Selama 10 Tahun, Pria Ini Biarkan Tubuhnya Digigit Lebih 200 Ular Berbisa
eorang warga negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat , Tim Friede rela digigit ular berbisa.
Metode yang sama - dengan menggunakan binatang - sebenarnya telah membuat kita memiliki satu-satunya anti-bisa yang ada sekarang.
Cara memproduksi penawar bisa nyaris tidak berubah sejak abad ke-19. Racun dalam dosis kecil disuntikkan ke kuda atau domba, dan kemudian antibodi binatang dikumpulkan dari darahnya.
Friede, 51 tahun, mantan supir truk, memang bukanlah ahli kekebalan dan dia tidak pernah kuliah di universitas .
Tetapi ketakutannya terbunuh mahluk beracunlah yang membuatnya melakukan tindakan yang aneh ini sejak 20 tahun lalu.
Menggandakan antibodi
Hasil pemeriksaan kesehatan meyakinkannya bahwa metodenya efektif.
"Dibandingkan orang-orang lain saya memiliki antibodi pelawan bisa dalam jumlah dua kalinya. Ini telah dipastikan tes laboratorium," katanya.
Sekitar dua tahun lalu, video YouTube-nya ditonton ahli imunologi Jacob Glanville.
Dia berhenti menjadi ilmuwan senior di perusahaan obat raksasa Pfizer untuk mendirikan perusahaannya sendiri yang berkecimpung dalam bidang anti-bisa.
"Yang dilakukan Tim menakjubkan, tetapi memang berbahaya dan saya tidak pernah mengusulkannya kepada siapapun," kata Glanville.
Tetapi perusahaannya tetap menggunakan sampel darah Friede untuk membuat jenis baru anti-bisa.
Jumlah korban meninggal sekitar 81.000 sampai 138.000 orang dan lebih dari 400.000 lainnya mengalami cacat permanen.
Tanggal 19 September kemudian dijadikan sebagai hari kesadaran gigitan ular.
Hal ini dilakukan guna mengatasi masalah yang telah melumpuhkan masyarakat pedesaan Asia, Afrika dan Amerika Selatan.
Tikus