Hamza bin Laden, Putra Osama Bin Laden Dikabarkan Tewas, Kepalanya Sempat Dihargai Rp 14 Miliar

Putra pendiri Al Qaeda Osama bin Laden, Hamza bin Laden, sudah tewas sekitar akhir Juli dan awal Agustus lalu.

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/HO
Hamza bin Laden dikabarkan meninggal dunia 

Karena tidak diketahui tanggal lahirnya, umur Hamza diketahui menjadi simpang siur. Ada yang mengatakan dia berusia 30 tahun. Ada juga yang menyebut 33 tahun.

Diyakini dia lahir di Jeddah, Arab Saudi, di mana keluarga Bin Laden sudah hidup selama beberapa generasi, tempat di mana baik nenek maupun pamannya masih hidup.

Di masa kecilnya, Hamza sudah sering mengikuti ayahnya di Saudi, Sudan, hingga Afghanistan di mana Bin Laden bermarkas pada periode 1991-2002 silam.

Berada di samping ayahya ketika tragedi 11 September 2001 (9/11) terjadi, Hamza belajar cara memegang senjata, dan menyuarakan suaranya terhadap Amerika maupun Yahudi.

Baca juga: Informasi Intelijen Pakistan Bawa CIA kepada Osama bin Laden

2. Dipersiapkan untuk Menjadi Pengganti Ayahnya

Dia sering terlibat dalam berbagai video propaganda Al Qaeda dan dalam surat yang diambil ketika penyerbuan 2011, Hamza berhubungan dekat dengan sang ayah.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh pasukan AS ketika menyerbu Abbottabad, Pakistan, Bin Laden sudah mempersiapkan Hamza sebagai pewarisnya.

Karena merupakan kesayangan Bin Laden, pejabat kontraterorisme Pakistan dan AS berujar Hamza dilarikan ketika Navy Seals menyerbu markas sang ayah.

Meski pengumuman formal belum dibuat, kematian putra Bin Laden lainnya, Khaled dan Saad, memuluskan jalah Hamza sebagai pemimpin Al Qaeda.

 3. Dianggap sebagai "Putra Mahkota Jihad"

Hamza bin Laden mendapat julukan sebagai "Putra Mahkota Jihad" dan karena statusnya sebagai putra Osama bin Laden, dia tidak disasar kelompok ekstrem lainnya.

Menurut Rita Katz, Direktur Eksekutif Grup Intelijen SITE, Hamza merupakan salah satu figur Al Qaeda yang menyuarakan serangan terhadap dunia Barat.

"Dia dipandang sebagai pemimpin masa depan yang bakal menyatukan dunia jihad. Karena itu jika dia benar-benar tewas, maka fakta itu adalah pukulan telak," kata Katz.

Mantan agen khusus FBI dan pakar Al Qaeda pernah menulis pada 2017 bahwa Hamza dipandang sebagao sosok berpengaruh setelah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kolaps.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved