Aplikasi

Aplikasi Fintech TaniFund Dimunculkan Berantas Lintah Darat yang Jerat Petani

TaniHub melihat berbagai permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan cara menyederhanakan rantai pasok (supply chain) di pertanian melalui inovasi

Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/Zainul
Aktivitas petani Kampung Kangkung Sumber Rejo, Kota Balikpapan pada Minggu (12/5/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Dunia digital merambah ke berbagai lini termasuk di antaranya ke sektor partanian.

Agroindustri bukan lagi dilakukan secara manual tanpa tersentuh teknologi tetapi juga menerapkan digital.

Satu di antaranya muncul aplikasi yang bisa memajukan pertanian Indonesia, aplikasi ini disebut TaniFund.

Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu, TaniGroup membuat sebuah e-commerce TaniHub dan fintech TaniFund yang mereka klaim platform sebagai solusi petani lokal.

Menurut data dari TaniGroup, masih banyak petani lokal yang kesusahan memasarkan produknya.

Sehingga masih selalu bergantung pada middlemen atau tengkulak.

Ketergantungan pada middlemen ini membuat rantai pasok (supply chain) di pertanian sangat panjang.

Lalu, mengakibatkan harga yang diterima petani dari penjualan hasil panennya sangat jauh berbeda dengan harga yang dibayar konsumen (end user).

TaniHub melihat berbagai permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan cara menyederhanakan rantai pasok (supply chain) di pertanian melalui inovasi dalam teknologi informasi.

Didirikan pada pertengahan 2016, usaha rintisan ini memantapkan konsepnya sebagai e-commerce dan melakukan transaksi untuk pertama kalinya di bulan November pada tahun yang sama.

Kemudian, para pendiri TaniHub menemukan permasalahan lainnya yang dihadapi oleh para petani Indonesia: akses keuangan.

Sebab itulah TaniFund lahir untuk menjawab kebutuhan petani untuk pendanaan usaha taninya.

"Kami menyadari bahwa kesejahteraan hidup petani hanya dapat ditingkatkan jika upaya perubahan dilakukan dari berbagai sisi dan tidak terbatas pada supply chain saja".

Oleh karena itu, pada awal 2017, kami mendirikan TaniFund.

Sebuah crowdfunding platform yang menyalurkan pendanaan dari lender kepada para borrower.

"Dalam hal ini adalah petani," ujar Ivan Arie Sustiawan, CEO dan CoFounder TaniGroup.

Salah satu mitra TaniFund adalah Egi Gunawan, seorang petani millennial yang berusia 27 tahun dan kerap disapa dengan panggilan Kang Egi.

Bersama kelompok taninya, Guna Tani, Kang Egi berhasil mengembangkan budidaya tomat TW dan cabai merah keriting lewat pembiayaan peer-to-peer lending dari TaniFund.

Setelah panen, TaniHub selaku sister company TaniFund menjadi solusi pemasaran secara offline maupun online.

Dengan demikian, saya tidak perlu khawatir apakah hasil pertanian dapat terserap seluruhnya," jelas Kang Egi.

(*)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved