Darurat Kabut Asap
Diselimuti Kabut Asap, Dinas Kesehatan PPU Kirim Surat Edaran ke 11 Puskesmas, Begini Isinya
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Penajam Paser Utara, Syarifah Asmawati menyatakan, sudah mengeluarkan surat edaran
Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
Kendaraan pemadam hanya mampu berada di pinggir lokasi lahan yang terbakar.
Jalan sempit, berpasir dan bergunung menjadi kendala tersendiri dalam hal akses mobilisasi peralatan menuju titik kebakaran.
Hal itu diungkapkan langsung, kasubbid Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila kepada Tribunkaltim.co, di lokasi kebakaran lahan gambut, Selasa (17/9/2019).
Dikatakan Nurlaila, kendala utama dalam proses penanganan karhutla ini adalah sulitnya akses masuk dan sumber air.
Apalagi mematikan asap di bagian tengah, petugas harus menyalurkan selang hingga sepanjang 500 meter karena tidak dapat dimasuki kendaraan.
"Hampir setengah kilo untuk menarik selang saja, sangking dalamnya," ujar Nurlaila.
Lanjut dia, sedangkan untuk sumber air hanya memanfaatkan saluran primer yang ada di sepanjang lokasi kebarakaran, namun tercukupi, hanya saja jarak air ke titik api yang masih terlalu jauh.
"Disini memang ada saluran primer di sekitar lokasi yang bisa kita manfaatkan," ungkapnya.
Diketahui, dalam penanganan karhutla tersebut, jumlah peralatan yang disediakan, diantaranya, untuk BPBD Penajam Paser Utara menyediakan 16 unit pompa air portable, selang pemadam dan tiga unit motor traill.
Kemudian dari Polres PPU menyediakan satu unit mobil rantis dan 10 unit motor raimas. Selanjutnya, dari Kodim 0913/PPU menyediakan satu unit truk TNI dan lima unit motor traill.
Lalu, dari Dinas Pertanian PPU menyediakan satu unit mobil pemadam.
Sedangkan PMK menyediakan dua unit mobil pemadam. Dan terakhir, Manggala Agni menyediakan tiga unit motor traill.
Sisi lainnya, sudah lima hari ini, sejak Jumat, Bandara Kalimarau, Berau, Kalimantan Timur tidak beroperasi lantaran jarak pandang kurang dari 1 kilometer.
Jarak pandang yang rendah membuat aktivitas penerbangan di Bandara Kalimaru, Berau ini menjadi lumpuh, akibat kabut asap dari karhutla.
Kondisi ini, menurut Kepala Seksi Teknik dan Operasional Bandara Kalimarau, Budi Sarwanto hampir sama seperti yang terjadi di tahun 2015 lalu.