Waspada, Modus Jual Beli Data Kependudukan, Mulai Pinjaman Uang, Hingga Bagi Sembako ke Kampung
Berikut sederet modus jual beli data kependudukan yang disampaikan Twitter @hendralm ke Kemendagri, berasal dari grup Facebook.
TRIBUNKALTIM.CO - Waspada, Modus Jual Beli Data Kependudukan, Mulai Pinjaman Uang, Hingga Bagi Sembako ke Kampung.
Berikut sederet modus jual beli data kependudukan yang disampaikan Twitter @hendralm ke Kemendagri, berasal dari grup Facebook.
Pemilik akun Twitter @hendralm, Hendra Hendrawan, mengungkap lima dugaan modus yang dilakukan oleh pelaku data jual beli data kependudukan.
Modu ini ditemukan dalam grup Facebook bernama Dream Market Official.
Kelima modus pelaku dalam mengumpukan data nomor telepon, Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan data Kartu Keluarga (KK) itu diungkapkan saat bertemu Direktur Jenderal Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ( Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh.
"Data-data NIK, KTP sama KK yang di sana itu (grup Facebook) bukan dari pemerintah tapi itu mereka mencuri sendiri," ujar Hendra seusai pertemuan di Pusdiklat Kepemimpinan LAN RI, Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).
Modus pertama, kata Hendra, pelaku membuat akun di suatu situs jual beli dan berpura-pura menjadi pembeli.
Kemudian pelaku meminta foto KTP dari pemilik akun penjual yang ia tuju.
Dengan alasan untuk menghindari adanya penipuan.
Kedua, pelaku membuka situs lowongan pekerjaan.
Dengan begitu pelaku akan mudah mengumpulkan data diri dari para pelamar.
Ketiga, melalui aplikasi bernama Cek KTP.
"Di sana (aplikasi Cek KTP) sama, kita (diminta) foto KTP," kata Hendra.
Modus keempat, yakni melalui pesan singkat atau SMS yang menawarkan pinjaman uang.
Mereka yang tertarik dengan tawaran pinjaman itu akan dimintai foto KTP dan data diri lainnya.