Tak Punya Biaya, Kaspul Warga Kukar Hidup Kesakitan dengan 6 Pen yang Tertanam di Kaki Kanan

Kaspul (38), warga Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kukar, hidup sehari-hari dengan 6 pen tertanam di tulang kering kaki kanannya selama 3 tahun.

Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO/ RAHMAT TAUFIQ
Kaspul warga Kutai Kartanegara harus hidup dengan pen di kaki kanan karena tak punya biaya untuk melepas pen tersebut 

Ia segera mendapat penanganan dari tim dokter di sana. Kakinya diberi pen.

Perusahaan membantu biaya Rp 5 juta untuk pasang pen.

Kini, peristiwa itu sudah 3 tahun berlalu. Pen di kakinya sudah saat dilepas.

Pihak perusahaan sudah tidak menanggung lagi biaya pelepasan pen di kakinya.

Ia hanya berharap uluran tangan para dermawan.

Saat ini Kaspul menjadi tumpuan istri dan kedua orang anaknya.

Dalam kondisi kaki tertanam pen, ia harus tetap bekerja.

Ia memulung besi dan plastik saat sungai surut.

Ia menggunakan perahu. Barang-barang itu dijualnya.

“Sehari bisa laku Rp 40 ribu, pernah juga dapat Rp 60 ribu, tapi sehari juga pernah nggak dapat sama sekali.

Kalau air sungai pasang, penghasilan saya malah berkurang, paling dapat Rp 20-30 ribu.

Karena saya tidak mungkin menyelam untuk mencari plastik dan besi di dasar sungai dalam kondisi kaki seperti ini,” tuturnya.

Sesekali Kaspul merasakan nyeri di kaki jika ia banyak bergerak.

“Paling sengsara itu kalau waktunya tidur.

Kaki dalam posisi apapun, bahkan dimiringkan tetap akan terasa sakit, apalagi saat pen bersentuhan dengan lantai,” ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved