Pengadian dr. Soeko Marsetiyo Berakhir di Tolikara, Tewas Saat Kerusuhan di Kota Wamena

Pengandian dr. Soeko Marsetiyo (53 tahun) yang telah bertugas di Kabupaten Tolikara, Papua selama lima tahun harus berakhir.

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/HO
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah 

"Setalah itu akan ada penghormatan dari semua insan kesehatan yang ada di Papua, kita akan letakan jenazahnya di Dinas Kesehatan dan ketika semua urusan teknis selesai, rencananya kita akan kirim jenazahnya ke keluarganya di Yogya," terangnya.

Kejahatan terhadap pekerja kemanusiaan

Informasi mengenai tewasnya dr. Soeko Marsetiyo juga mendapat perhatian khusus dari Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua.

Profesi dr. Soeko sebagai seorang pekerja kemanusiaan seharusnya bisa mendapat perlindungan lebih dari semua pihak.

Karenanya, Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Fritz Ramandey menganggap tewasnya dr. Soeko saat kerusuhan Wamena sebagai sebuah kejahatan yang tidak biasa.

"Jadi kalau ada kejahatan ditujukan kepada para guru, tenaga medis, ini kejahatan terhadap pekerja kemanusiaan karenanya ini kategorikan kejahatan terhadap pekerja kemanusiaan," tuturnya.

Jumlah Korban Tewas dalam Kerusuhan di Wamena Papua Bertambah jadi 21 Orang

Demo Berakhir Anarkis di Wamena, Bupati Jayawijaya: Jangan Terpancing Berita Hoaks

Dari sedikitnya jumlah pekerja kemanusiaan yang dengan suka rela meminta bertugas di wilayah pedalaman, maka tewasnya dr. Soeko menjadi duka bagi seluruh masyarakat Papua.

"Sangat sangat disayangkan dan Komnas HAM menyampaikan turut berduka cita," kata Fritz yang saat ini tengah berada di Wamena.

Hingga Rabu (25/9/2019), total korban tewas kerusuhan Wamena sebanyak 32 orang dan 75 luka-luka. Kemudian 80 kendaraan roda empat, 30 kendaraan roda dua, 150 rumah dan pertokoan, serta 5 perkantoran hangus terbakar.

Saat ini sekitar 5.000 warga Wamena memilih mengungsi di 4 titik pengungsian yang ada.  (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved