Sejarah Hari Ini

SEJARAH HARI INI: 23 Mei 1699, Ulama Syekh Yusuf Al-Makassari Tutup Usia di Afrika Selatan

Sejarah Hari Ini, 320 tahun lalu tepatnya 23 Mei 1699 Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makassari Al-Bantani atau Syekh Yusuf Al-Makassari

Penulis: Syaiful Syafar |
vitamindomein.blogspot.com
SEJARAH HARI INI: 23 Mei 1699, Ulama Syekh Yusuf Al-Makassari Tutup Usia di Afrika Selatan 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejarah Hari Ini, 320 tahun lalu tepatnya 23 Mei 1699 Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makassari Al-Bantani atau Syekh Yusuf Al-Makassari tutup usia.

Syekh Yusuf Al-Makassari meninggal dunia pada umur 72 tahun di Cape Town, Afrika Selatan.

Syekh Yusuf Al-Makassari mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Namanya begitu harum, tidak hanya di Indonesia, tapi juga sampai ke Afrika Selatan.

Bahkan, semasa hidupnya, ulama Bugis-Makassar ini menjadi panutan sejumlah tokoh di Afrika Selatan.

Bagaimana bisa, sosok Syekh Yusuf Al-Makassari begitu dihormati sampai di wilayah Afrika Selatan.

Berikut rangkuman riwayat sejarahnya yang dikutip dari sejumlah sumber.

Masa muda dan pendidikan

Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah, di Gowa, Sulawesi Selatan, 3 Juli 1626.

Ketika lahir, ia dinamakan Muhammad Yusuf, suatu nama yang diberikan oleh Sultan Alauddin, Raja Gowa pertama yang muslim (berkuasa sejak 1593 - wafat 15 Juni 1639).

Sultan Alauddin juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf.

Pendidikan agama Syekh Yusuf diperolehnya sejak berusia 15 tahun di Cikoang dari Daeng Ri Tassamang, guru kerajaan Gowa.

Syekh Yusuf juga berguru pada Sayyid Ba-Alawi bin Abdul Al-Allamah Attahir dan Sayyid Jalaludin Al-Aidid.

Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten dan Aceh.

Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten.

Di Aceh, Syekh Yusuf berguru pada Syekh Nuruddin Ar-Raniri dan mendalami tarekat Qadiriyah.

Pada tahun 1644, Syech Yusuf menunaikan ibadah haji dan tinggal di Mekkah untuk beberapa lama.

Ia belajar kepada ulama terkemuka di Mekkah dan Madinah.

Syekh Yusuf juga sempat mencari ilmu ke Yaman, berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd Al-Baqi, dan ke Damaskus untuk berguru pada Syekh Abu Al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al-Khalwati Al-Quraisyi.

Syech Yusuf mempelajari Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah.

Masa perjuangan

Ketika Kesultanan Gowa mengalami kalah perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan diangkat menjadi mufti di sana.

Pada periode ini Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.

Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Srilanka pada bulan September 1684.

Syekh Yusuf.
Syekh Yusuf. (Wikipedia)

Masa pembuangan

Sri Lanka

Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan.

Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.

Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh, Afrika Selatan, pada bulan Juli 1693.

Afrika Selatan

Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut.

Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan.

Bahkan, Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan menyebutnya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.

Gelar Pahlawan Nasional dan Afrika

Jenazah Syekh Yusuf dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705.

Kemudian Syekh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto dengan SK Presiden Keppres No. 071/TK/1995, Tgl. 7 Agustus 1995.

Pada 2009, Syekh Yusuf dianugerahi penghargaan Oliver Thambo, yaitu penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan oleh Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki kepada ahli warisnya yang disaksikan oleh Wapres RI, Jusuf Kalla di Pretoria, Afrika Selatan.

Syekh Yusuf juga menulis beberapa risalah sufisme berbahasa Arab dan Lontar.

Makam Syekh Yusuf di Gowa, Sulawesi Selatan.
Makam Syekh Yusuf di Gowa, Sulawesi Selatan. (Wa Ode Nurmin/Tribungowa.com)

Untuk mengenang jasanya, nama Syekh Yusuf diabadikan menjadi nama jalan dan lapangan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Jalan Syekh Yusuf berada di perbatasan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Sekitar Jalan Malengkeri dan Jalan Kacong Dg Lalang.

Makam Syekh Yusuf berada di Jalan Syekh Yusuf, Gn. Sari, Kecamatan Rappocini, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Warga mengunjungi makam Syekh Yusuf di Jalan Syekh Yusuf, Gowa, Minggu (1/10/2016). Di awal bulan Muharram, peziarah di kuburan ini mengalami peningkatan.
Warga mengunjungi makam Syekh Yusuf di Jalan Syekh Yusuf, Gowa, Minggu (1/10/2016). (TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN)

Subscribe official YouTube Channel

BACA JUGA:

Pilot Jepang Ungkap Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH-370, Ada Hal Yang Disembunyikan

Divonis Sulit Punya Anak, Ustaz Solmed Pernah Diminta Menikah Lagi, Simak Pengakuan April Jasmine

BERITA terkini: Wapres Jusuf Kalla Buka Suara Terkait Demo 22 Mei 2019, 'Tak Mengubah Hasil Pemilu'

KABAR TERKINI Demonstran Tinggalkan Lokasi Perempatan Sarinah Jakarta, Beri Salam Polri dan TNI

Pemerintah Rilis Daftar Tiga Kelompok Dibalik Kerusuhan 22 Mei Jakarta, Incar Tembak Pejabat

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved