Ibu Paruh Baya Diterkam Buaya Tak Jauh dari Kolam Lapangan Golf Badak LNG, Kondisinya Mengenaskan

Seorang wanita yang mencari kangkung di kolam dekat lapangan golf Badak NLG diterkam buaya

Editor: Rafan Arif Dwinanto
tribunkaltim.co/Ichwal Setiawan
LUKA PARAH — Korban harus mendapat penanganan medis serius akibat diterkam buaya di sekitar Lapangan Golf Badak LNG. Luka akibat terkamam buaya ini membuat jempol kanan korban terputus serta luka robek di kaki dan lengan. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG — Seorang ibu paruh baya harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka serius usai diterkam buaya, Minggu (8/9/2019).

Warga Kelurahan Berebas Tengah, Sakiah (54) mendapat cidera parah disekujur tubuhnya.

Luka gigitan predator ini membuat jempol kanan terputus, serta luka cabik di bagian lutut dan paha korban.

Dari informasi yang berhasil dirangkum tribunkaltim.co, kejadian ini bermula saat Sakiah hendak memetik kangkung di sekitar kolam.

Korban tak memedulikan papan pengumuman buaya yang terpasang di sekitar kolam.

Petugas di lapangan golf Badak LNG sempat mengingatkan larangan tersebut.

Namun, korban tak mengindahkan himbauan itu.

Sekitar pukul 07.50 karyawan lapangan golf mendengar teriakan Sakiah dan segera menolong korban.

Beruntung, kehadiran petugas membuat buaya segera melepas tubuh Sakiah.

“Sudah diingatkan oleh petugas, tapi dijawab gak apa-apa,” ujar Babinsa Kelurahan Berebas Tengah, Peltu Khabib kepada wartawan.

Belum diketahui persis, asal muasal buaya tersebut berada di lokasi sekitar lapangan golf.

Namun, pengelola lokasi telah memasang papan larangan.

Media ini mencoba mengkonfirmasi ke Rumah Sakit Badak LNG. Namun, petugas mengaku telah merujuk korban ke Rumah Sakit di Samarinda.

Babisa Peltu Khabib, mengingatkan agar warga tak mendekat ke sekitar lokas.

Belum diketahui ukuran buaya tersebut, namun diperkirakan buaya ini berukuran besar sebab berani menyerang manusia.

“Kita imbau warga khususnya di RT 60 ini, supaya tak mendekat ke lokasi apalagi anak-anak bermain di sekitar lokasi kejadian,” ungkapnya. 

LUKA PARAH — Korban harus mendapat penanganan medis serius akibat diterkam buaya di sekitar Lapangan Golf Badak LNG. Luka akibat terkamam buaya ini membuat jempol kanan korban terputus serta luka robek di kaki dan lengan.
LUKA PARAH — Korban harus mendapat penanganan medis serius akibat diterkam buaya di sekitar Lapangan Golf Badak LNG. Luka akibat terkamam buaya ini membuat jempol kanan korban terputus serta luka robek di kaki dan lengan. (tribunkaltim.co/Ichwal Setiawan)

Kasus Buaya Terkam Anak

Seorang ayah telah menemukan kepala dan kaki putranya setelah bocah berusia 10 tahun itu diseret dari dari perahu oleh buaya.

Sebelumnya diketahui bahwa bocah itu digigit oleh buaya air asin saat duduk di perahu kayu kecil bersama dua saudara kandungnya di pulau Balabac di Filipina.

Dilansir dari The sun, Kamis (15/8/2019), dia dilaporkan duduk di belakang perahu saat serangan itu terjadi.

Ayah bocah itu mencarinya dalam semalam, tetapi jenazahnya yang mengerikan kemudian baru ditemukan keesokan harinya oleh seorang nelayan di rawa bakau terdekat.

Polisi mengatakan bahwa bagian-bagian tubuh itu ditemukan pada hari Selasa.

Buaya air asin adalah reptil hidup terbesar di dunia, ia dapat tumbuh hingga sepanjang enam meter dan berat hingga 1.000 kg.

Mereka berasal dari habitat air asin dan lahan basah payau dari pantai timur India melintasi Asia Tenggara hingga Australia utara.

Mereka adalah predator puncak, dan biasanya menyerang mangsanya sebelum menenggelamkannya atau memakannya utuh.

Satu abad penipisan habitat, penangkapan ikan dengan dinamit, dan perburuan ilegal berarti mereka sekarang merupakan spesies yang terancam.

Populasi yang terus bertambah dan permintaan kulit kayu bakau, yang dapat dijual secara ilegal untuk digunakan dalam pembuatan pewarna, membawa manusia ke dalam peningkatan kontak dengan buaya di Filipina.

Dia telah duduk di perahu bersama saudara-saudaranya yang lebih tua

Pejabat regional Jovic Pabello mengatakan kepada wartawan: "Sejak 2015, kami tidak pernah mengalami satu tahun dengan nol serangan buaya di Balabac.

"Ini konflik penggunaan air."

Pada November tahun lalu, seekor buaya terlihat dengan tangan manusia di rahangnya setelah nelayan 33 tahun Cornelio Bonite menghilang di dekat Balabac.

Sebulan sebelumnya, seorang gadis 16 tahun, Parsi Diaz, melarikan diri setelah seekor buaya berusaha meraih pahanya saat dirinya melompat ke teluk untuk berenang.

Di Balabac telah terjadi serentetan serangan buaya dalam beberapa tahun terakhir

Tahun sebelumnya, seorang gadis berusia 12 tahun diserang ketika dia mencoba menyeberangi sungai.

Balabac adalah kota yang terdiri dari 36 pulau di Filipina.

Bentuk buaya muara yang bertubuh besar
Bentuk buaya muara yang bertubuh besar (Kompas.com/Ist)

Baca juga :

Buaya Muara Berbobot 150 Kilogram Berhasil Ditangkap, Reptil Ini Sering Teror Pemandian Anak-anak

Ganasnya Satwa di Sungai Bengalon, Diterkam Buaya Muara Jasad Pria Ini Tertelungkup Terpotong-potong

Spesies tumbuhan dan hewan langka yang berasal dari kepulauan ini, serta keanekaragaman hayati, telah menggerakkan beberapa pakar untuk merekomendasikan bahwa pulau ini layak dijadikan situs Warisan Dunia UNESCO.

Buaya teror pemandian anak-anak di Aceh

Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menangkap seekor buaya muara di aliran Sungai Krueng Kala, Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar, dengan menggunakan perangkap.

"Setelah mendapat laporan dari warga setempat, petugas BKSDA telah memasang perangkap pada Minggu (14/7/2019), tadi siang buaya masuk perangkap," kata Erwan Camera Jaya, Kepala Subbagian Tata Usaha, BKSDA Aceh, Selasa (16/7/2019).

Menurut Erwan, buaya muara itu terpaksa harus ditangkap dari aliran Sungai Krueng Kala, Kecamatan Lhong, Aceh Besar, karena belakangan ini kerap muncul di lokasi tempat pemandian anak-anak.

"Penangkapan buaya itu permintaan warga yang mulai resah dan takut ada korban, karena belakangan sering muncul di lokasi tempat pemandian anak-anak," kata dia.

Setelah berhasil masuk perangkap, buaya muara sepanjang 2,5 meter, berbobot 150 kilogram dengan diameter badan sekitar 70 sentimeter itu langsung dievakuasi ke kantor BKSDA di Banda Aceh untuk dikandangkan sementara.

"Saat evakuasi tadi petugas BKSDA dibantu oleh petugas BPBD Aceh Besar, Damkar, Polsek, Koramil dan warga Lhong," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved