Desa Wisata

Desa Wisata Mentawir, Eksistensi Bekantan Pesona Mangrove dan Pesut Teluk Balikpapan

Dari Kota Balikpapan ditempuh jalur darat. Kendaraan pribadi atau sewa bisa menjangkau ke lokasi Desa Mentawir ini, ada mangrove dan Teluk Balikpapan.

Penulis: Ilo | Editor: Mathias Masan Ola
Tribunkaltim.co/HO Yogiana
Suguhan alam mangrove di Desa Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur yang kini tercitra jadi desa wisata pada Kamis (11/7/2019) pagi 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM – Pesona Kalimantan Timur, tak pernah pudar. Alam raya yang terkandung dari Kalimantan Timur membuat decak kagum, di antaranya ada suguhan alam mangrove di Desa Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur yang kini tercitra jadi desa wisata.

Hal yang paling berkesan berada di kawasan mangrove desa wisata dari Desa Mentawir, tak diragukan lagi keindahannya, super maksimal, alam asri, memberi rasa bahagia, memeluk alam liar mangrove di Desa Mentawir, Penajam Paser Utara.

Belum lama ini, Kamis (11/7/2019), Yogiana Mulyani sambangi lokasi mangrove di Desa Mentawir, Penajam Paser Utara. Menumpuh melalui jalur darat dari Kota Balikpapan ke lokasi desa wisata, Desa Mentawir memakan waktu sekitar 3 jam lebih.

Sepanjang perjalanan, dari Kota Balikpapan ke arah Desa Mentawir tersuguhkan nuansa perkampungan, membelah jalan daratan yang masih diselimuti pepohonan hijau rindang. Suguhkan keelokan natural, yang jauh dari kesan perkotaan yang sesak sumpek.

Kala itu, Yogiana Mulyani bersama rombongan mendatangi ke Desa Mentawir. Kabarnya Desa Mentawir ini menjadi satu di antara desa wisata yang ada di Kalimantan Timur.

Bermodalkan keindahan alamnya yang alami dan kearifan lokalnya yang mengental menjadikan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mendukung Desa Mentawir sebagai desa wisata di Kalimantan Timur.

Satu bukti keindahan alam Desa Mentawir, Yogiana sempat kunjungi beberapa spot, di antaranya ke hutan mangrove yang masih terjaga secara baik. Kawasan mangrove di Desa Mentawir ini pun sudah mulai tertata secara baik dan oke.

Pengunjung yang tiba, mendarat di mangrove Desa Mentawir ini pun mampu menjejaki lintasan kayu menembus tengah hutan mangrove Desa Mentawir.

Begitu masuk ke mangrove di Desa Mentawir ini, hawa sejuk pun langsung selimuti kulit tubuh. Bukan karena mesin pendingin atau cuaca sedang masuk musim dingin, rimbunan dahan mangrove yang membuat kesannya lebih sejuk, nyaman.

Suara kicau burung yang bersahut-sahutan seolah bak paduan suara musik alam, membuat kesan kunjungan di mangrove Desa Mentawir semakin tambah menarik, asyik.

Warga di Desa Mentawir mengharmonisasikan kehidupan alam dengan permukiman penduduk secara seimbang.

Warga setempat menjaga mangrove sebagai benteng kehidupan, tidak merusak, merambah, apalagi menjadi permukiman.

“Bagus sekali. Desa Mentawir punya potensi wisata mangrove center dan kawasan Teluk Balikpapan, bisa kita lihat pesut jika sedang beruntung di perairan Teluk Balikpapan,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co

Penasaran dengan kondisi lingkungan Desa Mentawir, silakan datangi langsung, bisa ditempuh melalui jalur darat.

Sejauh ini belum ada angkutan umum yang bisa jangkau ke Desa Mentawir ini.

Dari Kota Balikpapan bisa ditempuh melalui jalur darat. Kendaraan pribadi atau sewa bisa menjangkau ke lokasi Desa Mentawir ini.

Saat seharian Yogiana di Desa Mentawir dirinya pun kagum.

Masyarakatnya berkutat pada ekonomi pertanian dan menjadikan alam sekitarnya sebagai sendi-sendi ekonomi.

Hamparan perairan Teluk Balikpapan dan alam mangrove di daerah Desa Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur yang kini tercitra jadi desa wisata, Kamis (11/7/2019) siang.
Hamparan perairan Teluk Balikpapan dan alam mangrove di daerah Desa Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur yang kini tercitra jadi desa wisata, Kamis (11/7/2019) siang. (Tribunkaltim.co/Budi Susilo)

Satu di antaranya mengolah bahan mangrove jadi panganan.

“Ibu-ibunya mengolah hasil olahan jenis buah mangrove pidada jadi makanan, minuman sirup. Sedap,” ungkap Yogiana ini, perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi negeri di Balikpapan ini.   

Sadar Wisata Desa Mentawir

Rindang dan asrinya mangrove Desa Mentawir Kalimantan Timur membeberkan eloknya keindahan alam perdesaan ini, tak ayal, Desa Mentawir pun pantas disebut sebagai desa wisata.  

Belum lama ini, dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mendatangi Desa Mentawir ini memberikan dukungan warga setempat untuk menjadikan Desa Mentawir sebagai desa wisata.

Satu hal yang sudah tergarap yakni membentuk kelompok sadar wisata masyarakat Desa Mentawir serta memberikan pelatihan dan pendampingan menuju Dewa Mentawir jadi desa wisata di Kalimantan Timur.

“Ada rasa proud. Sebuah kebanggaan memiliki Desa Mentawir jadi desa wisata, dimana akan banyak turis yang datang serta dapat meningkatkan ekonomi masyakat sekitar,” ujar Ambar Rukmi, Kepala Bidang Pengembangan Masyarakat, Kementerian Pariwisata RI.

Pengembangan Desa Mentawir sebagai desa wisata tentu saja perlu prasyarat yang harus dijalankan secara berkesinambungan dan perlahan namun pasti.

Yakni seluruh warga di Desa Mentawir perlu memiliki pola pikir dan jiwa sadar wisata.

Melalui kesadaran wisata, kata Ambar, pastinya warga pun akan merasa peduli, tanpa memandang balas jasa akan terpanggil.

Menurut Ambar, nantinya mereka yang sadar wisata, warga Desa Mentawir akan bertekad memajukan Desa Mentawir.

Yang tentu saja nanti eksesnya Desa Mentawir bakal jadi pioner terdepan dalam kesuksesan sebagai desa wisata di daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

“Kalau desa wisatanya berjalan, dikenal banyak orang, dikunjungi banyak wisatawan kan keuntungan pasti datang sendiri. Yang merasakan bukan siapa-siapa, bukan Kementerian,  yang merasakan warga Desa Mentawir sendiri, ya kan,” ujarnya.

 Saksi Hidup Mangrove Desa Mentawir

Jalan jembatan kayu di atas daratan mangrove Desa Mentawir jadi arena yang memberi kesan menakjubkan. Saat sedang beruntung, bisa saja bertemu secara langsung dengan satwa asli penghuni mangrove Desa Mentawir.

Satwa ini sering disebut dengan bekantan sebagai saksi hidup dari berkembangnya eksistensi ekosistem mangrove di Desa Mentawir.

Binatang bekantan ini ciri tubuhnya bukan seperti monyet pada umumnya yang berwarna hitam atau abu-abu, akan tetapi bekantan kulit tubuhnya berwarna orange, kuning emas menyala, sampai ada yang mengistilahkan bekantan sebagai monyet bule.

Hal ini tidak diperkuat saja dari tubuhnya yang orang bule tetapi juga hidungnya yang besar mancung menjadi khas dari fisik wajah bekantan, yang bisa dibilang ganteng untuk jenis kalangan primata.

Bekantan (bahasa latin: Nasalis larvatus) atau yang dikenal dengan sebutan nama monyet Belanda, yakni berbulu pirang dan berhidung mancung, habitatnya adalah mangrove atau hutan bakau. Bekantan merupakan satwa khas Pulau Kalimantan.
Bekantan (bahasa latin: Nasalis larvatus) atau yang dikenal dengan sebutan nama monyet Belanda, yakni berbulu pirang dan berhidung mancung, habitatnya adalah mangrove atau hutan bakau. Bekantan merupakan satwa khas Pulau Kalimantan. (TRIBUNKALTIM.CO/M WIKAN)

Mudah saja temukan bekantan di mangrove Desa Mentawir, sebab bekantan sehari-harinya mengandalkan pohon mangrove sebagai sumber kehidupan.

Makanan sehari-hari bekantan adalah dari pohon mangrove. Antara mangrove dan bekantan ibarat simbiosis mutualisme, satu sama lain saling membutuhkan.

Penyebaran benih mangrove pun juga dimainkan perannya oleh bekantan. Jika mangrove rusak, bekantan pun terusik.

Aktivis lingkungan hidup bersama nelayan menikmati kelestarian alam perairan Teluk Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.
Aktivis lingkungan hidup bersama nelayan menikmati kelestarian alam perairan Teluk Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. (Dok TribunKaltim.Co)

Seandainya ingin bertemu langsung dengan bekantan mudah saja. Bisa melakukan kunjungan ke mangrove Desa Mentawir pada pagi hari buta atau sore hari menjelang malam, detik-detik matahari akan terbenam, bekantan sudah mulai keluar bergelantungan di mangrove.

Tak jauh dari mangrove center Desa Mentawir, ada lokasi kawasan perairan Teluk Balikpapan. Bila sedang beruntung pastinya bisa dapat bonus saksikan secara langsung mengeliatnya mamalia air di Teluk Balikpapan, yakni pesut.

Mamalia air pesut masih bisa ditemukan, suka berenang-renang di area Teluk Balikpapan yang dekat dengan mangrove center Desa Mentawir.

Harap patuhi aturan, saat bisa berjumpa dengan bekantan atau pesut cukup dilihat saja, tak boleh ditangkap, apalagi mau dibunuh untuk dibawa keluar.

Kedua binantang ini merupakan jenis makhluk yang langka, jumlahnya sudah sangat terbatas, menuju jurang kepunahan.

Bentuk wujud Paus Kepala Melon atau Melon Head Whale yang memiliki bahasa latin Peponocephala electra, kadang muncul juga di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.
Bentuk wujud Paus Kepala Melon atau Melon Head Whale yang memiliki bahasa latin Peponocephala electra, kadang muncul juga di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. (semuaikan.com)

Mari sama-sama berupaya melestarikan bekantan dan pesut.

Save bekantan dan pesut, pesona indah alam Kalimantan Timur.

 (Tribunkaltim.co/BudiSusilo)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved