Viral di Medsos
Viral Polisi Tolong Wanita Gendong Jenazah Bayi Sambil Jalan Kaki, Ternyata Meninggal di Kandungan
Video viral berisi tayangan seorang wanita sedang berjalan sambil menggendong jenazah bayi menjadi perbincangan di media sosial.
TRIBUNKALTIM.CO - Video viral berisi tayangan seorang wanita sedang berjalan sambil menggendong jenazah bayi menjadi perbincangan di media sosial.
Dalam video viral yang di unggah akun Instagram @polsek_cilincing_humas itu, terlihat wanita tersebut ditolong oleh petugas kepolisian.
Dalam keterangan video viral disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di Jalan Akses Marunda, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (17/9/2019).
Berdasarkan hasil penelusuran, wanita yang ditolong anggota kepolisian itu bernama Dian Islamiyati (36).
Waktu itu, Dian tengah menggendong jenazah cucunya yang meninggal di Puskesmas Kecamatan Cilincing.
Dian pun menceritakan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Awalnya, anak Dian yang berinisial IAS (16) menjalani proses persalinan di Puskesmas Kecamatan Cilincing pada hari Selasa siang.
Namun proses kelahiran itu bersifat prematur karena bayi yang dikandung IAS diketahui meninggal saat berada di dalam kandungan yang baru berusia 28 minggu.
Setelah kelahiran tersebut, kata Dian, pihak puskesmas langsung memberikan surat kematian cucunya tersebut.
Dian ingin segera membawa jenazah cucunya itu untuk dimakamkan.
Pihak Puskesmas sempat menanyai dirinya bagaimana Dian akan membawa jenazah tersebut.
Ia mengatakan bahwa keponakannya sudah menjemput dirinya menggunakan sepeda motor.
Jadilah Dian dan keponakannya tersebut membawa jenazah cucunya itu menggunakan sepeda motor tersebut.
Namun naas, sepeda motor yang mereka gunakan mogok di Jalan Akses Marunda.
"Saat itu dalam keadaan macet, di perempatan KBN motor mogok karena kehabisan bensin.
Saya jalan sampai pom bensin. Itu macet banget saya jalan pelan-pelan," kata Dian di rumahnya, Rabu (18/9/2019).
Dian yang panik lantas menggendong jenazah tersebut sambil berjalan kaki, sementara keponakannya itu disuruhnya mengisi minyak di SPBU terdekat.
Sekitar 100 meter berjalan, ia dipanggil oleh tiga orang personil kepolisian.
Polisi tersebut menanyakan mengenai jenazah bayi tertutup kain hitam yang sedang digendong Dian.

Setelah memberikan penjelasan, polisi tersebut lantas mengantarkan Dian ke kediamannya yang berada di Kampung Malaka I, RT 07/RW 12 Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.
"Ya sudah terus saya diantarkan sampai ke sini, ke rumah. Pak polisi itu juga sempat lama di sini, ngobrol-ngobrol," ucap Dian.
Sampai di rumah, Dian langsung menyegerakan pemakaman jenazah cucunya itu.
Akhirnya jenazah cucunya dikuburkan di TPU Malaka pada Selasa malam selepas ibadah shalat isha.
Viral seorang pria gendong jenazah karena ditolak ambulans
Video seorang ayah membopong jenazah anaknya yang jadi korban tenggelam dengan berjalan kaki viral di media sosial.
Hal ini dilakukan lantaran ambulans di Puskesmas terkait menolak untuk mengantar ke rumah duka.
Dinkes Tangerang memohon maaf dan menyebut keputusan tersebut sesuai dengan SOP.
Sebuah video beredar di media sosial yang menunjukkan seorang anak tengah membopong jenazah anaknya yang ditutup kain.
Jenazah tersebut merupakan jenazah Muhammad Husein (8), korban tenggelam di Sungai Cisadane, Tangerang, Jumat (23/8/2019).
Husein dan satu orang temannya bernama Fitrah Adi Hidayah (12) menjadi korban hanyut saat bermain di tengah Sungai Cisadane.
Bocah 8 tahun tersebut sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat yakni Puskesmas Cikokol.
Sayangnya, nyawa Husein sudah tidak tertolong lagi.
Kesedihan keluarga semakin bertambah saat pihak Puskesmas Cikokol menolak meminjamkan ambulans untuk mengantarkan jenazah Husein.
Mengetahui hal tersebut, ayah Husein langsung membopong jenazah anaknya menuju kediamannya di Kampung Kelapa, Kota Tangerang.
Tampak dalam video yang beredar, ayah Husein berjalan kaki membopong jenazah anaknya.
Sampai di sebuah jembatan saat akan menaiki tangga, seorang pengendara mobil berbaik hati mengantarkan jenazah Husein.
Warga tampak berkerumun berusaha membantu ayah Husein untuk masuk ke dalam mobil tersebut.
Pihak Puskesmas tidak bisa mengantarkan jenazah Husein menggunakan ambulans dengan alasan ambulans hanya diperuntukkan untuk pasien yang masih bernyawa.
Alasan tersebut dianggap sesuai dengan SOP (standar operasional) Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Selain itu, ambulans hanya diperuntukkan bagi pasien dalam kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan tidakan segera.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspadewi.
Menurut Liza, alat-alat medis dalam ambulans harus selalu dalam keadaan steril.
Liza menyebut, penggunaan ambulans untuk mengantar jenazah ditakutkan akan berdampak pada kondisi alat-alat medis untuk pasien selanjutnya.
"Kalau digunakan untuk jenazah, khawatir akan berdampak pada pasien yang nantinya menggunakan ambulans tersebut," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/8/2019), dikutip dari Wartakotalive.com.
Mewakili Pemkot Tangerang, Liza meminta maaf kepada keluarga Husein atas ketidak nyamanan tersebut.
"Mewakili Pemkot Tangerang, saya mohon maaf kepada keluarga korban yang tenggelam."
Liza menambahkan, selain mobil ambulans Pemkot Tangerang juga menyediakan mobil jenazah gratis yang dapat dimanfaatkan.
"Selain ambulans, Pemkot juga telah menyediakan fasilitas mobil jenazah melalui panggilan darurat 112," ungkapnya.
Pada Jumat (23/8/2019), Husein dan ketiga temannya bermain di Sungai Cisadane.
Husein dan Fitrah Adi dikabarkan tenggelam pada pukul 14.30 WIB karena terseret arus.
Jenazah Husein kemudian ditemukan satu jam setelah peristiwa tersebut.
Sementara Fitrah Adi ditemukan sekitar pukul 21.52 WIB oleh Tim SAR gabungan.
Fitrah Adi juga ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
(*)