Breaking News

Breaking News

BREAKING NEWS Ayah Berbuat Amoral ke Anak Tirinya, Saat Beraksi Si Ibu Kandung pun Ikut Pegangi

Gurunya langsung membawa korban ke Polsek Loa Janan. Namun, karena lokasinya di wilayah Samarinda Seberang.

Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Christoper D
ASUSILA - Ayah tiri dan ibu kandung korban telah diamankan jajaran Polsek Samarinda Seberang, Selasa (24/9/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kali ini ada tindakan asusila terhadap anak-anak lagi, terjadi di Kota Samarinda Kalimantan Timur

Ceritanya, pasangan suami istri yang berperan sebagai ayah dan ibu kompak melakukan tindakan amoral terhadap anaknya yang masih bocah SD, masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar (SD) dan berstatus sebagai anak tiri

Tindakan bejat itu yakni perbuatan amoral yang dilakukan oleh Ax (50) ayah tiri korban yang diketahui serta dibantu oleh ibu kandung korban, Rm (42).

Perbuatan amoral itu dilakukan terhadap korban yang masih berusia 11 tahun sejak setahunan terakhir.

Kasus itu terungkap, usai korbannya menceritakan hal itu kepada gurunya di sekolahan.

"Saat digonceng pelaku (Ax), korban ini lompat dari motor dan langsung kabur ke sekolahan," ungkap Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo kepada Tribunkaltim.co pada Selasa (24/9/2019).

"Di sekolahan, korban menceritakan kejadian yang dialaminya ke guru," ucap Kapolsek Samarinda Seberang lagi. 

"Gurunya langsung membawa korban ke Polsek Loa Janan. Namun, karena lokasinya di wilayah Samarinda Seberang, lalu diserahkan kami untuk penangannya," sambungnya.

Awal kejadian tersebut bermula karena pelaku merasa tidak puas saat berhubungan badan dengan istrinya.

Lalu, pelaku menyetubuhi anak tirinya dengan ibunya turut serta memegangi si korban.

Perbuatan tersebut selalu dilakukan pelaku di kamar hotel.

Enam kali sudah korban jadi korban kebejatan ayah tirinya itu.

Ibu korban tidak dapat menolak perintah pelaku.

Karena takut diceraikan oleh pelaku, kendati hubungan keduanya hanya pasangan suami istri siri.

"Ibu kandung korban mengetahui, tapi tidak berani melawan karena takut diceraikan," jelasnya.

Sementara itu, setelah menerima laporan tersebut, pelaku Ax dan Rm diamankan pada Sabtu (21/9/2019) lalu.

Dan dijerat dengan UU Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014, dengan ancaman tahanan diatas 5 tahun.

"Untuk kondisi anak masih trauma. Dan korban ini selalu takut dengan pelaku. Saat ini korban tinggal dengan keluarganya yang lain," pungkasnya.

Oknum Kepolisian Berbuat Amoral Terhadap Anak-anak

Pascakejadian perlakuan tindakan asusila terhadap anak-anak, para orang tua korban pun merespon geram. Ingin ada penegakan hukum secara adil dan nyata.

Kasus mencuatnya tindakan amoral yang diduga dilakukan oknum Kepolisian di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur berdampak pada anak-anak sebagai korban.

Berdasarkan catatan dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Balikpapan terdapat lima anak menjadi korban kasus dugaan amoral.

Sebanyak lima orang anak, yang berjenis kelamin perempuan ini menjadi korban asusila yang notabene si pelakunya adalah oknum Kepolisan yang berperan sebagai guru mengaji.

Sejauh ini pelaku oknum Kepolisian ini berinisial AS, yang tugas di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, institusi Polda Kaltim.

Kabarnya, Polda Kaltim sedang mendalami dan memproses dari si oknum Kepolisian ini.

Pihak Polres Balikpapan juga membenarkan jika ada laporan dari orang tua korban.

Dilaporkan ada anak-anak yang dilecehkan, melanggar norma susila.

Kejadian persisnya berada di Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kali ini UPTD PPA Kota Balikpapan ungkapkan dampak dari kejadian perlakuan tersebut.

Saat Tribunkaltim.co mencoba mewawancarai salah satu tim di UPTD PPA Kota Balikpapan, Vivi Nur Asyiah Bordu Damanik, mengatakan.

Secara psikologis, anak-anak yang jadi korban asusila oleh terduga oknum Kepolisian ini tentu terganggu.

Sejauh ini ada mengalami dampak ekses dari aktivitas amoral dari si pelaku ini.

Berikut ada deretan fakta yang terungkap dampak dari aktivitas amoral ini yang dirangkum oleh Tribunkaltim.

1. Korban Menjadi Takut

Secara psikologis tentu saja, kelima anak yang jadi korban oknum Kepolisian,  mengalami gangguan.

Sebenarnya bukan trauma akibat perilaku oknum Kepolisian ini.

"Bukan trauma tapi takut, soalnya kan kalau trauma itu dalam banget," tutur Vivi UPTD PPA Kota Balikpapan.

2. Tidak Lagi Mau Belajar Mengaji

Mereka para korban asusila dari oknum Kepolisian merasa takut, tidak mau lagi pergi mengaji.

"Jadi karena takut mereka akhirnya tidak mau melanjutkan belajar ngaji yang lagi karena orang tuanya juga sudah melarang, sudah gak usah ngaji lagi," kata Vivi kepada Tribunkaltim.co.

Perlu diketahui, selama ini oknum Kepolisian ini dikenal sebagai pribadi yang baik, mau mengisi waktu untuk menjadi pengajar pengajian.

3. Korban Masih Mau Berbicara

Keberadaan para korban sebenarnya tidak sampai membuat merasa syok hingga sampai berujung trauma berat sampai harus banyak berdiam diri atau bengong.

"Mereka para korban masih mau berbicara kepada ada orang-orang di sekitarnya," ujar Vivi.

Sejauh ini warga dan orangtua mengenal pelaku oknum Kepolisian ini.

Walau sibuk karir di dunia Kepolisian, masih sempatkan waktu untuk sambil mengajar pengajian kepada anak-anak.

Dari sisi perilaku pun tercitra baik, ramah dan sopan.

Serta dikenal sebagai anggota Kepolisian tentu saja fungsi dari Kepolisan merupakan pengayom dan penjaga masyarakat.

4. Takut Masa Depan jadi Suram

Orangtua korban merasa tindakan pelaku melakukan tindakan asusila terhadap anak-anak ya jadi pengalaman pahit.

Berniat, anak-anaknya bisa pandai dalam pengetahuan agama.

Namun sebaliknya tidak mendapat pengalaman yang berharga, terkena petaka, diperlakukan amoral oleh oknum Kepolisian ini.

"Saya sedih sekali selama ini, kita begitu besar kepercayaan kepada dia (oknum polisi) tahunya malah jadi begini," ujar salah satu orang tua korban yang ungkapkan kepada Tribunkaltim.co

Karena itu, perlu ada tindaklanjut untuk melakukan penegakan hukum. Si pelaku oknum Kepolisian ini dihukum demi memberi efek jera, jangan sampai mengulangi perbuatan yang serupa.

"Saya berharap pelaku diberi hukuman yang setimpal, kami sangat terpukul dengan tindakannya itu, karena kan ini bisa membuat masa depan anak saya menjadi suram," tutur orang tua korban ini.

(Tribunkaltim.co)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved