Ibu Kota Baru

Ibu Kota Baru di Bukit Soeharto? Nunu Anugrah Sebut Baru Lihat Potretnya, Belum Ada Kepastian Dimana

Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan, Nunu Anugrah, menjawab soal Ibu Kota Baru di Bukit Soeharto Kalimantan Timur. Ini penjelasannya.

Penulis: Ilo | Editor: Mathias Masan Ola

Terletak di tengah wilayah Indonesia (jarak ke ujung barat sekitar 2.500 kilometer & jarak ke ujung timur sekitar 3.000 kilometer).
Akses mudah ke wilayah pesisir (sekitar 160 kilometer dari pantai dan waktu tempuh normal sekitar empat jam).
Masih tersedia lahan kosong. Luas lahan tak terbangun sekitar 99 persen dari total luas seluruh wilayah (lebih dari 2 juta hektar).
Kondisi kepadatan penduduk masih rendah, yaitu 8 jiwa per kilometer persegi.
Wilayah didominasi topografi datar hingga landai.
Sedikit berbukit di bagian utara.
Tidak ada ancaman bencana geologi (sesar).
Kinerja ekonomi terus meningkat hingga mencapai 6,56 persen pada tahun 2017.
PDRB per kapita naik mencapai Rp 41,17 juta pada tahun 2017.

Kekurangan

Infrastruktur jalan belum memadai (total 32,34 persen jalan yang beraspal & didominasi kondisi jalan tanah).
Ketersediaan RS dan sekolah masih sangat kurang.
Layanan kesehatan didominasi layanan posyandu.
Kualitas SDM rendah (Indeks Pembangunan Manusia tahun 2017 hanya sebesar 67,56).
Rata-rata lama sekolah sekitar 8,64 tahun.
Angka harapan hidup hanya 65,63 tahun.
Kegiatan ekonomi didominasi sektor primer, sektor industri dan jasa belum berkembang pesat.
Risiko bencana tinggi untuk banjir serta kebakaran hutan dan lahan (sebagian besar kawasan memiliki lapisan gambut).
Lokasi jauh dari pelabuhan laut (sekitar enam jam).
Ketersediaan sumber daya air terbatas, mengandalkan air sungai.
Struktur demografi homogen dan secara historis pernah terjadi konflik sosial (peristiwa Sampit).

2. Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah
Kabupaten Pulang Pisau sempat disebut-sebut sebagai calon ibu kota negara yang baru. Secara letak geografis, daerah ini cukup diperhitungkan karena terletak di pesisir selatan Kalimantan Tengah dan dekat dengan pusat ibu kota provinsi, Palangkaraya (jarak lebih kurang 100 km). Namun, kondisi lingkungan yang sarat akan banjir dan kebakaran hutan belum cukup mendukung pembangunan ibu kota negara baru di daerah ini.

Kelebihan

Daerah masih aktif bertumbuh dan dikembangkan (daerah otonom baru, dibentuk pada 2002).
Berada di pesisir selatan Kalimantan dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Menjadi pintu gerbang baru Kalimantan Tengah dengan pelabuhan baru untuk akses ke Jawa.
Dekat dengan pusat ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Palangkaraya (sekitar 100 km).
Dilewati jalur trans-Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Selatan.
Wilayah didominasi topografi datar hingga landai.
Bebas bencana gempa bumi.

Kekurangan

60 persen wilayahnya merupakan lahan gambut dan rawan kebakaran lahan.
Rawan banjir (rob dan akibat curah hujan tinggi).
Sumber air sedikit tercemar.
Banyak lahan budidaya yang dilindungi untuk pertanian karena ditargetkan menjadi lumbung padi terbesar.
Struktur demografi homogen dan secara historis pernah terjadi konflik sosial (peristiwa Sampit).

3. Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Wilayah Kutai Kartanegara menjadi satu-satunya wilayah di Kalimantan Timur yang menjadi salah satu calon lokasi ibu kota.

Kabupaten di selatan Balikpapan tersebut cukup ideal untuk menjadi pusat pemerintahan baru, di antaranya ketersediaan lahan yang luas, bukan lahan konservasi, dekat dengan akses pelabuhan dan bandara, serta dilewati Tol Balikpapan-Samarinda.

Ditunjang juga oleh struktur perekonomian yang kuat sebagai penyumbang kegiatan ekonomi di Kalimantan Timur.

Namun, lingkungan wilayah bekas Kasultanan Kutai Kertanegara tersebut rusak oleh aktivitas tambang yang berdampak pada ketersediaan air bersih dan munculnya bencana banjir dan longsor.

Kelebihan

Memiliki lahan luas (27 juta hektar).
Memiliki ketersediaan lahan dengan status APL, hutan produksi dengan konsesi HTI dan hutan produksi yang bebas konsesi.
Kepadatan penduduk rendah (3 jiwa per kilometer persegi).
Dekat dengan Pelabuhan Semayang, Balikpapan.
Memiliki 18 pelabuhan untuk mendukung kegiatan ekonomi.
Dekat dengan dua bandara di Balikpapan dan Samarinda.
Dekat dengan akses Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.
Lokasi deleniasi dilewati oleh ALKI II di sekitar Selat Makassar.
Penyumbang PDRB tertinggi di Kalimantan Timur.
Struktur demografi heterogen, sebagian besar pendatang.
Tidak berbatasan langsung dengan batas negara.

Kekurangan

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved