Darurat Kabut Asap
Kabut Asap di Kalimantan dan Sumatera Belum Berakhir, Ayu Ting Ting Ikut Prihatin
Pedangdut Ayu Ting Ting ikut berkomentar soal kabut asap yang telah terjadi di beberapa daerah pulau Kalimantan dan Sumatera.
TRIBUNKALTIM.CO - Pedangdut Ayu Ting Ting ikut berkomentar soal kabut asap yang telah terjadi di beberapa daerah pulau Kalimantan dan Sumatera.
Dilansir dari Grid.ID, ibunda Bilqis Khumairah Razak ini mengaku prihatin dengan asap kabut pekat yang berdampak pada masyarakat setempat.
"Iya saya sih maksudnya berdoa aja ikut prihatin. Yang jelas mudah-mudahan nggak akan terjadi lagi," ujar Ayu Ting Ting di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2019).
Ayu Ting Ting pun mengambil hikmah dengan terjadinya kabut asap itu.

Ia juga berharap tak terulang kembali setiap tahunnya.
"Iya mudah-mudahan hikmahnya dan mudah-mudahan nggak ada kejadian kayak gini lagi setiap tahunnya," kata Ayu Ting Ting usai syuting Brownis Trans TV di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2019).
Sementara itu, Ayu Ting Ting mengaku pernah berkunjung ke beberapa kota yang terdampak kabut asap.
Namun beruntungnya, saat itu Ayu Ting Ting tak mengalami kabut asap.
"(Pekanbaru) belum sempat. (Kalimantan Tengah) sudah pernah tapi dulu dan belum," pungkasnya.
Kabut Asap Disorot Media Internasional
Kebakaran hutan kembali terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan hingga sejumlah wilayah diselimuti kabut asap.
Kabut Asap bahkan turut merambat hingga negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.
Hal itu menjadi sorotan media internasional.
Dilansir TribunWow.com dari BBC.com pada Senin (16/9/2019), hampir setiap tahun kabut asap yang menyelimuti kawasan Asia Tenggara disebut sebagai kembalinya kebakaran hutan di Indonesia.
BBC mendeskripsikan bahwa kabut asap berupa langit abu-abu dan menyebabkan bau tajam.
Tahun 2019 merupakan kabut asap terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat ada 328.724 hektar lahan yang terbakar dari Januari hingga Agustus 2019.
Daerah yang paling parah terdampak bencana adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.
Kendati demikian, Indonesia bukan satu-satunya penyebab kabut asap menyebar.
BBC juga menyorot adanya pembakaran hutan di Malaysia.
Meski kebakaran itu tak ada artinya jika dengan kebakaran hutan yang di Malaysia.
Menurut pusat meteorologi ASEAN, pada 14 September ditemukan 10 titik api di bagian Sabah, Serawak, Malaysia.
Sedangkan, di Indonesia khususnya Kalimantan, ditemukan 627 titik api.
Kebakaran di Indonesia biasanya semakin parah pada musim kemarau, yakni Juli hingga Oktober.
Banyak petani disebut ingin membersihkan vegetasi untuk membangun perkebunan kelapa sawit.
Mereka menggunakan metode tebang dan membakar.
Sehingga, seringkali kebakaran tak terkontrol dan menyebar ke kawasan hutan lindung.
Selain itu, tanah kering pasca terbakar juga membuat api lebih cepat menyebar ketika ada kebakaran ulang.
Akibat adanya kabut asap di wilayahnya, Pemerintah Malaysia meminta Indonesia untuk mengambil tindakan secara tegas.
Dikutip TribunWow.com dari Mongabay pada Senin (16/9/2019), menurut Departemen Meteorologi Malaysia, kabut asap itu meliputi daerah di Malaysia antara lain Kuala Lumpur, Selangor, Putrajaya, Negri Sembilan dan Penang.
Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi sudah mengirim catatan diplomatik ke Indonesia.
Mereka berharap pemerintah Indonesia segera melakukan pemadaman api dan mencegah adanya kejadian tersebut terjadi lagi.
Sementara itu, media tersebut mengatakan, pemerintah Indonesia membantah adanya kabut asap di wilayah Malaysia.
"Tetapi pemerintah Indonesia telah membantah klaim bahwa peningkatan titik api di Indonesia baru-baru ini telah menghasilkan kabut lintas batas," demikian tulis media Mongabay.
Masalah kabut asap seperti ini juga pernah terjadi pada 2015.
Kabut asap pernah membuat hubungan diplomatik Indonesia dengan sejumlah negara tetangga sedikit terganggu.
Dikutip dari Tribunnews, Satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, ada 73 titik api di Riau hingga Senin (16/9/2019).
Dengan rincian Kabupaten Rokan Hilir 40 titik, Pelalawan 12 titik, Inhil 6 titik, Dumai 5 titik, Inhu dan Kuansing masing-masing 3 titik dan Kampar bersama Bengkalis masing-masing 2 titik.
Sedangkan di provinsi lain masih terpantau 423 titik, Jambi 60 titik, Babel 58 titik, Lampung 55 titik, Kepri 18 titik, Sumut 8 titik, Sumbar 4 titik dan Bengkulu 2 titik.
Puluhan Ribu Warga Kalsel Terserang ISPA
Selain di Riau, bencana kabut asap juga terasa di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Dampak dari asap yang harus dihirup masyarakat Kalimantan Selatan membuat puluhan ribu terserang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Data Dinas Kesehatan Kalsel, sudah 20.000 warga yang terserang ISPA, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Minggu (15/9/2019).
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, HM Muslim, menyebutkan dari Bulan Agustus dan pertengahan Bulan September menjadi catatan terparah.
"Ini terus meningkat, Agustus hingga pertengahan bulan ini yang paling banyak laporannya masuk," ujar Muslim.
Disebutkannya, bahwa warga mengatakan rata-rata mengeluh batuk dan sesak napas.
"Laporan dari kawan-kawan di kabupaten dan kota, kebanyakan warga yang memeriksakan diri ke Puskesmas mengeluhkan batuk dan sesak nafas," ujar Muslim.
Dan saat ini ada empat kabupaten dan kota yang warganya paling banyak menderita ISPA
Yakni Hulu Sungai Utara, Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Pihaknya pun menghimbau agar masayarakat tak beraktifitas di luar rumah.
"Kualitas udara kita sudah menghawatirkan, sebaiknya warga mengurangi aktifitas di luar rumah," ucapnya.
Dan untuk melakukan penanganan masayarakat yang menderita ISPA, pihaknya telah membuka pelayanan kesehatan 24 jam.
"Untuk daerah-daerah yang parah, yang tinggi kasus ISPA, kita minta Puskesmas di sana buka 24 jam," tutur Muslim.
(*)