Genjer yang Dulu Disebut Makanan 'Orang Miskin' Kini Hadir di Restoran Mewah

Akhirnya masyarakat masa itu hanya mampu menyentap genjer sebagai lauk. Bahkan, saat itu ‘genjer’ (Limnocharis flava) merupakan tanaman gulma

Editor: Nur Pratama
KOMPAS.com / Gabriella Wijaya
Sayur Genjer yang ditumis bumbu tauco dari Rumah Makan Tekko dengan makanan lainnya 

TRIBUNKALTIM.CO - Genjer sempat terkenal sebagai makanan rakyat jelata pada era 1930-an
hingga masa kemerdekaan.

Dilansir dari Wikipedia, Genjer (dibaca gènjèr) atau paku rawan (Limnocharis flava) adalah sejenis tumbuhan rawa yang banyak

dijumpai di sawah atau perairan dangkal. Biasanya ditemukan bersama-sama dengan eceng gondok. Genjer adalah sumber sayuran

"orang miskin", yang dimakan orang desa apabila tidak ada sayuran lain yang dapat dipanen.

Dalam bahasa internasional dikenal sebagai limnocharis, sawah-flower rush, sawah-lettuce, velvetleaf, yellow bur-head, atau cebolla de chucho. Nama "paku rawan"

agak menyesatkan karena genjer sama sekali bukan anggota tumbuhan paku.

Lewat lagu Genjer-Genjer, karya seorang seniman asal Banyuwangi bernama M. Arif, menceritakan bahwa masyarakat pada masa
penjajahan Jepang sangat sengsara. Lagu genjer-genjer menceritakan kesengsaraan rakyat yang hanya bisa mengonsumsi genjer.

Akhirnya masyarakat masa itu hanya mampu menyentap genjer sebagai lauk. Bahkan, saat itu ‘genjer’ (Limnocharis flava) merupakan
tanaman gulma yang tumbuh di rawa-rawa yang juga dikonsumsi itik.

Sayur genjer semakin kalah pamor pada era Order Baru. Lagu Genjer-genjer identik dengan PKI sehingga pada masa Orde Baru, lagu ini dianggap "terlarang".

Menyebut kata "genjer" pun seakan-akan menyeramkan. Namun, kini pamor genjer mulai berubah. Genjer hadir di meja makan masyarakat Indonesia terutama di Jawa dan Sumatera.

Daun genjer segar yang merupakan sayuran hijau Tak hanya itu, genjer pun masuk dalam menu beberapa restoran mewah maupun
restoran keluarga. Salah satunya Bunga Rampai di Jakarta.

Sayur genjer pernah menjadi salah satu makanan yang disantap CEO Telegram, Pavel Durov saat datang ke Indonesia pada 2017 lalu.

Saat kunjungan pada 1 Agustus 2017, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menjamu pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov dengan makan siang berupa sayur genjer dan gurame goreng di restoran Bunga Rampai.

Kunjungan Durov pun sempat dikicaukan oleh Rudiantara di akun Twitternya @rudiantara_id.

Rudiantara mengunggah sebuah gambar yang memperlihatkan keduanya sedang makan siang dengan jamuan menu Indonesia. Salah satunya sayur genjer.

"Makan siang dengan Pavel @durov CEO Telegram. Nasi hijau, bakwan jagung, gurame goreng, sayur genjer, udang sambal," tulis pria yang karib disapa Chief RA itu.

Menurut Manager Operational Bunga Rampai Ronald AMP, saat pertemuan tersebut, pihak yang bertemu langsung memesan hidangan saat itu, jadi tanpa pemesanan terlebih dahulu sebelumnya.

"Mereka hanya minta dan memilih menu khas Indonesia, dan salah satunya hidangan Tumis Genjer tersebut," ujar Ronald AMP, saat
dihubungi Kompas.com pada Jumat (28/09/2019). Sebagai salah satu makanan tradisional Indonesia, genjer menjadi salah satu
hidangan yang dipertahankan di Bunga Rampai.

"Dan di Bunga Rampai sendiri sengaja mengangkat masakan-masakan traditional dari seluruh daerah di Indonesia," tambahnya.

Bunga Rampai merupakan salah satu restoran semi fine dinning di Jakarta. Restoran ini menyajikan beragam makanan Indonesia di restoran berkonsep rumah gaya Belanda bersuasana klasik dan romantis.

Disukai semua kalangan Selain Bunga Rampai, restoran Warung Tekko juga memiliki sayur genjer dalam menunya. Menurut Marketing Manager Warung Tekko Sidik Kadarsyah, Warung Tekko mengusung tema masakan tradisional Indonesia.

"Karena itu juga kita hadirkan genjer di menu," kata Marketing Manager Tekko Sidik Kadarsyah, saat ditemui Kompas.com, Senin
(30/9/2019). Walau identik dengan sayur "jadul", tetapi ternyata penikmat genjer di Warung Tekko berasal dari berbagai golongan, mulai yang tua hingga yang muda.

"Ada remaja pernah pesen. Pertama saya kenalin ada hidangan genjer, 'mau cobain enggak?' lalu mereka mencoba dan suka," ujar Sidik.

Ia pun berbagi cara mengolah genjer.

Tanaman genjer ini memiliki rasa pahit dan tekstur yang keras. Pertama-tama, ungkap Gatot, mulai dari cara memilih genjer dan
cara mengolah genjer agar tidak terasa pahit saat dimakan

“Genjer yang baik adalah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, pilih warna yang segar dan hijau.

Ujung batang jangan disertakan, karena teksturnya lebih keras,” jelas Gatot. Sementara itu, untuk menghilangkan rasa pahit,
potongan genjer direbus dalam air yang dicampur asam Jawa. “Tapi jangan (direbus) terlalu lama. Kemudian diangkat, dicuci, baru
dimasak,” tambahnya.

Daun Genjer sebelum ditumis

Walaupun tekstur genjer seperti lembek tetapi sebenarnya tanaman ini menyimpan sesnsai renyah saat disantap. “Genjer punya tekstur

yang sedikit lembek tapi punya serat yang segar dalam batangnya, sehingga kalau digigit dalam tekanan dua gigi akan menimbulkan

sensasi 'kres' yang nikmat,” pungkas Gatot.

Ia menganjurkan agar tidak terlalu lama untuk memasak sayur genjer.

Dengan kondisi ini, lanjutnya, genjer tidak boleh dimasak terlalu matang. "Pertahankan warna genjer tetap hijau segar,” ungkapnya.

Chef Gatot juga menyarankan genjer sebaiknya ditumis. “Karena teksturnya yang sedikit lembek, enaknya ditumis, dimasak cepat

dengan api besar,” ujarnya. Sayur genjer bisa dihidangan dengan banyak varian seperti tumis genjer cabe bawang, tumis genjer

ebi pete,tumis genjer tauco, tumis genjer tempe cabe merah, dan tumis genjer balacan.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved