Aksi Cepat Tanggap
Dapur Umum dan Layanan Kesehatan ACT Terus Bantu Korban Gempa Ambon
"Kalau malam dingin. Pengungsi hanya tidur di tenda terpal beralaskan tikar," terang dr Wiwi.
TRIBUNKALTIM.CO - Berdasarkan data terakhir ACT, lebih dari 50.000 warga mengungsi di Kabupaten Maluku Tengah, 42.000 pengungsi di Kabupaten Seram Bagian Barat, dan hampir 3.000 pengungsi di Kota Ambon.
Sejumlah pengungsi tersebut masih enggan kembali ke rumah akibat trauma.
Selama dua pekan pascagempa ini, para pengungsi pun mulai mengeluhkan sejumlah penyakit.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus memberikan pelayanan kesehatan dan suplai pangan melalui program “Dapur Umum” bagi para penyintas gempa.

Relawan Medis ACT dokter Adriana Wiwi Padundung mengatakan, sejumlah penyakit yang muncul lebih banyak dialami anak-anak.
Selain sistem kesehatan anak-anak lebih rentan, kondisi pengungsian yang tidak layak, kotor, lembab, dan dingin turut menjadi sumber penyakit.
"Kalau malam dingin. Pengungsi hanya tidur di tenda terpal beralaskan tikar," terang dr Wiwi.
Menurut dr Wiwi, antisipasi penyakit bisa dilakukan dengan pindah ke tempat yang lebih bersih.
Pengungsi harus benar-benar menjaga kebersihan tenda.

"Itu tantangannya. Memang sangat sulit menjaga kebersihan di kondisi terbatas seperti di pengungsian," lanjut dr Wiwi.
Gandeng ACT, Pertamina Peduli Penuhi Kebutuhan Pangan Pejuang Nafkah Balikpapan |
![]() |
---|
PT PHSS dan ACT Distribusikan Bantuan APD untuk Rumah Sakit dan Puskesmas di Kutai Kartanegara |
![]() |
---|
6 Warga Positif Covid-19, ACT Kaltim Gencarkan Aksi Disinfektasi |
![]() |
---|
ACT Siapkan Corona Crisis Center sebagai Bentuk Kepedulian Nasional |
![]() |
---|
ACT Tunaikan Amanah Dermawan untuk Bantu Muslim New Delhi |
![]() |
---|