716 SR di Kelurahan Nenang Mulai Nikmati Jargas, Empat Kelurahan Menyusul, Target November Rampung
Sebanyak 716 sambungan rumah (SR) Jaringan Gas (Jargas) sektor 1 di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU),
Penulis: Mir | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM-Sebanyak 716 sambungan rumah (SR) Jaringan Gas (Jargas) sektor 1 di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur, mulai menikmati jargas, Kamis (18/7/2019).
Hal ini ditandai dengan pembukaan Metering and Regulating Station (MRS) yang disaksikan Sekda PPU Tohar dan Asisten II Bidang Ekonomi dan pembangunan, Ahmad Usman di Penajam Paser Utara.
Serta Sekda PPU Tohar angkat bicara soal ini, jargas di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Jargas ini sudah diresmikan sejak 27 Maret lalu dan telah tersambung 4.260 SR untuk lima kelurahan masing-masing Kelurahan Nenang.
Juga ada Kelurahan Penajam, Gunung Steleng, Nipah-nipah dan Sungai Paret.

Dalam ujicoba ini langsung dilakukan di salah satu rumah warga di Nenang. ” Alhamdulillah, hari Kamis (18/7) kita telah membuka Metering and Regulating Station (MRS) di Kelurahan Nenang dan gas bisa mengalir, sehingga masyarakat bisa merasakan meski saat ini baru pada sektor 1.
Nanti bertahap akan dilanjutkan pada sektor lainnya sampai 4260 SR bisa menikmati,” jelas Ahmad Usman.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Sekda PPU Tohar menjelaskan, pembangunan jargas merupakan program prioritas pemerintah yang bertujuan memberikan akses energi kepada masyarakat, menghemat pengeluaran biaya bahan bakar,
membantu ekonomi masyarakat menuju ekonomi masyarakat mandiri dan ramah lingkungan serta mengurangi beban subsidi BBM dan/atau LPG pada sektor rumah tangga,

“Sehingga nantinya masyarakat bisa berhemat dan harapannya daya beli akan meningkat,” lanjutnya.
Salah seorang warga, Christina telah merasakan sambungan jargas dengan sedikit memodifikasi kompor gas yang dimiliki agar gas alam itu bisa teraliri. Ia mengaku tak lagi dipusingkan dengan mencari gas tabung ketika sewaktu-waktu gas habis.
”Saya menggunakan gas ini sangat senang selain murah jadi sekarang ngak perlu repot-repot cari gas tabung lagi,” jelas Christina.
Rampung Penyambungan November 2019
Proses pengerjaan pengoperasian pengkoneksian jaringan gas (jargas) ke kompor warga, akan mulai dikerjakan pada Rabu, (10/7/2019).
Sebanyak 4.260 sambungan rumah (SR) akan dikerjakan secara bergilir, mulai dari sektor satu yakni BTN Kilo 4 Kelurahan Penajam sebanyak 716 SR,
sektor dua Kelurahan Penajam sebanyak 1.154 SR, sektor tiga Kelurahan Gunung Seteleng sebanyak 1.104 SR, sektor empat Kelurahan Nipah-Nipah sebanyak 264 SR dan sektor lima Kelurahan Sungai Parit sebanyak 1.019 SR.
Koordinator Pengawas Jargas PT. Pertagas Niaga Wilayah Penajam Paser Utara (PPU), Darwin, menjelaskan, proses pengerjaan pada tanggal 10 Juli 2019 mendatang, akan dikerjakan oleh tim teknisi konversi yang berjumlah 10 orang.
Acuan harga kepada masyarakat setelah proses pengoperasian meteran dan koneksi jargas ke kompor sudah aktif, yakni dengan membeli voucher token jargas.
"Kalau hitungan di gas alam menggunakan satuan meter kubik. Jadi disesuaikan, untuk 1 meter kubik (m³) harganya Rp 4.250," katanya saat ditemui di Ruang Asisten II Setkab PPU, Jumat (5/7/2019).
Masyarakat yang membeli token dengan harga terendah yakni, Rp 20.000, mengantongi 4,8 meter kubik. Harga ini lebih murah dibandingkan dengan tabung elpiji 3 kilogram yang hanya berisi gas 3 meter kubik.
Voucher token bisa dibeli di Kantor Pos setempat, namun untuk pengaktifan awal, pihak PT. Pertagas Niaga akan melakukan loket berjalan,
dan membuka loket pada tempat-tempat strategis milik warga setempat. Warga akan diedukasi cara menginput dan mengaktifkan token.
Token yang bisa dibeli oleh masyarakat berkelipatan mulai harga Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000.
Darwin menegaskan, PT. Pertagas Niaga tidak memungut biaya sepeserpun dalam proses pengoperasian jargas. Oknum yang kemarin sempat masuk ke rumah-rumah warga, ia tegaskan bukan dari pihak Pertagas.
Sedangkan isu yang beredar, bahwa saat pengaktifkan jargas, dikenakan biaya Rp 35.000 hingga Rp 50.000, Darwin menyebut belum ada ketetapan resmi.
"Kalau dihitung-hitung, itu nilai estimasi voucer token dan biaya administrasi. Namun belum ada ketetapan resmi," tuturnya.
Sedangkan, Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Minerba (ESDM), Indra Gunawan, menyebutkan, terget kelima sektor rampung paling lambat pada November 2019.
"Kita harap, paling lama November 2019 sudah selesai semua. Tapi untuk mempercepat, mungkin saya bisa bantu karena sudah paham metode kerjanya. Jadi untuk mempercepat mungkin kita bisa bersinergi," tandasnya.
Hati-hati Penipuan Modus Jual Selang Jargas
Sementara itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengimbau kepada masyarakat yang rumahnya dialiri saluran jaringan gas (jargas) untuk berhati-hati terhadap modus penipuan. Hal ini karena ditemukannya oknum yang menjual selang untuk menghubungkan jargas ke kompor.
Hal ini disampaikan Asisten II Bidang Ekobang Setkab PPU, Ahmad Usman, didampingi Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) Kementrian Energi dan Sumber Daya Minerba (ESDM), Indra Gunawan serta dua Koordinator Pengawas Jargas PT Pertagas Niaga Wilayah PPU, Darwin dan Usman.
Asisten II Bidang Ekobang Setkab PPU, Ahmad Usman mengatakan, proses pengoperasian meteran dan konektivitas pada kompor di sambungan rumah warga, akan dimulai pengerjaannya pada 10 Juli 2019 mendatang.
Dan pengerjaan tersebut bertahap, dimulai pada sambungan rumah (SR) di BTN Kilo 4 Kelurahan Penajam.
"Jika ada oknum yang masuk ke rumah warga untuk menawarkan selang yang menghubungkan jargas ke kompor, itu bukan dari PT Pertagas Niaga, karena pengerjaannya baru akan dilakukan tanggal 10 Juli 2019," kata Asisten II Bidang Ekobang Setkab PPU, Ahmad Usman, Jumat (5/7/2019).
Jika masyarakat menemukan oknum tersebut, diimbau agar berhati-hati dan tidak membeli, karena dari pihak PT Pertagas Niaga, tidak memungut biaya sepeserpun untuk pengerjaan pengoperasian meteran dan konektivitas ke kompor. Petugasnya pun nantinya, akan dibekali kartu identitas dari PT Pertagas Niaga.
"Misalnya, oknum ini menjual selang di Kelurahan Nipah-Nipah. Sudah jelas penipuan karena pengerjaan bertahap dari sektor satu BTN Kilo 4 Kelurahan Penajam dulu ke sektor dua dan seterusnya. Kalau menemukan oknum tersebut, bisa di foto untuk dilaporkan," pungkas Asisten II Bidang Ekobang Setkab PPU, Ahmad Usman. (*)
Remaja Minta Kekasih Disetubuhi Teman Main di Gubuk Kosong, Motifnya Ingin Berbagi Kepuasaan