Berbuat Anarkis, Aksi Demo Pelajar SMA di Wamena Diduga Ditunggangi KNPB

Aksi demonstrasi yang digelar pelajar SMA di Kabupaten Jayawijaya, Papua yang berakhir anarkis diduga disusupi Kelompok KNPB

Editor: Samir Paturusi
(AFP/VINA RUMBEWAS)
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah. 

TRIBUNKALTIM.CO,WAMENA-Aksi demonstrasi  yang digelar pelajar SMA di Kabupaten Jayawijaya, Papua yang berakhir anarkis diduga disusupi Kelompok Komite Nasional Papua Barat ( KNPB).

Dalam aksi anarkis ini kantor Bupati Jayawijaya di Kota Wamena juga ikut dibakar termasuk Kantor PLN. Selain itu, rumah warga dan pertokoan juga tak luput dari aksi anarkis ini. 

Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Chandra Diyanto mengungkapkan mengatakan, aksi demonstrasi di Wamena memang murni dilakukan para pelajar SMA.

16 Warga Tewas dan 65 Terluka Saat Kerusuhan Pecah di Wamena Papua, Objek Vital Dijaga 24 Jam

1 Prajurit TNI Gugur di Kerusuhan di Papua, Dibacok saat Istirahat Sejenak Usai Antar Pengunjuk Rasa

"Tapi aksi pembakaran sepertinya sudah terencana. Dan bisa saya katakan itu dilakukan kelompok KNPB,” ungkap Dandim, Senin (23/9/2019) tengah malam waktu Papua.

Dijelaskannya, kronologis demo yang dilakukan para pelajar SMA ini bermula adanya informasi yang viral di tengah-tengah masyarakat tentang dugaan ujaran rasisme diduga dilakukan seorang guru.

Akan tetapi, setelah dilakukan pengecekan hal itu tak benar terjadi.

“Dari hasil investigasi dan analisa intelijen tentang keterangan pihak sekolah, kepala sekolah dan guru yang bersangkutan, tidak ada ujaran rasisme.

Nah, itu pun kita terus mendalami informasi itu,” jelasnya.

Bentrok TNI/Polri dengan Massa di Papua, Satu Prajurit TNI Gugur di Jayapura

Papua Rusuh Lagi, Aktivitas 120 Penerbangan Bandara Wamena di Lembah Baliem Dihentikan 

Chandra menegaskan, sebenarnya kemarin sama sekali tidak ada rencana unjuk rasa di Kota Wamena.

Unjuk rasa direncanakan akan berlangsung tanggal 26-27 September 2019.

“Ternyata kemarin unjuk rasa itu mendahului dari tanggal permintaan mereka. Nah, aksi unjuk rasa itu terjadi di sekolah PGRI.

Kemudian kami bersama polisi mengiring mereka ke Polres.

Namun, di tengah perjalanan ada aksi unjuk rasa yang dari hasil pengamatan kita tidak murni dari pelajar, akan tetapi mereka menggunakan seragam SMA,” pungkasnya.

Dari sinilah, lanjut Chandra, kemudian muncul aksi spontanitas dari mereka mengajak seluruh pelajar SMA di Kota Wamena untuk ikut turun ke jalan.

“Kita sudah coba redam bersama Bupati Jayawijaya, namun ajakan yang semakin kuat membuat jiwa muda para pelajar ini untuk ikut-ikutan turun ke jalan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved