Darurat Kabut Asap
Diselimuti Kabut Asap Sudah Lima Hari Sejak Jumat, Bandara Kalimarau Berau Tidak Beroperasi
Bandara Kalimarau yang biasanya rata-rata mencapai 600 penumpang per hari, dalam empat hari terakhir jadi tidak ada penumpang sama sekali.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Sudah lima hari ini, sejak Jumat, Bandara Kalimarau, Berau, Kalimantan Timur tidak beroperasi lantaran jarak pandang kurang dari 1 kilometer.
Jarak pandang yang rendah membuat aktivitas penerbangan di Bandara Kalimaru, Berau ini menjadi lumpuh, akibat kabut asap dari karhutla.
Kondisi ini, menurut Kepala Seksi Teknik dan Operasional Bandara Kalimarau, Budi Sarwanto hampir sama seperti yang terjadi di tahun 2015 lalu.
Di mana aktivitas penerbangan yang lumpuh, membuat arus penumpang dari dan menuju Bandara Kalimarau yang biasanya rata-rata mencapai 600 penumpang per hari, dalam empat hari terakhir jadi tidak ada penumpang sama sekali.
“Ini sudah hari kelima, sama seperti kemarin, hari ini masih belum ada perubahan bahkan hari ini, kabut asap semakin pekat dari hari kemarin.
Jarak pandang di Kalimarau masih di bawah 800 meter sehingga operasional bandara belum bisa dijalankan,” kata Budi Sarwanto kepada Tribunkaltim.co, Selasa (17/9/2019).
Budi mengatakan, jarak pandang minimal untuk operasional di Bandara Kalimarau, minimal 3,5 kilometer.
Akibat kabut asap ini, praktis nyaris tidak ada kegiatan di bandara.
“Tapi kami tetap ngantor, avsec (aviation security atau keamanan bandara) tetap berjaga,” ujar Budi.
Diakuinya, selama lima hari ini tidak ada penerbangan, membuat masyarakat yang datang ke bandara merasa kecewa.
Namun pihaknya tidak dapat berbuat banyak, lantaran kabut asap ini merupakan bencana yang di luar prediksi.
Sebagian masyarakat yang bepergian dari Berau menggunakan jasa transportasi darat menuju Samarinda dan Balikpapan.
“Dari Berau, yang paling banyak tujuan ke Balikpapan. Kalau kondisi cuaca begini, jalan darat sekitar 17 jam ke Samarinda,” ungkapnya.
Budi mengatakan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan bandara lain di Kalimantan Timur.
Seperti Samarinda dan Balikpapan.
“Bandara yang masih beroperasi hanya di Balikpapan,” imbuhnya.
Budi berharap, Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan mendapat kemudahan untuk memadamkan api yang membakar hutan dan lahan di sejumlah kecamatan.
“Karena kebakaran hutan dan lahan lumayan banyak, sehingga mereka kewalahan,” tandasnya.
Di terminal keberangkatan penumpang Bandara Kalimarau, sejumlah calon penumpang hanya pasrah, menunggu dan berharap, kabut asap segera berakhir.
Suryani, salah satu calon penumpang pesawat mengatakan, dirinya memang baru membeli tiket pesawat melalui aplikasi di telepon selulernya tiga hari lalu.
“Saya kira dalam dua atau tiga hari lagi, cuaca akan normal. Tapi hari in sepertinya bakalan lama kabut asapnya,” kata Suryani yang berencana menuju Surabaya melalui Balikpapan ini.
Suryani mengaku tidak khawatir jika penerbangan hari ini ditunda atau dibatalkan.
“Saya tidak buru-buru juga, tapi kalau jalan darat, aduh, tidak sanggup saya. 16 jam di jalan itu terlalu lama dan capek,” keluhnya.
Dirinya hanya berharap, bencana kabut asap ini segera berakhir dan aktivitas masyarakat kembali normal.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan akhirnya menyepakati untuk meliburkan sekolah, mulai dari Paud, TK, SD, SMP dan SMA.
"Yang dikhawatirkan, jika anak-anak usia sekolah ini tetap masuk sekolah, akan berakibat gangguan kesehatan dalam jangka panjang.
Karena itu, hasil keputusan rapat, Dinas Kesehatan diinstruksikan untuk meliburkan anak-anak sekolah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Totoh Hermanto.
Dinas Kesehatan juga mengimbau, agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan, serta mengimbau masyarakat agar mengenakan masker jika memang harus beraktivitas di luar rumah.
Totoh menjelaskan, selain intensitas kabut asap yang makin tebal, dalam beberapa hari terakhir, abu sisa kebakaran hutan dan lahan juga banyak berjatuhan.
Ini menandakan, banyak partikel bekas pembakaran yang bercampur di udara.
Karbon sisa pembakaran ini dapat membahayakan kesehatan, seperti menyebabkan ISPA, iritas saluran pernafasan hingga paru-paru.
Karena itu, bagi masyarakat yang menjalankan aktivitas di luar ruangan, sangat disarankan menggunakan masker.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Murjani membenarkan, pihaknya akan memberikan instruksi kepada setiap sekolah untuk meliburkan kegiatan belajar-mengajar.
"Menginstruksikan kepada pihak sekolah agar meliburkan siswa, terhitung mulai 16 September 2019, hingga 19 September 2019," ungkapnya.
Murjani menambahkan, masa libur sekolah ini bisa diperpanjang, jika kabut asap dalam beberapa hari ke depan, tetap belum normal.
Sisi lainnya, dalam upacara hari Perhubungan Nasional tahun 2019 di halaman kantor Walikota Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Selasa (17/9/2019) pagi.
Nah, Walikota Balikpapan Rizal Effendi memberikan pidato dalam upacara tersebut.
Saat itu, Walikota Balikpapan Rizal Effendi singgung soal penyakit pernapasan yang saat ini pun Kalimantan Timur didera, dikepung kabut asap dari kegiatan kebakaran hutan dan lahan atau kahutla.
Kondisi penderita penyakit pernapasan atau ISPA di Kota Balikpapan bisa dibilang cukup besar.

Dia memberkan kepada seluruh peserta upacara di halaman kantor Walikota Balikpapan.
Selama Januari sampai September 2019 sekitar 3000 penderita ISPA di Kota Balikpapan.
Kecamatan Balikpapan Timur, Utara, dan Barat yang diklaim masyarakatnya lebih banyak terjangkit ISPA.
"Ini kabut asap segera berakhir dan tidak menggangu transportasi yang ada," ujar Walikota Balikpapan Rizal Effendi.
Setelah berikan pidato upacara Hari Perhubungan Nasional Tahun 2019 ditutup dengan pembacaan doa.
Tidak ketinggalan juga dilakukan pemberian secara simbolis masker dari beberapa perusahaan.
Sehari sebelumnya, di tempat terpisah, ada jamaah haji asal Tarakan tertahan di Balikpapan.
Lantaran kabut asap di Tarakan membuat penerbangan ke kota di Provinsi Kalimantan Utara tersebut tak bisa didarati oleh pesawat.
Para jamaah haji Tarakan ini akan diterbangkan dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, menuju Bandara Juwata di Tarakan pukul 9.45 Wita hingga 10.45 Wita.
Diketahui, sudah sejak Jum'at lalu jamaah haji Tarakan tertahan di Kota Balikpapan.
Karena lokasi tujuan mereka tertutup oleh kabut asap.
Sehingga penerbangan harus di cancel beberapa hari ini.
Membaiknya kondisi kabut di Tarakan Selasa pagi membuka kesempatan bagi pihak maskapai untuk melanjutkan jadwal penerbangan yang telah batal ataupun delay.
Dari keterangan bagian customer service Kamila Syara, membenarkan bahwa kondisi kabut asap di Tarakan sudah membaik.
"Untuk keberangkatan Tarakan akan mengikuti jadwal yang sudah ada sambil menunggu informasi lebih lanjut. Namun untuk keberangkatan menuju berau di cancel" ucap Kamila.
Salah seorang jemaah haji Tarakan, Syarifuddin mengaku tidak terlalu mengambil pusing permasalahan kabut asap maupun pembatalan penerbangan yang menimpa para jemaah haji Tarakan.
"Saya sih santai saja, orang kita (jemaah) masih diurus pemerintah, kecuali pemerintah lepas tangan, lagipula ini kan musibah bukan salah siapa-siapa kita tidak bisa pulang.
Yang sabar saja Insya Allah pasti nanti pulang juga," ucap Syarifuddin yang sejak Jum'at di inapkan di Asrama Haji Batakan Balikpapan.
Di papan informasi terlihat dengan jelas jadwal keberangkatan maskapai seperti Garuda, Batik, Maupun Lion untuk Tarakan sudah menerima check in penumpang.
(Tribunkaltim.co)