Viral di Medsos
2 Mahasiswa Disebut Tewas hingga Dugaan Lokasi, Beberapa Hal tentang Kisah Horor KKN di Desa Penari
Tiga hutan yang berada di Jawa Timur ini disebut-sebut merupakan lokasi paling identik setting cerita Kuliah Kerja Nyata atau KKN di Desa Penari
"Cuk. sepedaan tah" kata Wahyu, spontan. Saat itu ada yang aneh entah disengaja atau tidak, ucapan yang dianggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat Wahyu.
Sudah pada tau kan kalo yang biasa bilang "cak-cuk-cak-cuk" semacam itu adalah para Bonek. Ya memang sih, Arema juga suka gitu. Tapi kan kota mereka berawalan huruf M, bukan S.
Kunci keempat adalah KKN dilaksanakan di Kota B dan ada 2 kota yang namanya berawalan huruf B di atas yaitu Bondowoso danBanyuwangi.
Dari sini nama Bondowoso harus dicoret karena nggak cocok dari keseluruhan cerita di bagian 1 maupun bagian 2.
Alasannya?
Ada dijelaskan dalam cerita tersebut bahwa untuk menuju kota B harus melalui kota J yang sudah dipastikan itu adalah Kota Jember dan itu nggak wajar.
Baca juga :
Trailer dan Sinopsis Doctor Sleep, Film Horor Adaptasi Novel Stephen King
7 Film Hollywood yang Tayang di Bulan Juni 2019 Beserta Sinopsis, Ada Horor hingga Action
Karena ngapain jauh-jauh muter ke selatan untuk menuju Bondowoso dari Surabaya.
Lagipula, Bondowoso sebagaimana kabupaten Tapal Kuda lain di wilayah pesisir utara, tidak akrab dengan tradisi "penari" atau tari-tarian seperti yang digambarkan dalam keseluruhan cerita.
Itu ada kaitannya dengan kultur etnisitas wilayah-wilayah tersebut yang cenderung Madura sentris.
Berbeda dengan wilayah selatan yang konon berasal dari keturunan Majapahit yang lari menuju Bali setelah kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa itu runtuh.
Sejak dari Tengger, Lumajang, Puger sampai Banyuwangi selatan, masih banyak tradisi dan pemeluk agama Hindu (pura tertua di Indonesia berada di kecamatan Senduro Lumajang).
Apa boleh buat, sejak awal Madura memang "sudah Islam" sehingga tidak akrab dengan ritual-ritual semacam sesajen atau menutupi obyek-obyek yang dianggap magis dengan kain berwarna-warni tertentu sebagaimana banyak bertebaran dalam cerita KKN di Desa Penari tersebut.