Dunia Satwa

Ditemukan Lumba-lumba Mati Membusuk, Ada Luka Bekas Tombak dan Ekornya Terpotong

Pada bangkai lumba-lumba yang sudah membusuk itu terdapat luka tombak di bagian perut dan ekor terpotong.

Editor: Budi Susilo

TRIBUNKALTIM.CO, BENGKULU - Ada mamalia Lumba-lumba berukuran dua meter mati tak jauh dari lokasi pembangunan PLTU Teluk Sepang, Kota Bengkulu, Selasa (9/7/2019).

Pada bangkai lumba-lumba yang sudah membusuk itu terdapat luka tombak di bagian perut dan ekor terpotong.

Aktivis Yayasan Kanopi Didit Mulyono menyebutkan, bangkai lumba-lumba ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi pembangunan PLTU.

"Kondisinya mengenaskan luka tombak di bagian perut serta ekor yang telah dipotong," kata Didit, Selasa.

Sejumlah warga meyakini ikan tersebut bukan mati terdampar namun dibunuh oleh manusia.

Hingga Selasa pukul 17.00 WIB, bangkai lumba-lumba tersebut belum dikubur oleh warga.

Warga masih melakukan upaya rekonstruksi terhadap dugaan pembunuhan yang dialami oleh lumba-lumba.

Didit mengungkapkan, selain ditemukan dengan kondisi luka, di sekitar bangkai lumba-lumba banyak ditemukan tumpukan terumbu karang berserakan.

Di tempat terpisah, belum lama ini, kemunculan satwa diduga lumba-lumba di pesisir Tanjung Limau, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara diyakini lantaran ekosistem laut masih terjaga kelestariannya.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang, Aji Erlinawati saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Jumat (17/5/2019).

KEMUNCULAN LUMBA-LUMBA — Warga Tanjung Limau, Kelurahan Bontang Baru dihebohkan dengan kemunculan diduga lumba-lumba, Jumat (17/5/2019). Kehadiran mamalia ini sontak menjadi perhatian warga setempat apalagi hewan ini beberapa menunjukkan atraksi melompat keluar air.
KEMUNCULAN LUMBA-LUMBA — Warga Tanjung Limau, Kelurahan Bontang Baru dihebohkan dengan kemunculan diduga lumba-lumba, Jumat (17/5/2019). Kehadiran mamalia ini sontak menjadi perhatian warga setempat apalagi hewan ini beberapa menunjukkan atraksi melompat keluar air. (TRIBUN KALTIM/ ICHWAL SETIAWAN)

“Artinya ekosistem perairan kita, khususnya di Tanjung Limau itu masih alami.

Karena hewan ini cukup langka ditemui, berarti stok makanan alaminya masih tersedia di perairan kita,” ujar Iin-sapaan akrabnya.

Ia mengimbau masyarakat setempat tidak melakukan hal-hal yang mengancam keselamatan hewan yang dilindungi tersebut.

Kemunculan mamalia ini harus menjadi kesadaran warga agar memelihara lingkungan sekitarnya tetap baik.

Lokasi perairan Tanjung Limau berada di antara lokasi hutan mangrove.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved