Hari Mangrove Internasional
Susuri Kawasan Delta Mahakam dengan Kapal Wisata, Melihat Hutan Mangrove yang Mengalami Degradasi
Rombongan disuguhkan dengan ekosistem Mangrove, tidak jarang hewan seperti bekantan menampakan dirinya.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Organisasi Pemerintah daerah bersama organisasi non Pemerintah dan swasta yang erat kaitannya dengan kelestarian lingkungan terutama pada hutan mangrove menyelenggarakan peringatan Hari Mangrove Internasional.
Hari Mangrove internasional diperingati setiap tahunnya pada 26 Juli.
Kali ini, peringatannya dilakukan dengan menyusuri Sungai Mahakam, yakni menuju delta Mahakam, kawasan yang terdapat ekosistem Mangrove, dengan menggunakan kapal wisata Pesut Bentong, Sabtu (27/7/2019).
Pada peringatan hari Mangrove internasional tersebut, digelar sejumlah kegiatan di atas kapal, mulai lomba mewarnai dengan tema Mangrove yang diikuti murid taman kanan-kanak (TK), hingga pelajar menengah atas.
Selain itu, rombongan juga mendatangi Kutai Lama yang erat kaitannya dengan sejarah kerajaan Kutai. Disepanjang perjalanan menyusur Sungai Mahakam.
Rombongan disuguhkan dengan ekosistem Mangrove, tidak jarang hewan seperti bekantan menampakan dirinya.
Regional Director of Asia and Country Representatitve Planete Urgence Indonesia, Yuyun Kurniawan menjelaskan, kepanitiaan sengaja menyelenggarakan peringatan Hari Internasional Mangrove.
Caranya dengan melihat langsung hutan Mangrove di delta Mahakam, agar masyarakat dapat tahu dengan kondisi Mangrove saat ini.
"Supaya masyarakat bisa tahu dengan kondisi saat ini, makanya kita selenggarakan tidak di dalam ruangan, tapi naik kapal menyusuri sungai. Ini juga untuk edukasi masyarakat," jelasnya, Sabtu (27/7/2019).

Diperjalanan menyusuri Sungai Mahakam, peserta yang hadir juga diberi edukasi dengan diadakannya mini talk show membahas Mangrove.
Tidak hanya membuka sesi tanya jawab, namun juga berbagi pengalaman, dan sharing terkait dengan Mangrove.
Masih Yuyun menjelaskan, kondisi saat ini hutan mangrove di delta Mahakam telah mengalami degradasi seluas kurang lebih 60 persen.
Hal itu lebih diakibatkan karena pembukaan lahan oleh masyarakat untuk tambak perikanan.

"Ini merupakan zona ekonomi masyarakat, ekspor mengenai perikanan cukup besar di wilayah delta Mahakam. Banyak tambak, dan sebagian besar menghabiskan pohon Mangrovenya," jelasnya.
Sedangkan habitat hewan yang ada di kawasan hutan mangrove delta Mahakam, terdapat buaya Muara, bekantan, Camar, Pesut, hingga kera merah.