Liga Indonesia
Kronologi Teror yang dialami Persib Bandung di Malang Sebelum Kalah Telak dari Arema FC
Pelatih asal Belanda, Robert Rene Alberts akhirnya buka suara teror yang dialami Persib Bandung ketika melawan Arema FC pada pekan ke-11 Liga 1 2019
"Situasinya sangat berbahaya, tidak ada pengamanan, dan tidak ada polisi sama sekali," ujarnya menambahkan.
Teror petasan dini hari
Tak sampai disitu, Robert Rene Alberts pun mengeluhkan pengamanan yang kurang saat pemain sedang berisitirahat di hotel.
Para pemain terganggu oleh ulah suporter yang menyalakan petasan pada pukul dua pagi sebelum pertandingan.
"Saya pergi sendiri ke lobi hotel jam dua pagi, lalu bertanya ke staf hotel: 'di mana polisi?', karena semua pemain bangun, saya telepon polisi tetapi mereka tidak datang," ucap Robert Alberts.
"Saya pergi menemui mereka, karena saya sebelumnya melatih di sini."
"Saya menunggu satu jam di lobi, tidak ada polisi datang, dan mereka tetap melakukan aksi teror. Jadi tak ada satupun pemain yang tidur malam itu," kata Robert Alberts.
Permintaan tunda tak direstui
Pada pagi hari sebelum pertandingan, Robert sempat berdiskusi dengan manajemen agar tim mundur dari pertandingan melawan Arema.
Manajemen Persib Bandung sempat merestui keinginan tersebut karena Persib tidak mendapatkan keamanan yang layak selama di Malang.
"Lalu, PSSI memberikan teguran kepada manajemen, lalu mereka menelepon saya. Jika kami menolak bermain, PSSI akan berikan hukuman berat untuk Persib Bandung," tutur Robert.
"Padahal, kami pada saat itu sudah akan bersiap pergi ke Surabaya dan kembali ke Bandung."
"Tetapi, saya tidak mau Persib Bandung mendapatkan sanksi berat dari PSSI. Maka dari itu, kami tetap melanjutkan pertandingan," ujar dia lagi
Keberangkatan tertunda
Beberapa jam sebelum pertandingan, Persib meminta agar bisa lebih cepat tiba di Stadion Kanjuruhan.