar petir di Kelurahan Salok Api Darat, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara

Penulis: Aris Joni | Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co/fachmi rachman
Korban tersambar petir di RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti, Rabu (1/5/2019) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Suasana duka menyelimuti keluarga 4 korban yang tersambar petir di Kelurahan Salok Api Darat, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Rabu (1/5/2019).

Empat korban ini baru saja tiba di Balikpapan dari Sulawesi Barat atau Sulbar, lalu melanjutkan perjalanan ke Samarinda untuk menjenguk keluarga yang dioperasi.

Dalam perjalanan ke Samarinda dengan sepeda motor, empat orang ini berteduh di sebuah rumah kosong ketika hujan, dan tiba-tiba ketika terjadi petir, korban tidak sadarkan diri. 

Dari 4 korban, dua dinyatakan meninggal dunia yakni Radit (12) merupakan anak dari Hajar (38) yang juga menjadi korban selamat dan Rustam Efendi (33) warga kota Samarinda.

Sedangkan dua korban selamat adalah Hajar dan Muhammad Hasri (35).

DIJENGUK KELUARGA - Dua orang korban selamat sambaran petir dijenguk keluarganya saat menjalani perawatan di Ruang ulin RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti, Samboja, Kutai Kartanegara, Rabu (1/5) malam. Empat orang disambar petir saat berteduh di kawasan Salok Api Darat, Samboja, Kukar. Akibat kejadian yang menimpa Empat orang ini, dua orang meninggal dan dua orang Selamat meskipun akhirnya menjalani perawatan medis
DIJENGUK KELUARGA - Dua orang korban selamat sambaran petir dijenguk keluarganya saat menjalani perawatan di Ruang ulin RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti, Samboja, Kutai Kartanegara, Rabu (1/5) malam. Empat orang disambar petir saat berteduh di kawasan Salok Api Darat, Samboja, Kukar. Akibat kejadian yang menimpa Empat orang ini, dua orang meninggal dan dua orang Selamat meskipun akhirnya menjalani perawatan medis (TribunKaltim.CO/Fachmi Rachman)

Kini dua korban selamat masih di rawat di Ruang Ulin kamar P.11 RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti, Kecamatan Samboja.

Sedangkan dua korban meninggal dunia berada di ruang jenazah.

Salah seorang korban selamat, Hajar menceritakan, dirinya baru tiba di Balikpapan dari Sulawesi Barat (Sulbar) dengan menggunakan kapal.

Sesampainya di Kariangau, dirinya berempat mengendarai dua motor menuju kota Samarinda untuk menjenguk keluarga yang akan di operasi.

Lanjut dia, baru sampai di sekitar Salok Api Darat sekitar pukul 14.00 wita, hujan turun dan dirinya bersama tiga korban tersebut berteduh di sebuah rumah kosong di pinggir jalan poros Balikpapan-Handil II RT 08, Kelurahan Salok Api Darat, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Tak lama kemudian, petir menyambar dan semua tidak sadarkan diri.

Bahkan, dirinya mengakui saat kejadian tersebut semua korban tidak ada yang memainkan telepon seluler.

"Setelah kilat itu, kita semua sudah gak sadarkan diri.

Sampai rumah sakit sekitar jam 3 sore.

Saya baru sadar kalau kami sudah dibawa ke rumah sakit.

Saat kita berteduh, semua nggak ada yang main HP (ponsel)," ujarnya.

Diakui Hajar, setelah sadarkan diri, kondisi kakinya sudah tidak bisa bergerak dan mengeluh pusing.

Sedangkan keluarganya yang satunya selamat mengalami sedikit luka ringan di belakang punggungnya.

"Ada luka goresan di belakang punggungnya," ucapnya.

Hajar menerangkan, saat ini dirinya masih merasa trauma dan merasa lemas di seluruh badan.

Bahkan, untuk bangun dari tidur saja dirinya masih harus dibantu.

"Kepala saya merasa pusing mas, kali saya juga seperti mati rasa sudah," keluhnya.

Ia juga terkejut saat sadarkan diri mengetahui anak dan iparnya sudah wafat.

Namun dirinya tetap bersikeras meminta pihak rumah sakit untuk memeriksa untuk meyakinkan.

"Saya peluk anak saya saat menuju rumah sakit.

Saat dokter bilang anak saya sudah wafat, saya minta untuk periksa lagi.

Namun, kenyataan berkata lain," katanya.

Saat tim tribunkaltim.co menjenguk korban, dikamar rawat dipenuhi keluarga korban dan istri korban menangis histeris karena mendengan anak kesayangannya telah meninggal dunia.

Diketahui, dua motornya yakni Yamaha Vino DC 3724 AO dikemudikan Hajar dengan putranya, Radit.

Sedangkan Hasri berboncengan dengan Rustam mengendarai motor Yamaha MIO DC 2237 AM.

Lihat videonya:

Penjelasan Dokter

Dikonfirmasi, Kepala Tim Dokter Umum yang menangani korban, dr. Aulia Hubah Malikah menjelaskan, keempat korban tiba di RSUD sekitar pukul 16.00 wita.

"Jadi sudah dinyatakan meninggal dunia saat sudah datang," ujarnya.

Dia menambahkan, sedangkan dua korban selamat saat diperiksa masih dalam kondisi baik-baik saja mulai dari suhu, tensi, dan nadinya.

Hanya saja korban atas nama Hajar mengeluhkan kakinya mengalami kram.

"Saat tiba di RSUD dua korban selamat itu masih sadar.

Bahkan salah satu korban selamat sempat memeluk anaknya yang meninggal saat tiba di rumah sakit," ungkapnya.

Diakuinya, saat keempat korban tiba, dirinya duluan menangani korban yang meninggal, karena ayah korban yang selamat meminta anaknya yang meninggal agar kembali diperiksa untuk meyakinkan bahwa masih ada tanda-tanda kehidupan.

"Jadi kita periksa lagi, tapi memang ngak ada tanda kehidupan dan dinyatakan meninggal.

Kemudian kita kembali fokus ke korban yang selamat," terangnya.

Aulia mengungkapkan, usai menangani korban yang meninggal, dirinya melanjutkan menangani korban yang selamat dan melakukan penanganan pertama dengan memberikan cairan, cek rekam jantungnya, lalu cek darahnya, sehingga dilakukan rawat inap untuk dua korban yang selamat.

Ia  juga belum bisa memastikan korban dirawat sampai kapan.

Tapi, biasanya melihat kondisi korban apakah berangsur membaik atau tidak.

"Untuk sementara korban dirawat inap dengan dokter spesialis bedah," ujarnya.

Ia membeberkan, saat diperiksa, pada tubuh korban meninggal tidak ditemukan luka bakar.

Namun tanda-tanda indikasi tersambar petir secara medis ada dan kondisi korban meninggal nampak membiru di bagian bibir.

Ia menambahkan, untuk korban selamat juga telah dilakukan tes urine, tinggal menunggu hasil saja.

Tinggal menunggu tindakal selanjutnya dari dokter spesialis bedah.

"Tapi kita tetap berikan penanganan seperti memberikan obat anti nyeri, vitamin dan cairan," ujarnya.

(*)

BACA JUGA

BREAKING NEWS - Sedang Berteduh di Pondok, 4 Orang Tersambar Petir, 2 Meninggal Dunia

Bus Mundur Tak Terkendali Seusai Gagal Menanjak di Tanjakan Selarong Puncak, Banyak Korban Luka-Luka

Prabowo Diteriaki 'Presiden' Saat Hadiri Peringatan Hari Buruh

Cek Lagi! Yang Masih Tahapan Ini di 2018 Bisa Coba CPNS Papua 2019, Waktu Pendaftaran Masih Panjang

Link Live Streaming Billboard Music Awards 2019, BTS, EXO dan GOT7 Bersaing di Top Social Artist

Likes dan Follow Fanspage Facebook

Follow Twitter

Follow Instagram

Subscribe official YouTube Channel

 
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved