Liga Indonesia
Pesan Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiantoro untuk Rivalitas Suporter Beraroma Dendam Aremania dan BCS
Pesan Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiantoro untuk Rivalitas Suporter Beraroma Dendam Aremania dan BCS di Liga 1 2019
TRIBUNKALTIM.CO - Pertemuan suporter Arema FC dan PSS Sleman hingga kini masih menyisakan dendam yang tak berujung di Liga 1 2019.
Hal ini kembali terjadi saat Arema FC menjamu PSS Sleman di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Selasa (24/9/2019) lalu di Liga 1 2019.
Beberapa suporter suporter PSS Sleman yang nekat datang, tak luput dari amuk Aremania di tribun penonton.
• BREAKING NEWS - Kabar Buruk Buat Bobotoh dan Aremania, Laga Persib vs Arema FC Resmi Ditunda
• Terungkap, Kekalahan PSS Sleman Melawan Arema FC di Malang, Akibat Ulah Aremania
• Arema FC vs PSS Sleman, Aremania Tak Masalah Suporter BCS Tandang ke Malang, Tapi Ini Syaratnya
Rivalitas Aremania dan Brigata Curva Sud (BCS) suporter PSS Sleman ini bermula saat pembukaan Liga 1 PSS Sleman Vs Arema FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Saat itu Aremania yang datang mendapat perlakuan tak mengenakan yakni dilempari oleh suporter tuan rumah.
Akhirnya kedua suporter, Aremania dan BCS terlibat kerusuhan hingga pertandingan dihentikan sebelum waktunya.
Setelah dari situlah muncul rivalitas antara Aremania dan BCS.
Sementara hubungan Aremania dan Slemania dikabarkan masih tetap baik.
Soal hal ini dan tekanan yang diberikan saat PSS Sleman datang ke Malang, Seto Nurdiantoro, pelatih PSS Sleman berharap agar ke depan seluruh suporter dapat lebih dewasa dalam mendukung tim kesayangannya.
"Semua suporter harus dewasa dalam mendukung tim kesayangannya.
Harus diingat, sepak bola adalah ajang persahabatan dan persaudaraan. Harapan saya ke depan suporter ini bisa lebih cerdas dan smart lagi," kata Seto Nurdiantoro, Kamis (26/9/2019).
Tak hanya itu, Seto Nurdiantoro juga berharap agar seluruh suporter yang kini masih memiliki dendam dan rivalitas, dapat berdamai demi sepak bola Indonesia.
"Semua pasti ingin sepak bola Indonesia maju. Kalau semua berjalan dengan baik, akan muncul kompetisi yang baik.
Dari sini akan menghasilkan pemain-pemain yang berkualitas," tuturnya.

Berpotensi disanksi
Ada tiga insiden di laga Arema FC vs PSS Sleman yang membuat manajemen Singo Edan berpeluang mendapat sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Tiga insiden itu terjadi dalam laga di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Selasa (24/9/2019).
Terjadi tiga pelanggaran dalam laga yang berakhir dengan skor 4-0 untuk kemenangan Arema FC itu.
Pertama, ada dua oknum suporter yang masuk ke lapangan saat jeda babak pertama.
Dua oknum suporter tersebut terlihat mengacungkan jari tengah kepada pemain cadangan PSS Sleman yang sedang pemanasan sebelum babak kedua dimulai.
Kedua, pertandingan diwarnai kericuhan suporter yang berkelahi karena diduga ada suporter PSS Sleman yang nekat datang ke stadion.
Ketiga, ada smoke bomb (bom asap) menyala di tribun ekonomi setelah pertandingan.
“Semoga (semoke bomb) itu tidak ada denda karena pertandingan sudah selesai.”
“Kami selalu mengimbau Aremania, dan kami katakan bahwa klub sudah dapat denda Rp 75 juta karena pelemparan dalam pertandingan pekan lalu.”
“Mohon Aremania tidak melakukan hal yang dapat berimbas pada sanksi atau denda,” ujar Abdul Haris, Ketua Panpel Arema FC melansirSURYAMALANG.COM, Rabu (25/9/2019).
Panpel sudah melakukan beberapa upaya untuk meminimalisir sanksi dan denda, termasuk melarang pedagang asongan jualan di tribun VIP.
Pelarangan ini akibat Aremania di tribun VIP melemparkan botol minuman dan botol teh kemasan karena penonton kesal pada kepemimpinan wasit di laga Arema FC vs Borneo FC.
• Kemenangan Telak Arema FC Tercoreng, Terancam Denda Lagi Akibat Ulah Aremania
• Persib vs Arema FC, Tanpa Esteban Vizcarra, Robert Rene Alberts Siapkan Peran Baru untuk Pemain Ini
• Update Klasemen Liga 1 2019, Arema FC Sukses Lewati Persebaya Surabaya di Posisi 5 Besar
• Janji Abdul Aziz ke Bobotoh Jelang Laga Persib vs Arema FC, hingga Situasi Maung Bandung Terkini
Akibat pelanggaran itu, manajemen Arema FC kena denda Rp 75 juta.
“Sekarang tidak ada yang jualan di tribun VIP. Kami sterilkan tribun VIP dari pedagang asongan.”
“Ini juga sesuai komitmen sebelumnya. Kalau ada pelemparan teh kemasan dan botol, saya minta mereka hanya jualan di tribun ekonomi sampai waktu yang tidak ditentukan,” terangnya.
(*)