Aplikasi

Analisis Rhenald Kasali, Gojek tak Punya Motor, Manfaat Asetnya Lebih Besar dari Garuda Indonesia

Ini Gojek tak punya satu pun motor, tapi valuasinya melebihi Garuda Indonesia. Rhenald Kasali mengatakan, valuasi Gojek lebih besar.

Editor: Budi Susilo
Kompas/Priambodo
Logo baru Gojek di helm dan jaket pengemudi saat acara pergantian logo (rebranding) Gojek bersama Pendiri dan CEO Gojek Group Nadiem Makarim, di Jakarta, Senin (22/7/2019). 

Network effect Selain itu, Gojek dinilai lebih tinggi karena memiliki nilai network effect yang lebih besar ketimbang perusahaan konvensional yang berdiri sendiri (stand alone).

Network effect itu bisa dilihat pada jejaring super apps-nya yang menyatukan ekosistem pemilik warung, pengemudi, restoran, dan sebagainya.

"Memang benar, platform tidak untung dan bakar duit terus.

Ada yang menuding valuasinya manipulatif.

Pokoknya platform ini dihadang terus sama perusahaan yang stand alone.

Tapi mereka (platform) efeknya banyak, melibatkan UKM, membuka lapangan kerja. Lihat berapa banyak yang terbantu," ucap Rhenald.

"Ini yang dibilang Presiden Joko Widodo, gunakan cara-cara baru dalam berbisnis," katanya.

Luncurkan buku Kemarin, Rhenald Kasali kembali meluncurkan buku terbaru dalam seri disrupsi berjudul Seri on Disruption #MO, Sebuah Dunia Baru yang Membuat Orang Gagal Paham.

Buku ini merupakan hasil riset terbarunya yang memetakan dengan jelas gejala mobilisasi dan orkestrasi yang belakangan marak dilakukan dengan dukungan teknologi digital untuk berbagai kepentingan, tak terkecuali bisnis.

Ilustrasi cara panggilan bantuan darurat untuk pengemudi Gojek.
Ilustrasi cara panggilan bantuan darurat untuk pengemudi Gojek. (Gojek)

Buku ini seri disrupsi di mana mobilisasi dan orkestrasi sangat berperan dalam era digital.

Ada 20 orang yang bantu menulis, dan saya jadi mentornya," kata Rhenald Kasali.

Dia mengungkapkan, kata #MO sendiri merupakan singkatan dari "Mobilisasi" dan "Orkestrasi" yang masing-masing membawa perubahan signifikan terhadap banyak hal.

Mulai dari marketing, komunikasi publik, pelayanan jasa publik, leadership, hingga pengelolaan ekonomi.

Perubahan dalam mobilisasi misalnya munculnya isu melalui media sosial yang digaungkan menggunakan tagar sehingga menggiring opini publik ke dalam berbagai kepentingan.

Belum lama ini sempat heboh soal pemilik para unicorn lokal yang menjadi kebanggaan Presiden Joko Widodo ternyata sudah milik asing tepatnya Singapura.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved